Sistem Pengendalian Banjir Jakarta Dapat Penghargaan, Gembong PDIP: Tidak Berguna Bagi Warga

Gembong Warsono menyebut penghargaan yang disabet Pemprov DKI Jakarta terkait sistem pengendalian banjir tidak berguna bagi warga.

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM/PEBBY ADE LIANA
Ketua Fraksi PDIP DKI Jakarta Gembong Warsono menyebut penghargaan yang disabet Pemprov DKI Jakarta terkait sistem pengendalian banjir tidak berguna bagi warga. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono menyebut penghargaan yang disabet Pemprov DKI Jakarta terkait sistem pengendalian banjir tidak berguna bagi warga.

Diketahui, Pemprov DKI Jakarta menjadi juara dalam ajang World Summit on the Information Society (WSIS) 2022 yang diselenggarakan di Jenewa, Swiss.

Jakarta diketahui menang pada kategori ICT Applications: e-Science.

Tak hanya itu, Pemprov DKI Jakarta melalui Jakarta Smart City (JSC) turut berhasil menyabet trofi juara pertama di ajang internasional IDC Smart City Asia/Pacific Awards 2022 atas inovasi flood control system atau sistem pengendalian banjir.

Hal ini pun langsung dikritik oleh Politisi PDIP yang akrab disapa Gembong.

Baca juga: Interpelasi Anies Jilid II, Gembong PDIP: Bakal Evaluasi Menyeluruh Formula E yang Dianggap Sukses

Secara gamblang ia menyebut penghargaan tersebut tak berguna bagi warga, lantaran tak sesuai dengan realita di lapangan selama ini.

"Saya tidak mempertanyakan, saya pasti tahu penilaian pasti objektif, cuma ketika penilaian itu diterima, maka pertanyaan selanjutnya adalah apakah penghargaan itu manfaat untuk rakyat Jakarta ada tidak?. Manfaat yang diterima akibat penghargaan yang diberikan itu dirasakan oleh rakyat Jakarta atau tidak?" ucapnya saat dihubungi wartawan, Jumat (10/6/2022).

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono saat ditemui di gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (24/5/2021).
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono saat ditemui di gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (24/5/2021). (TribunJakarta/Dionisius Arya Bima Suci)

"Saya katakan tidak ada guna bagi warga, walaupun gubernur menerima penghargaan. Mengapa tidak berguna? karena faktanya, deteksi dini yang dinilai baik oleh PBB itu faktanya tidak membuat dampak yang signifikan terhadap masyarakat Jakarta yang kebanjiran," sambungnya.

Ia terus mempertanyakan manfaat atas pencapaian tersebut.

Pasalnya sejumlah wilayah di DKI Jakarta masih dilanda banjir ketika musim penghujan tiba.

"Penghargaan bagus, penilaiannya bagus, tapi faktanya tidak berdampak bagi masyarakat yang terkena dampak banjir begitu. Maka selalu saya katakan penghargaan itu, manfaat untuk siapa, apakah bermanfaat bagi penerima atau bermanfaat bagi warga Jakarta. Maka kaitannya dengan penghargaan yang diberikan oleh PBB itu hanya bermanfaat bagi penerima, tetapi tidak berdampak signifikan bagi warga ibu kota," pungkasnya.

Sebagai informasi, Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta baru-baru ini menjadi juara dalam ajang World Summit on the Information Society (WSIS) 2022 yang diselenggarakan di Jenewa, Swiss, pada Selasa (31/5/2022).

Baca juga: Gembong PDIP: Interpelasi Bukan Berhenti karena Formula E Terlaksana

Prestasi tersebut dibagikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam akun Instagram pribadinya. Anies mengatakan, Jakarta menang pada kategori ICT Applications: e-Science.

"Jakarta menjadi juara karena membawa inovasi sistem pengendalian banjir yang membantu prediksi potensi bencana sebelum terjadi, dan mengoptimalkan pengendalian ketika terjadi bencana banjir," ujar Anies.

WSIS sendiri adalah konferensi tingkat dunia tentang masyarakat informasi yang diselenggarakan oleh International Telecommunication Union (ITU), badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk teknologi komunikasi dan informasi.

Anies menjelaskan, pengetahuan dan pengalaman para petugas dikumpulkan ke dalam sistem informasi pengendalian banjir milik Pemprov DKI, sehingga mempermudah proses pengambilan keputusan.

Ia juga menyebut bahwa sistem milik Jakarta tersebut berhasil mengungguli inovasi milik ZTE Corporation dari Tiongkok, Biomedical Neuroscience Insititut dari Universitas Chili, Artificial Intelligence Laboratory dari Universitas Udinese di Italia, dan Universitas Putri Nora binti Abdul Rahman dari Arab Saudi.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir di hari pertama pembukaan Jakarta Fair Kemayoran, Kamis (9/6/2022).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir di hari pertama pembukaan Jakarta Fair Kemayoran, Kamis (9/6/2022). (TribunJakarta.com/Pebby Adhe Liana)

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi DKI Jakarta, Atika Nur Rahmania yang menerima penghargaan tersebut secara langsung di Jenewa mengatakan, penghargaan yang diraih adalah bentuk pengakuan global terhadap inovasi, komitmen, dan persistensi Jakarta.

"Dengan membangun sistem ini, kami bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan situasi bencana, mempercepat respons terhadap penanggulangan bencana berbasis sistem, mempersiapkan kondisi darurat banjir, dan melakukan pemantauan secara real-time," ujar dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved