Viral di Media Sosial
Viral Kepsek dan Guru Bikin Heboh di Rumah Siswa MTS Korban Penganiayaan, Keluarga: Hati Ibu Dimana?
Di media sosial Facebook dan Instagram viral video yang merekam kehebohan di rumah duka siswa Madrasah Tsanawiyah (MTS) Kota Kotamobagu, berinisial BT
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM - Di media sosial Facebook dan Instagram viral video yang merekam kehebohan di rumah duka siswa Madrasah Tsanawiyah (MTS) Kota Kotamobagu, berinisial BT (13).
Kehebohan tersebut terjadi diduga karena ulah Kepala Sekolah MTS Kotamobagu bersama sejumlah guru.
Berdasarkan narasi yang beredar kedatangan mereka ke rumah BT bukan untuk menyampaikan ungkapan belasungkawa.
Mereka datang hanya untuk memberikan klarifikasi terkait penganiayaan yang menimpa BT di sekolahnya.
TONTON JUGA
"Ibu Kepsek yang terhormat. Ibu tidak lihat keadaan orang tua korban, kemudian ibu selonong masuk di dalam rumah hanya untuk bilang kalau tidak betul semua yang terjadi.
Ibu bilang tidak ada penganiayaan di sekolah.
Parahnya, posisi saat ibu bilang itu, tepat di depan tempat tidur jenazah dan di depan ibu, papa dan semua keluarga.
Kasihan, hati ibu ada dimana)," keterangan yang ditulis bersama dengan video yang dibagikan.
Baca juga: Viral Video OB Bersihkan Sepatu Wanita Pengunjung Mal yang Injak Kotoran Anjing Sampai Tuai Hujatan
Pantauan TribunJakarta, berdasarkan video yang viral tersebut terlihat pihak keluarga sambil menangis meminta sejumlah wanita berseragam untuk keluar dari rumah BT.
Salah seorang ibu-ibu bahkan terlihat menarik tangan sosok yang diduga merupakan pihak MTS Kotamobagu.
Sekedar informasi, beberapa hari belakangan media sosial dihebohkan dengan informasi seorang siswa MTS Kota Kotamobagu yang meninggal dunia setelah dianiaya sembilan temannya.
Kapolres Kotamobagu, AKBP Irham Halid mengatakan kasus ini termasuk penganiayaan bukan bullying.
Baca juga: Viral Maling Jemuran Celana Dalam Wanita Ditangkap Warga saat Beraksi di Mampang Prapatan
"Jadi ini kasus penganiayaan bukan seperti informasi yang beredar yaitu Bullying," jelasnya Senin (13/6/2022).
Sementara itu Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol Jules Abraham Abast mengatakan, sudah ada 18 orang saksi yang diperiksa setelah kasus ini dilaporkan sejak, Minggu (12/6/2022).
"18 orang yang diperiksa ini ada guru, pihak sekolah dan sebagian besar pelajar. Dari jumlah itu, sudah dikantongi beberapa terduga pelaku," katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/6/2022).
Pemeriksaan awal dilakukan terhadap 9 pelajar.
TONTON JUGA
Baca juga: Viral Video Remaja Sepatunya Dibersihkan oleh OB di Mal, Ternyata Bermula dari Injak Kotoran Anjing
Mereka didampingi orangtua dan Dinas Perlindungan Anak.
Polda Sulut juga sudah melakukan koordinasi dengan pihak Balai Pemasyarakat (Bapas) di Manado untuk melakukan penelitian Langkah lain yang sudah dilakukan Polda Sulut yakni melakukan visum dan otopsi.
Gunanya untuk mengetahui penyebab pasti meninggalnya korban.
"Hasil otopsi nanti kita jadikan juga sebagai alat bukti. Kita gunakan untuk memperjelas terkait dengan kematian korban itu sendiri karena apa, atau ada sebab lain," jelas Jules.
Lanjut Jules, setelah dilakukan penyelidikan dengan pemeriksaan saksi-saksi, kini kasus tersebut telah ditingkatkan ke penyidikan.
"Mulai hari ini kasus tersebut telah ditingkatkan ke penyidikan," sebutnya.
Baca juga: Operasi Patuh Jaya, Wagub Ariza Pesan Ini untuk Emak-emak dan Anak Pemburu Konten Viral Maut
Jules menambahkan, ada beberapa saksi yang diduga sebagai pelaku.
"Karena sebagian besar terduga pelakunya adalah pelajar, tentu kita saat ini bekerja sama dengan orangtua melakukan pengawasan terhadap para terduga pelaku," katanya.
Jules menyatakan, dalam kasus ini para terduga pelaku diterapkan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
"Sanksi atau ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp 3 miliar," ujarnya.
"Ancaman hukuman ini kita mengacu pada sistem peradilan anak, di mana hakim yang akan memutuskan untuk hukaman apa yang diberikan," tambah Jules.
Untuk jumlah pasti terduga pelaku, Polda Sulut belum bisa memastikan.
Baca juga: Operasi Patuh Jaya, Wagub Ariza Pesan Ini untuk Emak-emak dan Anak Pemburu Konten Viral Maut
"Kita akan melihat karena proses penyidikan masih berjalan hari ini. Karena mulai hari ini masuk proses penyidikan," paparnya.
Untuk saat ini, para terduga pelaku belum ditahan, tapi dimintakan kepada orangtua masing-masing melakukan pengawasan.
"Yang pasti saat ini baik terduga pelaku dan orangtua kooperatif," jelasnya.
Sejumlah postingan di media sosial menceritakan jika korban mendapatkan penganiayaan saat hendak mengambil wudu untuk salat di musala sekolah.
"Kasihan, mau pergi Salat di Musala, baru mau ambil air wudu, tapi mereka 9 orang keroyok mereka tutup matanya dan kemudian dipukul.
Kasihan anak SMP kelas 1 tapi semua kurang ajar," tulis akun @melinnpaputungan seperti yang dibagikan oleh Anggota DPR RI Hillary Brigitta Lasut.
Anak Kasat Pol PP Bolmong Ikut Jadi Korban
Terungkap, ternyata ada juga siswa di sekolah yang sama yang ikut mengalami penganiayaan.
Yaitu APB alias Anugrah (13) yang merupakan anak dari Kasat Pol PP Bolaang Mongondow Zulfadly Binol.
Binol meneceritakan kejadian yang terjadi kepada anaknya.
Peristiwa terjadi pada Rabu (8/6/2022).
Sebelum Bintang Tungkagi mengalami penganiayaan. Anaknya, Anugerah lebih dulu mengalami penganiayaan.
Menurutnya, ada 4 orang korban dalam kasus ini.
BT adalah korban terakhir dan satu-satunya yang meninggal akibat penganiayaan itu.
Sementara anaknya adalah korban ketiga.
"Beruntung anugrah sempat melarikan, meski begitu sempat dipukul di bagian kepala, hingga mengeluarkan darah di bagian hidung," terang dia.
"Saya akan membawa anak saya Anugrah ke Manado untuk melakukan pemeriksaan, dan kami sudah menghungi Kepala Sekolah apa yang sudah di alami anak saya," kata Binol.
Binol berharap kejadian ini tidak akan terulang lagi.
Akui Kelalaian
Sementara itu, Kepala MTs tempat Bintang bersekolah mengakui ada kelalaian yang terjadi.
Meskipun kata dia MTs tersebut dilengkapi dengan CCTV.
Dia mengatakan pihaknya belum tahu persis seperti apa kejadiannya.
"Karena dari hari Senin sampai hari Sabtu tidak ada laporan, terjadi bullying dan kekerasan,"
Kami mengakui, sebagai guru pendidik, staff dan pengamanan di sekolah ini, kami lalai tidak mengontrol," ujar Kepala MTs perempuan ini.
Dan tentu lanjut dia, ini akan menjadi pelajaran buat kita semua seketat apapun tetap akan ada kecolongan juga.
"Saya selaku Kepala MTs akan bertangung jawab sepenuhnya. Kasus ini sudah ditangani oleh Aparat Penegak Hukum (APH) Polres Kotamobagu.
Dari hari minggu kemarin, anak-anak yang terlibat yang sudah dilaporkan dari keluarga korban, saat ini sudah di mintai keterangan," ujar dia.
Di MTs tempat Bintang bersekolah ini ada 41 guru, 20 honorer, 21 PNS dan kurang lebih 723 siswa.
Nantinya kata Kepala MTs tempat Bintang bersekolah, jika memang sudah ditetapkan sebagai tersangka dan merupakan dari siswa MTs ini, maka dirinya akan memohon petunjuk kepada DP3A Kotamobagu agar memberikan arahan. (Ren)
Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dan Kompas.com dengan judul BREAKING NEWS, Polisi Periksa 18 Saksi Kasus Tewasnya Siswa di Kotamobagu dan Siswa MTs di Kotamobagu Dianiaya Teman-temannya hingga Tewas, Polisi Periksa 18 Orang, Kantongi Terduga Pelaku"