Asal Mula Terjadinya Soto Digoreng di Pasar Palmerah, Berawal dari Keisengan Bang Ateng
Soto Goreng Bang Ateng. Berawal dari keisengan Bang Ateng menggoreng jeroan. Yuk cicipi.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Pembeli lebih baik memesan isian campur daging beserta jeroan.
"Sebenarnya kurang enak kalau dagingnya aja. Yang enak tuh ada kikil, babat, paru digoreng. Bumbunya meresap," kata Umi yang sudah berjualan soto di Pasar Palmerah sejak 2004 itu.
Sensasi Santap Soto Goreng

Soto Goreng Bang Ateng ini bertempat di lantai 1 Pasar Palmerah.
Dari namanya saja, soto ini terbilang unik. Kok soto digoreng?
Biasanya, hal yang di luar arus utama memang menarik perhatian.
Dari nama yang nyeleneh itu, TribunJakarta.com menengok pembuatan di balik dapur.
Soto goreng yang saya pesan langsung diracik oleh istri bang Ateng, Umi (47).
Baca juga: Sroto Sokaraja, Soto Khas Banyumas Dengan Guyuran Sambal Kacang Yang Menggiurkan
Potongan bawang putih digoreng terlebih dahulu di dalam wajan berisi minyak goreng panas.
Tujuannya agar aromanya makin terasa sedap.
Setelahnya, baru dituangkan bumbu halus rahasia berwarna putih.
Selanjutnya, potongan daging sapi, paru, kikil, babat dan kentang digoreng dimasukkan ke dalam wajan.
Usai rampung, minyak hasil menggoreng isian daging dan jeroan ditiriskan.

Kemudian isian daging dan jeroan disiram secentong kuah santan ke dalam wajan dan kembali ditumis.
Tak lupa, wajan ditambahi kecap, taburan acar dan perasan jeruk limau.