Alasan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Dukung Citayam Fashion Week: Biarkan Mereka Buka Dirinya
Kadis Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana mendukung Citayam Fashion Week. Ia pun memberikan alasannya terkait gaya bocah Citayam di Dukuh Atas.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Melihat fenomena ini, Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan enggan menfasilitasi ajang Citayam Fashion Week di area Dukuh Atas itu.

Alasannya, karena area zebra cross dan juga trotoar yang kerap digunakan sebagai tempat nongkrong dan pamer gaya tersebut merupakan fasilitas umum yang diperuntukan untuk memudahkan mobilitas masyarakat.
Oleh sebab itu, kata dia penting bagi siapapun untuk melihat fungsi dari fasilitas yang sudah disediakan.
"Kalau untuk fasilitasi, kita sekarang engga ya. Tapi kan kita lakukan pengawasan sekarang," kata Irwandi, saat dikonfirmasi TribunJakarta.com.
Baca juga: Pemkot Ogah Fasilitasi Citayam Fashion Week: Pengguna Fasum di Dukuh Atas Bukan Anak Citayam Saja
"Jangan salah bahwa kita fasilitasi fasos dan fasum, jangan salah. Fasos fasum itu kan fungsinya harus begitu, ya sebagai fasos fasum. Jangan beralih fungsi, itu salah dong. Kan gak semua masyarakat umum begitu. Itu dipakai masyarakat lain, gak anak Citayam aja. Itu fungsinya sebagai fasos dan fasum, ada pengguna lain, pengguna jalan yang manfaatkan itu bukan mereka aja. Apalagi itu membuat kemacetan," kata Irwandi.
Saat ini, ajang Citayam Fashion Week juga masih menjadi pro dan kontra bagi masyarakat Jakarta.
Sebagian ada yang mendukung, ada pula yang menilai bahwa fashion show di zebra cross tersebut membahayakan dan juga menyebabkan kemacetan.
Ketimbang memfasilitasi ajang Citayam Fashion Week, pihaknya lebih memilih untuk melakukan pengawasan di sekitaran lokasi.

Hal ini sebagai upaya untuk menjaga ketertiban, dan juga kebersihan di lokasi. Apalagi, semenjak viral ajang Citayam Fashion Week juga kerap mengundang kerumunan.
"Kita kemarin sudah lakukan penertiban gak boleh buang sampah sembarangan, sudah kita kontrol. Nah sama polisi diminta mereka jam 10 malam bubar,"
"Kan kita lakukan pengawasan sekarang. Sampah (buang semparangan) gak boleh, kalau ada yang buanh sampah kita tindak, kerumunan juga dikurangin, informasi dari Polri katanya jam 10 malam kalau masih ada di bubarkan," imbuhnya.
Kendati begitu, Irwandi mempersilakan siapa saja datang dan berkunjung ke wilayahnya.
Sebagai kota metropolitan, Jakarta terbuka bagi siapa saja masyarakat yang mau berkunjung.
Walau begitu Irwandi menegaskan, penting untuk siapa saja tetap selalu menjaga kebersihan, dan juga ketertiban di lokasi.
"Kalau memang mereka (datang), Jakarta bebas kok terbuka, tapi jangan buang sampah, jangan tidur-tiduran di situ, jadinya kumuh kan. Pada prinsipnya kita dukung karena itu kan fasilitas umum, asalkan mereka tertib," tuturnya.