Gerindra Pecat Mohamad Taufik

Taufik Tak Becus Urus Gerindra, Partai Prabowo di Jakarta Masih Sewa Kantor

Dianggap tak becus mengurus Partai Gerindra menjadi salah satu poin yang mencuat di balik dipecatnya Mohamad Taufik dari partai besutan Prabowo.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Kolase Tribun Jakarta
Dianggap tak becus mengurus Partai Gerindra menjadi salah satu poin yang mencuat di balik dipecatnya Mohamad Taufik dari partai besutan Prabowo Subianto. 

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Dianggap tak becus mengurus Partai Gerindra menjadi salah satu poin yang mencuat di balik dipecatnya Mohamad Taufik dari partai besutan Prabowo Subianto.

Diketahui, Taufik resmi dipecat dari Partai Gerindra tak lama usai posisinya sebagai Wakil Ketua DPRD digantikan.

Padahal, nama Taufik bukanlah orang baru di Partai Gerindra.

Taufik sudah bergabung bersama Gerindra sejak 2008 lalu atau sejak Gerindra belum mengikuti Pemilu.

Tapi kini kebersamaan Taufik dengan Gerindra berakhir tak mengenakan.

Baca juga: Ditendang Prabowo Gegara Doakan Anies Jadi Presiden, Taufik Ungkap Kisi-kisi Partai yang Mau Dibela

Salah satu poin yang menjadi alasan Taufik dipecat Gerindra karena politisi senior itu dianggap tak becus saat masih menjadi Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta.

Jabatan itu cukup lama diemban Taufik sebelum akhirnya posisi itu digantikan oleh Ahmad Riza Patria yang kini menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Salah satu poin yang jadi sorotan yakni karena selama Taufik menjabat Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta nyatanya kantor DPD Gerindra masih sewa.

Mohamad Taufik di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (7/6/2022).
Mohamad Taufik di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (7/6/2022). (Dionisius Arya Bima suci / TribunJakarta.com)

Hal ini diungkapkan oleh Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.

"Iya DKI masih sewa sampai hari ini," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (7/6/2022).

Padahal saat itu Taufik menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.

"Pokoknya tugas pengurus partai menyiapkan sarana prasarana sebaik mungkin, tentu sesuai dengan kemampuan dari uang yang halal, yang baik," lanjutnya.

Taufik melawan

Sementara itu, Mohamad Taufik menilai, alasan pemecatan dirinya dari Partai Gerindra terkesan mengada-ada.

Baca juga: Taufik Akhirnya Buka-bukaan, Diperiksa Anak Buah Prabowo Usai Doakan Anies Naik Kelas Jadi Presiden

Sebagai informasi, Gerindra memecat Taufik lantaran dinilai gagal memenangkan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019 kemarin.

Ia pun menilai alasan itu tak masuk akal lantaran Pilpres 2019 berskala nasional.

"Saya minta maaf kalau apa yang saya lakukan tidak sesuai dengan ekspektasi kawan itu (gagal memenangkan Prabowo).

Masak karena Pilpres kalah cuma saya doang (yang dipecat)?," ujarnya.

Politikus Mohamad Taufik dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat buka puasa bersama Ramadan 1143 H.
Politikus Mohamad Taufik dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat buka puasa bersama Ramadan 1143 H. (Instagram @mtaufik.grd)

"Mesti rasional dong. Masa karena Pilpres kalah, terus cuma saya doang (yang dipecat)," sambungnya.

Gerindra juga menyebut alasan pemecatan itu karena Taufik dianggap tak loyal.

Lagi-lagi, Taufik pun mempertanyakan alasan ini dan menyebutnya terlalu mengada-ada.

"Makanya mesti ditanya ke mereka ukuran loyalitas itu apa.

Baru sekarang saya tahu, saya tadi lagi santai aja, tiba-tiba ada berita dipecat," ujarnya.

Untuk diketahui, Taufik sudah bergabung bersama Gerindra sejak 2008 lalu.

Ia pun sempat menjabat sebagai Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta.

Baca juga: Prabowo Gagal Menang Pilpres, Mohamad Taufik Ungkap Sederet Jasanya Tapi Malah Dilupakan Gerindra

Di bawah kepemimpinannya, kursi Gerindra di DPRD DKI Jakarta meroket dari awalnya hanya 6 kursi di 2009 meningkat jadi 16 kursi di 2014.

Pada pemilu 2019, perolehan suara Gerindra di DPRD DKI pun meningkat lagi menjadi 19 kursi.

Tak hanya itu, Taufik juga menjadi aktor di balik kesuksesan duet Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) aliah Ahok pada Pilkada DKI 2012 lalu.

Kemudian, pada Pilkada 2017 lalu Taufik juga berhasil mengantarkan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menuju kursi DKI satu.

Politisi Mohamad Taufik memutuskan keluar dari Partai Gerindra.
Politisi Mohamad Taufik memutuskan keluar dari Partai Gerindra. (Kolase Tribun Jakarta)

"Kalau itu masih belum juga dianggap sempurna, ya memang kesempurnaan bukan milik manusia," kata dia.

Selain itu, Taufik juga dipecat lantaran dianggap tak bisa menyediakan kantor DPD Gerindra DKI.

Padahal, Taufik saat itu menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.

Taufik pun sempat terseret kasus korupsi pengadaan lahan di wilayah Jakarta Timur yang turut menyeret eks Dirut PT Pembangunan Sarana Jaya Yoory C Pinontoan.

Saat itu, nama politisi senior ini disebut-sebut dalam sidang korupsi.

Eks Ketua DPRD DKI ini pun menilai semua alasan pemecatan itu terlalu mengada-ada.

"Ini bukan soal enggak adil, ini berarti mengada-ada argumennya.

Partai targetnya apa? Kan targetnya kursi (di DPRD), targetnya kekuasaan.

Baca juga: Sibuk Kerja hingga Tak Tahu Sohibnya Dipecat Gerindra, Wagub DKI Soal Taufik: Itu Baru Rekomendasi

Gubernur dua kali juga menanti, Wagub juga dapat," kata dia.

Sebelumnya, Gerindra resmi memecat politisi senior yang kini duduk sebagai anggota DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik.

Pemecatan dilakukan berdasarkan hasil rapat internal Majelis Kehormatan Partai (MKP) Gerindra yang dilakukan siang ini di DPP Gerindra, Ragunan, Jakarta Selatan.

"MKP, Majelis Kehormatan Partai, ada 5 majelisnya, kami sepakat untuk memutus Saudara Taufik, memecat sebagai kader Gerindra mulai keputusan itu disampaikan pada hari ini," kata Wakil Ketua Mahkamah Partai DPP Gerindra Wihadi Wiyanto di lokasi, Selasa (7/6/2022).

Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik saat ditemui di DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (30/9/2020).
Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik saat ditemui di DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (30/9/2020). (Tribunjakarta/Dionisius Arya Bima Suci)

Ia menyebut, eks Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu dipecat lantaran dianggap sudah tidak loyal terhadap partai.

Padahal, pada sidang yang dilakukan pada Februari 2022 lalu, Taufik sudah menyatakan loyal kepada partai berlambang burung garuda tersebut.

"Melihat adanya ketidakloyalan daripada Saudara Taufik ini dan juga menyalahi daripada apa yang sudah disampaikan 21 Februari di mana dia mengatakan akan tetap dengan Partai Gerindra, tetapi pada kenyataannya dengan manuver-manuver dia, dia mengatakan akan mundur," ujarnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved