Lima Tahun Anies Baswedan Pimpin Jakarta Menurut Pengamat: Banyak Output Program Tak Teralisasi
Selama hampir lima tahun memimpin DKI Jakarta, Anies Baswedan dinilai sebagai sosok gubernur miskin prestasi, Senin (20/6/2022).
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Selama hampir lima tahun memimpin DKI Jakarta, Anies Baswedan dinilai pengamat politik Lucius Karius sebagai sosok gubernur miskin prestasi.
Program-program unggulannya semasa kampanye dulu pun banyak yang gagal terealisasi dengan baik.
Pengamat politik Lucius Karus pun menyoroti program rumah DP 0 Rupiah yang realisasinya jauh dari target.
Dari 250.000 unit rumah layak huni yang dijanjikan Anies, realisasinya pun tak mencapai 1.000 unit.
"Kemudian, terkait pembenahan kali di Jakarta untuk melanjutkan proyek normalisasi itu juga jadi tidak jelas di zaman pak Anies," ucapnya, Senin (20/6/2022).
Baca juga: NasDem Usul 3 Nama Capres di Pilpres 2024, Pengamat: Saya Prediksi Ujungnya ke Anies Baswedan
Peneliti dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) ini menilai, satu-satunya program yang bisa dicatat sebagai suatu keberhasilan hanyalah Formula E.
Meski demikian, program yang sudah menggelontorkan anggaran ratusan miliar rupiah tetap menuai polemik.

Sebab, balap mobil listrik ini tak tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI 2017-2022.
Program yang tercantum dalam RPJMD, seperti naturalisasi sungai, rumah DP 0 Rupiah, hingga pembangunan tempat pengolahan sampah ITF Sunter justru gagal terealisasi.
"Jadi saya kira ada hal positif, tapi lebih banyak hal negatif, terutama terkait program yang dijanjikan saat pemilu, tetapi kemudian tidak bisa direalisasikan saat menjabat," ujarnya.
Baca juga: Hari Ini PKS Bakal Gelar Rapimnas, Apakah Bakal Susul NasDem Dukung Anies Baswedan di 2024?
Hal ini pun sangat disayangkan Lucius, terlebih DKI Jakarta memiliki anggaran APBD sangat besar.
Untuk tahun ini saja, besaran pagu APBD DKI Jakarta mencapai Rp 82,47 triliun.
"Anggaran DKI begitu besar, tapi outputnya tidak semua bisa terwujud," kata dia.
Lucius juga mengkritik Anies yang belakang justru sibuk melakukan pencitraan dibandingkan menyelesaikan program kerjanya jelang lengser.