Polemik Pergantian Nama Jalan di Jakarta
Siapa Imam Sapiie Alias Bang Piie? Jawara Betawi yang Dijadikan Nama Jalan Oleh Anies Baswedan
Inilah sosok Imam Sapi'ie alian Bang Pi'ie, jawara betawi yang dijadikan nama jalan oleh Anies Baswedan.
TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan resmi mengganti sejumlah nama jalan di Jakarta dengan nama-nama tokoh ternama di ibukota, Senin (20/6/2022).
Sekiranya ada puluhan nama jalan yang diganti dengan nama tokoh Betawi. Kemudian sejumlah nama kampung dan gedung turut diganti.
Dalam sambutannya, Anies mengatakan pergantian nama bertujuan untuk memudahkan sistem pencarian alamat sekaligus memberikan penghormatan atau penghargaan kepada para Pahlawan Nasional, tokoh Betawi, maupun tokoh lain yang berjasa bagi DKI Jakarta.
Satu di antara tokoh yang dijadikan nama jalan oleh Anies adalah Imam Sapiie tokoh betawi yang cukup terkenal pada masanya.
Lantas siapa sosok Imam Sapiie tersebut?
Baca juga: Gubernur Anies Baswedan Jadikan 23 Tokoh Betawi Nama Jalan, Ada Loyalis Soekarno Hingga Komedian
Berikut profil Imam Sapiie
Betawi terkenal dengan banyaknya jawara di era dahulu, satu di antaranya yaitu Imam Sapiie alias Bang Piie.
Bang Piie ini merupakan salah satu tokoh legendaris Betawi.
Imam Safiie atau Imam Safe'i terkenal karena menampung para pedagang kecil, buruh, preman, gelandangan, dan pencopet di Senen.
Ia juga mengumpulkan para jawara dari berbagai tempat di Jakarta.
Baca juga: Warga Tak Perlu Waswas 23 Nama Jalan di Jakarta Diganti Tokoh Betawi, Ini Penjelasan Anies Baswedan
Dari sana, Ia kemudian mendirikan organisasi yang dinamakan Oesaha Pemoeda Indonesia (OPI).
Bukan melakukan tindakan negatif namun justru perkumpulan ini sering membantu melakukan perlawanan kepada pasukan NICA, penjajah dari Belanda.
Berkat itu, Bang Piie kerap dianggap sebagai pemimpin di organisasi tersebut. Ia pun dikenal karena jasa-jasanya.

Berjuang melawan Belanda
Bang Piie merupakan anak Betawi asli kelahiran Pejaten, Jakarta Selatan.
Menjelang kemerdekaan, pria kelahiran Kebayoran baru, Jakarta Selatan 27 Agustus 1918 mengumpulkan para jawara di Pasar Senen yang dahulu namanya Pasar Snees.
Mereka diajak bergabung dalam Pasukan Istimewa (PI) yang langsung di bawah komandonya.
Berbagai pertempuran dilakukan pasukan ini di berbagai tempat di Jakarta yang sedang bergolak melawan pasukan NICA.
Seperti pertempuran di belakang bioskop Rex, bioskop Rialto yang kini bernama Gedung Wayang Orang Senen, Kwitang, dan Gang Sentiong.
Berkat bantuan anak buah Bang Piie di bawah komandonya, banyak serdadu Belanda yang tewas hingga akhirnya kemerdekaan diperoleh seutuhnya.
Baca juga: Tips dan Trik Sebelum Thrifting di Pasar Senen : Harus Sabar, Jangan Sampai Salah Kostum
Menguasai Senen
Pascakemenangan melawan pasukan NICA, tidak ada satu pun anak buah Bang Piie yang mendapat penghargaan.
Hanya Bang Piie, berpangkat kapten merupakan perwira yang diperbantukan di Komando Militer Kota Besar Djakarta Raya (KMKBDR).
Bang Piie kemudian menghimpun para pejuang kemerdekaan itu dalam organisasi Cobra.
Di sana, Bang Piie mendidik anggotanya dengan disiplin. Jika kedapatan anggota yang melakukan kejahatan maka akan diberi hukuman.
Namun jika ada anggota yang melakukan kejahatan karena tidak memiliki pekerjaan dan uang maka Bang Piie memberikan modal usaha.
Bila anggota tersebut sudah mendapat bantuan modal namun tetap melakukan kejahatan, maka ada hukuman berupa cambukan buntut ikan Pari yang berduri tajam dan bergerigi.
Hukuman ini lebih baik bila dibandingkan dipukul dengan tangan, karena konon tangan kiri Bang Pi’ie merupakan pukulan maut yang tidak seorang pun tahan dengan pukulannya.
Kedekatannya dengan para ulama menjadi salah satu alasan keberhasilan organisasi Cobra dalam menumpas kejahatan di Jakarta.
Bang Piie terkenal dekat hubungannya dengan para ulama.
Bahkan konon banyak jawara Betawi yang mendapat ilmu kanuragan sebagai perlindungan diri yang didapatkan dari para ulama.
Kedekatan Bang Piie dengan para ulama dapat dilihat dari hubungannya dengan Majelis Taklim Kwitang.
Menjadi Pejabat
Dari berbagai sumber disebutkan, Imam Sapiie merupakan loyalis Presiden Soekarno.
Bahkan ia sempat diangkat menjadi Menteri keamanan Rakyat oleh Soekarno pada era kepemimpinannya.
Bang Piie merupakan lulusan Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (SSKAD) 1958 dengan pangkat Letkol.
Berkat kemahirannya melawan penjajah, Bang Piie sering mengawal perjalanan Presiden Sukarno.
Oleh Bung Karno itu, Bang Piie pernah ditawari jabatan Komandan Cakrabirawa, tapi ditolaknya.
Namun pada 24 Februari 1966, Bang Piie dilantik sebagai Menteri Pertahanan Nasional dalam Kabinet Dwikora oleh Bung Karno.
Bang Piie pernah menikahi bintang film cantik era 1950-1960, Ellya Rosa.
Karena kedekatan dengan Soekarno, Imam Sapiie mendapat cap Komunis pada era Orde Baru.
Bang Pi’ie sempat dituduh terlibat gerakan komunisme hingga membuatnya ditahan pada 18 Maret 1966.
Ketika dibebaskan dari tahanan militer, Bang Piie sakit parah hingga kemudian meninggal pada 9 September 1982 di usia 59 tahun.
Bang Piie disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan dengan nama Letkol Imam Sjafeei.