Sisi Lain Metropolitan
Jakarta Punya Gerbang Megah Bak Arc de Triomphe di Prancis, Akhirnya Musnah di Era Ini
Jakarta dulu pernah punya sebuah gerbang megah di masa Batavia. Letak gapura bernama Amsterdamsche Poort itu tak meninggalkan jejak.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, TAMAN SARI - Jakarta dulu pernah punya sebuah gerbang megah di masa Batavia.
Namun, letak gapura bernama Amsterdamsche Poort itu tak meninggalkan jejak.
Gapura bergaya Eropa itu musnah dibabat habis selepas Indonesia merdeka.
Letak gerbang megah yang sudah hilang itu berada di Jalan Cengkeh di kawasan Tamansari, Jakarta Barat.
Posisi gerbang itu selaras dengan jalan menuju Gedung Stadhuis atau dikenal kini sebagai Museum Fatahillah.
Baca juga: Melihat Kepingan Terakhir Tembok Panjang Kota Batavia dan Gudang VOC di Utara Jakarta
Dulu, nama jalan itu bernama Prinsenstraat.
Di jalan itu lah pernah ada gerbang Amsterdamsche Poort berdiri tegak menjulang.

Menurut Chandrian Attahiyat, Arkeolog Universitas Indonesia, gerbang itu merupakan poros penghubung sebuah kastil dan Gedung Stadhuis.
Sayangnya, kemegahan gerbang itu kini hanya bisa dinikmati melalui foto-foto di mesin pencari di internet.
Melalui salah satu foto lawas itu, terdapat dua patung penjaga di muka gerbang.
Sementara di bagian atasnya terdapat delapan guci.
Baca juga: Menengok Ruang Dewan Pengadilan di Balai Kota Batavia, Tempat Tahanan Belanda Menanti Vonis
Bangunan megah itu mirip seperti Arc de Triomphe di Paris, Prancis yang bentuknya masih ada di sana dan menjadi ikon wisata Kota Paris.
Dalam acara Jakarta Heritage Trails: "Bandar Termegah se-Asia" yang digelar Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, TribunJakarta.com bersama Komunitas Historia Indonesia sempat menengok letak gerbang itu pada Sabtu (4/6/2022).
Pengamatan TribunJakarta, letak gerbang itu sudah jadi jalanan yang dilalui oleh lalu lalang kendaraan.
Selain itu terdapat viaduk atau jembatan kereta di dekatnya. Memang jembatan itu sudah dibangun sejak masa Kolonial.
Di bawah jembatan itu terlihat sejumlah bajaj mangkal. Sepanjang sisi kiri jalan arah utara malah banyak motor terparkir pinggir jalan.
Di sekitar gerbang itu kini berjejer warung-warung yang terkesan kumuh dan padat.

Tak ada lagi sisa-sisa peninggalan kemegahan gerbang itu.
Menurut salah satu pemandu dari Komunitas Historia Indonesia, Duta, bangunan itu diratakan oleh tanah di masa kepemimpinan Bung Karno.
"Setelah Indonesia merdeka di zaman Bung Karno yang berhubungan dengan Belanda itu dihancurkan termasuk Amsterdamsche Poort ini," katanya di lokasi.
Yang menjadi korban bukan hanya gerbang ini saja.
Baca juga: Wisata ke Kota Tua: Melihat Secara Langsung Kamar Pangeran Diponegoro saat Ditahan di Batavia
Sudah banyak bangunan Belanda yang bersejarah hanya tinggal kenangan.
"Banyak yang sudah hancur. Contohnya Wihelmina Park di Istiqlal sudah tidak ada.
Periode 1945 sampai 1950 an banyak yang dihancurkan," pungkasnya. (*)
(TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas)