Asal Mula Terjadinya Soto Digoreng di Pasar Palmerah, Berawal dari Keisengan Bang Ateng
Soto Goreng Bang Ateng. Berawal dari keisengan Bang Ateng menggoreng jeroan. Yuk cicipi.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Tak sampai 5 menit, isian soto itu selesai dan dituangkan ke atas piring nasi.
Sedangkan kuah soto berisi tomat dan daun bawang dituangkan ke dalam mangkuk.
Daging dan jeroan digoreng tak sampai garing. Umi punya alasannya.
"Digoreng jangan terlalu garing biar bumbu meresap. Kalau terlalu garing enggak enak," katanya kepada TribunJakarta.com pada Rabu (8/6/2022).
Kala diicip, sensasi rasa daging dan jeroan pun berbeda.
Ada rasa manis diselingi asam acar dan jeruk limau. Manis, gurih dan asam berpadu mesra dalam mulut.

Emping yang renyah melengkapi hidangan soto goreng itu.
Tekstur daging dan jeroannya tak keras dan alot.
Sembari melahap daging dan nasi, saya menyeruput gurihnya kuah soto bersantan nan hangat. Rasanya pun segar.
Kios Soto Goreng Bang Atep ini buka dari Senin sampai Sabtu mulai pukul 07.00 WIB sampai 16.30 WIB.
Seporsi soto goreng dijual dengan harga Rp 26.000.
"Jam makan siang pasti paling ramai," tambahnya.
Bila belanja ke Pasar Palmerah, tak ada salahnya mampir ke Soto Goreng Bang Ateng.
Hidangan ini cocok dilahap di waktu siang saat perut sudah menagih-nagih untuk makan.