Pengelola Pasar Rakyat di Jakut Diminta Sediakan Kantong untuk Pilah Sampah Organik-Anorganik

Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara tengah berupaya menggencarkan gerakan kolaborasi pengelolaan sampah di pasar rakyat.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Septiana
(Dok. Sudin Kominfotik Jakarta Utara).
Kasudin Lingkungan Hidup Jakarta Utara Achmad Hariadi. Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara tengah berupaya menggencarkan gerakan kolaborasi pengelolaan sampah di pasar rakyat. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara tengah berupaya menggencarkan gerakan kolaborasi pengelolaan sampah di pasar rakyat.

Kasudin Lingkungan Hidup Jakarta Utara Achmad Hariadi mengatakan, pihaknya akan menjalin koordinasi dengan Perumda Pasar Jaya untuk menyediakan kantong pilah sampah di pasar-pasar rakyat di Jakarta Utara.

“Kami akan dorong ke Perumda Pasar Jaya untuk membuat langkah strategi pemilahan sampah dengan menyediakan kantong pilah sampah ramah lingkungan," kata Hariadi dalam keterangannya, Selasa (31/5/2022).

Kantong pilah sampah ini sifatnya wajib ramah lingkungan dengan jenis organik dan anorganik.

Hariadi meminta pengelola bisa menyediakan kantong pilah sampah pada setiap kios di pasar rakyat ke depannya.

Baca juga: Gara-gara Bakar Sampah, Warga Pasar Minggu Ini Didenda Anak Buah Anies Rp500 Ribu

"Kantong ini menjadi tempat pemilahan sampah supaya organik dan anorganik supaya tidak bercecer," katanya.

Sampah-sampah yang telah dipilah itu lah yang akan diangkut tim pada suatu tempat yang dipilih untuk kemudian dimanfaatkan para penggiat lingkungan hidup.

Ilustrasi Sampah. Pemerintah Kota Tangerang siap merealisasikan penerapan Proyek Strategis Nasional (PSN) pada Pengolahan Sampah Energi Listrik atau PSEL.
Ilustrasi Sampah.  (WARTA KOTA/MUHAMAD AZZAM)

Ini merupakan gerakan kolaborasi dengan menggandeng penggiat lingkungan seperti penggiat maggot, penggiat pakan ternak, serta penggiat biodigester.

"Sampah organik akan dimanfaatkan penggiat lingkungan hidup sedangkan sampah anorganik yang bernilai masuk ke bank sampah," kata Hariadi.

Sementara itu, Manajer Area 14 Perumda Pasar Jaya Febri Rozaldi optimistis terhadap implementasi pengelolaan sampah pada 23 pasar rakyat di Jakarta Utara

Menurutnya, implementasi ini harus dimulai dengan mengubah budaya setiap pemilik kios pasar rakyat dari budaya mengumpulkan sampah menjadi memilah sampah

“Kami optimis ini bisa dijalankan dengan memulainya dengan edukasi sehingga bisa merubah budaya pemilik kios dari budaya mengumpulkan sampah menjadi memilah sampah,” tutupnya.

Baca juga: Bandingkan JIS dengan Mangkraknya ITF, Pengamat Nilai Pemprov Nikmati Kelola Sampah di Bantargebang

Sebelumnya, Pemerintah Kota Jakarta Utara mensosialisasikan pemilahan sampah kepada para pengelola pasar rakyat.

Sosialisasi ini dilatarbelakangi data dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bahwa pasar rakyat alias pasar tradisional menjadi penyumbang sampah terbesar kedua ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.

Sampah dari pasar rakyat berada di bawah sampah rumah tangga yang sebesar 480 ton per hari. (*)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved