Warga Buka Paksa Pintu Perlintasan Rawageni Cipayung yang Ditutup, PT KAI Segera Ambil Sikap
Warga beralasan membuka paksa pintu perlintasan Rawageni yang ditutup PT KAI karena jalur tersebut merupakan jalur pintas sekaligus vital.
Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS - PT KAI dan Ditjen Perkeretapian Kementerian Perhubungan segera membahas di internal mengenal masalah keinginan warga menggunakan perlintasan Rawageni, Cipayung, Kota Depok, yang telah ditutup.
Selasa (21/6/2022) pagi, warga membuka paksa perlintasan Rawageni yang sebelumnya telah ditutup PT KAI pasca-tabrakan kereta listrik menabrak mobil yang nyelonong di perlintasan tersebut pada 20 April 2022 lalu.
Warga beralasan membuka paksa pintu perlintasan Rawageni yang ditutup PT KAI karena jalur tersebut merupakan jalur pintas sekaligus vital.
Penutupan perlintasan Rawageni membuat warung dan toko di sekitar jalur tersebut sepi dan muncul kemacetan di jalan alternatif.
Lantas, perwakilan dari PT KAI menemui warga untuk berdiskusi dan dihadiri juga oleh Anggota DPRD Kota Depok, Babai Suhaimi.
Baca juga: Lolos dari Maut Tertabrak KRL di Rawageni, Ustaz Ahmad Yasin Terancam Tuntutan Ganti Rugi PT KAI
Usai diskusi tersebut, Babai selaku perwakilan warga, telah menyampaikan segala keresahan yang terjadi sejak pintu perlintasan Rawageni ditutup.
"Tadi sudah kami sampaikan apa yang menjadi tuntutan masyarakat bahwa pada hari ini perlintasan kereta api yang sudah dibuka masyarakat menuntut tetap dibuka kembali," ujar Babai di lokasi, Selasa (21/6/2022).
"Dan itu sudah disampaikan kepada perwakilan PT KAI dalam hal ini Pak Basuki, dengan berbagai alasan karena jalan ini sangat vital dan sangat penting, berdampak kepada persoalan masalah lalu lintas dan perekonomian," timpalnya lagi.

Babai mengatakan, warga meminta pintu perlintasan ini tetap dibuka, dengan lebih memperhatikan keselamatan para penggunanya.
"Tadi disampaikan oleh Ketua LPM Pak Jinul dan oleh ketua RW bahwa semua berkaitan dengan penataan perlintasan ini akan tetap akan dijaga dengan baik dan diperhatikan. Bahkan, ada perbaikan yang akan dilakukan, baik dari sumber daya manusianya, penjaga, maupun dari persoalan perlengkapannya," jelas Babai.
Babai mengatakan pihaknya juga akan meminta izin agar pintu perlintasan ini menjadi resmi.
"Ketika nanti pemerintah meminta izin dan diizinkan oleh PT KAI ini dijadikan perlintasan resmi, maka saya di DPRD bersama pemerintah tentu akan mendorong dari sisi kebijakan anggaran untuk dianggarkan di APBD kita untuk membuat perlintasan secara resmi," tuturnya.
"Itu yang tadi kita sampaikan sebagai bagian dari pada keinginan masyarakat," ungkapnya lagi.
Baca juga: Kereta Tabrak Motor di Tanah Abang, Jadwal KAI Sempat Terganggu
Sementara itu di lokasi yang sama, Kahumas PT KAI Daop I Jakarta, Eva Chairunnisa, mengatakan, penutupan itu dilakukan karena berdasarkan undang-undang yang berlaku.
"Jadi begini, memang kalau PT Kereta Api sebagai operator ditugaskan untuk melakukan penutupan karena memang sesuai dengan amanat undang-undang, dimana memang perlintasan liar itu harus ditutup," ucapnya.
"Kalau pun memang dijadikan perlintasan resmi harus ada perizinannya, dimana dalam hal ini dilakukan untuk proses perizinan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan," jelasnya lagi.

Eva mengatakan, persoalan pintu perlintasan akan dibahas dalam rapat yang berlangsung siang ini oleh Ditjen Kereta Api.
"Apa yang menjadi permintaan dari warga hal ini akan kita sampaikan dan akan dibahas kembali karena siang ini juga nanti ada rapat kembali dan langsung dipimpin oleh Pak Direktur Keselamatan DJKA Kementerian Perhubungan," imbuhnya.
Oleh sebab itu, Eva menegaskan keputusan dibuka atau ditutupnya pintu perlintasan ini baru akan diputuskan selesai rapat nanti.
"Jadi kita masih dalam tahap diskusi-diskusi kita sampaikan lagi masih akan ada rapat lanjutan lagi nanti kedepannya akan seperti apa, apakah nanti tadi pengajuan dari untuk menjadi perlintasan resmi ataukah nanti dibuatkan jalan alternatif underpass atau flyover atau lainnya, pasti akan menghasilkan solusi yang terbaik lah," kata Eva.
Baca juga: Pembangunan Tinggal 0,5 Persen dan Segera Diresmikan, Kawasan JIS Masih Dipenuhi Bedeng-bedeng
"Intinya ini dibuka dulu sampai dengan saat ini kita belum melakukan penutupan lagi di perlintasan, masyarakat akan melakukan perbaikan-perbaikan pengamanan," pungkasnya.