Antisipasi Virus Corona di DKI
Kasus Covid di Jakarta Meningkat: Keterisian BOR di Rumah Sakit Rujukan Capai 4 Persen, ICU 5 Persen
Pertanggal 12 Juni 2022, jumlah keterisian bed occupancy rate (BOR) di 140 rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta sudah mencapai 5 persen.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Septiana
"Omicron seperti yang tadi sudah disampaikan terus kita upayakan, yang paling penting sekarang masyarakat lebih hati-hati laksanakan prokes sekalipun sudah ada pelonggaran di tempat terbuka boleh buka masker, tetap hati-hati cuci tangan, jaga jarak, perhatikan prokes. Sekarang juga ada peningkatan di Jakarta. Jadi harus lebih hati-hati," paparnya.
Baca juga: PSI Lagi-lagi Kritisi Gubernur Anies, Pemprov DKI Dinilai Lambat Respons Lonjakan Kasus Covid-19
Belum Ada Temuan Kasus Kematian Akibat Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memastikan belum ada temuan kasus kematian akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di DKI Jakarta.
"Alhamdulillah mudah-mudahan tidak ada angka kematian, sampai hari ini nol kematian," ucapnya di Balai Kota, Senin (13/6/2022).
Walau demikian, Ariza meminta warganya tetap waspada mengingat kasus aktif Covid-19 terus meningkat dalam sepekan terakhir.
Kasus aktif pun sudah menembus angka lebih dari 2.214 kasus dengan rincian 2.000 orang menjalani isolasi mandiri dan 214 lainnya di rawat di rumah sakit rujukan Covid-19.
Oleh sebab itu, Ariza mengingatkan warganya untuk taat protokol kesehatan.
Terlebih, kini pemerintah sudah melakukan pelonggaran kegiatan masyarakat.
"Kami minta tetap laksanakan protokol kesehatan. Sebaiknya tetap jaga jarak, cuci tangan, kemudian juga yang tidak kalah penting menggunakan masker," ujarnya.
Bagi masyarakat yang belum mendapat dosis ketiga vaksin Covid-19 atau booster, Ariza meminta mereka untuk segera mendatangi sentra vaksinasi.
"Yang paling utama adalah pastikan seluruh warga Jakarta sudah mendapatkan vaksin yang ketiga atau booster" tuturnya.

Berikut daftar kasus Omicron BA.4 dan BA.5:
1. Kasus transmisi lokal BA.5 (Perempuan 20 tahun): gejala sedang ada sesak napas, dua kali divaksinasi Sinovac, belum booster;
2. Kasus transmisi lokal BA.5 (Perempuan 40 tahun): tidak ada gejala, sudah dua kali vaksin Sinovac, dan 1 vaksin AstraZeneca;
3. Kasus transmisi lokal BA.5 (Laki-laki 22 tahun): gejala ringan, sudah dua kali vaksin Sinovac, belum vaksin booster;
4. Kasus PPLN (Laki-laki 30 tahun): gejala ringan, sudah dua kali vaksin Sinovac, satu kali vaksin Moderna.