Polemik Pergantian Nama Jalan di Jakarta
Ditanya Soal Keluhan Warga Tolak Pergantian Nama Jalan, Gubernur Anies Baswedan Cuma Nyengir
Ditanya soal keluhan warga yang menolak pergantian nama jalan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hanya menanggapinya dengan cengiran.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Ditanya soal keluhan warga yang menolak pergantian nama jalan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hanya menanggapinya dengan cengiran.
Diketahui, pergantian nama jalan di Jakarta yang dilakukan Anies Baswedan menuai polemik dan sejumlah penolakan warga.
Warga yang nama jalannya diganti oleh Anies khawatir kebijakan itu akan menyusahkan mereka karena berkaitan dengan data administrasi.
Salah satu penolakan pergantian nama jalan dilakukan oleh para warga Jalan Tanah Tinggi I dan Jalan Tanah Tinggi IV Gang 5, Jakarta Pusat yang menjadi Jalan A. Hamid Arief.
Protes yang dilakukan warga di sana itu menjadi sorotan karena warga melakukannya dengan tak menghadiri acarap penyerahan KTP yang dihadiri Wali Kota Jakarta Pusat, Dhany Sukma.
Baca juga: Tak Peduli Protes Warga, Anies Baswedan Tetap Ngotot Lanjutkan Perubahan Nama-nama Jalan di Jakarta
Para warga pun menyampaikan tuntutannya, yakni minta Pemprov DKI Jakarta mengembalikan nama jalan baru seperti semula, .Jalan Tanah Tinggi I Gang 5.
Tak hanya di Tanah Tinggi, warga yang memprotes pergantian nama jalan juga terjadi di daerah lain antara lain di Kebon Jeruk dan Cikini, Jakarta Pusat.
DPRD kecewa

Bukan cuma warga, DPRD juga mengkritisi kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang disebut sebagai keinginan sepihak dari Anies Baswedan.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengaku tak heran banyak warga menolak pergantian nama jalan dengan nama tokoh Betawi oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Pasalnya, keputusan pergantian nama jalan itu dilakukan sepihak tanpa berkoordinasi dengan legislatif.
Oleh karena itu, Prasetyo pun mengaku tak heran bila Gubernur Anies Baswedan juga tak mengajak masyarakat duduk bareng untuk membahas pergantian nama jalan ini.
"Sebagai pemerintah daerah, sebagai pengayom, makanya ajak ngobrol. Tapi DPRD-nya saja enggak diajak ngobrol, bagaimana masyarakat?" ucapnya di Kepulauan Seribu, Kamis (30/6/2022).
Prasetyo pun dibuat makin kecewa lantaran usulannya mengganti nama Jalan Kebon Sirih menjadi Ali Sadikin tak didengar Anies Baswedan cs.
Baca juga: Anies Lanjutkan Ganti Nama Jalan Tahap Dua, Anggota DPRD DKI Kenneth: Jangan Buat Warga Tambah Susah
Padahal, usulan tersebut sudah pernah disampaikan saat sidang paripurna istimewa peringatan HUT ke-494 Kota Jakarta yang berlangsung tahun lalu.
Alih-alih mengganti nama Jalan Kebon Sirih jadi Ali Sadikin, nama eks Gubernur DKI Jakarta itu justru tak masuk daftar tokoh Betawi yang namanya diabadikan jadi nama jalan oleh Anies Baswedan.
"Pada saat itu saya menjelaskan bahwa permintaan di HUT ke-494 DKI Jakarta itu ada Jalan H. Ali Sadikin. Nah, di sini enggak mengerti," ujarnya.
"Kalau dia menentukan jalan, kan harus ada namanya badan pertimbanhan, saya mestinya terlibat. Ini kan enggak, dia sendiri yang berbuat, ya sudahlah," sambungnya.

Oleh karena itu, Prasetyo meminta agar masyarakat yang menolak pergantian nama ini untuk segera melapor ke DPRD DKI.
Ia pun berjanji bakal menampung aspirasi masyarakat dan menindaklanjutinya dengan memanggil pihak Pemprov DKI untuk dimintai keterangan.
"Kalau masyarakat mau mengadu, boleh, nanti akan kami tampung. Bisa saja, kami panggil Asisten Pemerintahan DKI Jakarta," tuturnya.
Anies cuma nyengir
Sementara itu, dalam video yang diunggah pegiat media sosial Guntur Romli di akun Twitternya, terlihat Anies hanya nyengir saja saat diminta tanggapannya soal adanya warga yang menolak pergantian nama jalan.
Orang nomor satu di DKI Jakarta itu sama sekali tak menjawab mengenai keluhan warga soal pergantian nama jalan.
"Pak Anies ada warga yang menolak nama jalan," tanya wartawan kepada Anies.
Baca juga: Ketua DPRD DKI Ngotot, Program Anies Baswedan Soal Pergantian Nama Jalan Tidak Sah
Mendengar hal itu, Anies hanya nyengir tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Respon Anies itu pun dikomentari oleh Guntur Romli.
"Warga Tanah Tinggi protes pergantian nama jalan, selain menyusahkan mereka karena harus ubah semua dokumen, mereka juga merasa tidak pernah dilibatkan. Saat ditanyakan ke Anies soal protes warga itu, Anies cuma cengar-cengir...," cuit Guntur Romli.
Anies bakal tetap ganti nama jalan
Diketahui, meski menuai polemik, Anies belum puas dengan hanya mengganti 22 nama jalan, 5 kampung dan 2 gedung di Jakarta.
"Ini (pergantian nama jalan) tidak selesai di sini.
Ini gelombang pertama, nanti kami akan teruskan sampai tuntas," ucap Anies Baswedan di Balai Kota, Senin (27/6/2022).
Disampaikan Anies, keputusan pergantian nama jalan diambil sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa mereka yang telah melestarikan kebudayaan Betawi.
Baca juga: Pengamat Sarankan Anies Baswedan Agar Nama Tokoh Betawi Buat Taman Hingga Gedung Dibanding Jalan
Dengan demikian, nama para tokoh Betawi itu akan tetap selalu dikenang dan jasanya tak dilupakan oleh generasi penerus bangsa.
"Ini akan mencerminkan di kota ini ada banyak pribadi-pribadi yang berjasa.
Ini adalah kota di mana perjuangan dilakukan dan berkumpul begitu banyak pahlawan dan pribadi berjasa," kata Anies.

Ke depan, Anies berharap, pergantian nama ini bisa menginspirasi para milenial untuk turut melestarikan budaya Betawi.
"Kami menghormati, mengenang, dan memberi inspirasi dengan mengabadikannya dan menjadikan nama jalan di Jakarta," tuturnya.