Asal Mula Terjadinya Soto Digoreng di Pasar Palmerah, Berawal dari Keisengan Bang Ateng

Soto Goreng Bang Ateng. Berawal dari keisengan Bang Ateng menggoreng jeroan. Yuk cicipi.

TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Umi (47) sedang menggoreng isian daging dan jeroan di warung soto gorengnya di Pasar Palmerah, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Rabu (8/6/2022). 

Tak sampai 5 menit, isian soto itu selesai dan dituangkan ke atas piring nasi.

Sedangkan kuah soto berisi tomat dan daun bawang dituangkan ke dalam mangkuk.

Daging dan jeroan digoreng tak sampai garing. Umi punya alasannya.

"Digoreng jangan terlalu garing biar bumbu meresap. Kalau terlalu garing enggak enak," katanya kepada TribunJakarta.com pada Rabu (8/6/2022).

Kala diicip, sensasi rasa daging dan jeroan pun berbeda.

Ada rasa manis diselingi asam acar dan jeruk limau. Manis, gurih dan asam berpadu mesra dalam mulut.

Seporsi soto goreng Bang Ateng di Pasar Palmerah, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Rabu (8/6/2022).
Seporsi soto goreng Bang Ateng di Pasar Palmerah, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Rabu (8/6/2022). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Emping yang renyah melengkapi hidangan soto goreng itu.

Tekstur daging dan jeroannya tak keras dan alot.

Sembari melahap daging dan nasi, saya menyeruput gurihnya kuah soto bersantan nan hangat. Rasanya pun segar.

Kios Soto Goreng Bang Atep ini buka dari Senin sampai Sabtu mulai pukul 07.00 WIB sampai 16.30 WIB.

Seporsi soto goreng dijual dengan harga Rp 26.000.

"Jam makan siang pasti paling ramai," tambahnya.

Bila belanja ke Pasar Palmerah, tak ada salahnya mampir ke Soto Goreng Bang Ateng.

Hidangan ini cocok dilahap di waktu siang saat perut sudah menagih-nagih untuk makan.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved