Gerindra Pecat Mohamad Taufik
Prabowo Gagal Menang Pilpres, Mohamad Taufik Ungkap Sederet Jasanya Tapi Malah Dilupakan Gerindra
Anggota DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik bicara soal jasa-jasanya selama puluhan tahun menjadi kader Gerindra.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Anggota DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik bicara soal jasa-jasanya selama puluhan tahun menjadi kader Gerindra.
Hal ini diungkapkan Taufik setelah dipecat Gerindra pada Selasa (7/6/2022) kemarin.
Sebagai informasi, Taufik sudah bergabung bersama partai berlambang burung garuda itu sejak 2008 lalu.
Sejak dirinya jadi kader Gerindra, perolehan kursi partai besutan Prabowo Subianto itu di DPRD DKI terus meroket.
Padahal Pemilu 2009, Gerindra awalnya hanya mendapat jatah 6 kursi di parlemen Kebon Sirih.
Baca juga: Sibuk Kerja hingga Tak Tahu Sohibnya Dipecat Gerindra, Wagub DKI Soal Taufik: Itu Baru Rekomendasi
Kemudian, pada 2014 meningkat menjadi 15 kursi dan meningkat lagi di 2019 menjadi 19 kursi.
Tak hanya itu, sejak Taufik menjabat sebagai Ketua DPD Gerindra DKI, Gerindra juga berhasil menang di dua Pilkada DKI.

Pertama di tahun 2012 saat pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok menang.
Kemudian, pada 2017 lalu Taufik juga berhasil mengantarkan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menuju kursi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
"Saya hanya memperoleh beberapa hal kursi Gerindra dari 6, ke 15, dan 19 kursi pada tiga kali Pemilu. Kemudian, saya hanya mendorong Gerindra mencalonkan gubernur dan ternyata menang dua kali," ucapnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (7/6/2022).
Walau sudah berjasa membawa Gerindra cukup dominan di Jakarta, ternyata jasa-jasa Taufik cepat dilupakan.
Gerindra pun resmi mengeluarkan pernyataan pemecatan terhadap politisi senior ini.

Hal ini pun membuat Taufik kecewa lantaran pengabdiannya selama ini seolah tak dianggap Gerindra.
"Kalau (capaian) itu masih belum dianggap sempurna, ya memang kesempurnaan bukan milik manusia," ujarnya.