Odong-odong Menantang Maut di Cilincing, Seliweran Bawa Ibu dan Anak-anak Di Antara Truk Kontainer
Baru sekitar setengah jam di lokasi, terlihat tidak kurang dari 20 unit odong-odong wara-wiri menantang maut di jalanan yang penuh truk kontainer itu.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Acos Abdul Qodir
Operasional odong-odong ini memang rutin ditemui di sekitaran permukiman warga Kelurahan Kalibaru.
Jalan Raya Cilincing menjadi rute para pengemudi odong-odong untuk memotong jalan agar jarak dan waktu tempuh lebih cepat dibanding harus melewati jalanan permukiman warga di Kalibaru.
Meski para pengemudi dan penumpang odong-odong ini terlihat santai ketika melintas di jalur maut Cilincing, warga lainnya mengaku resah.
Salah satunya ialah Sheri (48), warga Kalibaru yang tidak setuju dengan keberadaan odong-odong di jalan raya ini.

Sheri menilai, keberadaan odong-odong ini cenderung tidak berbahaya ketika melintas di jalan permukiman.
Tapi, ketika sudah melewati jalan raya, keberadaan odong-odong ini menghawatirkan, baik membahayakan penumpangnya maupun pengendara yang lain.
"Sebenarnya kalau adanya di gang sih enggak membahayakan ya. Soalnya kalau sudah masuk ke wilayah jalur ramai ini sangat membahayakan sekali, sangat-sangat sekali," kata Sheri di tepi Jalan Raya Cilincing, Rabu petang.
Sheri makin prihatin ketika melihat banyaknya anak-anak yang dibawa ibunya menumpang odong-odong.
Apalagi, tak jarang Sheri juga melihat anak-anak ini tidak bisa berdiam diri saat odong-odong melaju di jalan penuh truk trailer.
"(Anak-anak) kalau lihat ini itu dipegang, lihat mobil dipegang, itu sangat membahayakan sekali," katanya.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Cibubur, Ironman Miris Lihat Tingkah Masyarakat Sibuk Merekam: Bukannya Nolongin
Meski keberadaan odong-odong di lingkungannya setiap hari terlihat, Sheri sendiri mengaku takut menumpang kendaraan itu, terlebih mengajak serta anaknya.
Minimnya keselamatan serta bahaya yang mengintai di jalur maut membuatnya sama sekali tak pernah ada niat naik odong-odong meski bayaran untuk sekali naik, dari satu permukiman ke permukiman lainnya di Kalibaru, cenderung sangat murah pada kisaran Rp 5.000.
Sheri pun berharap keberadaan odong-odong menantang maut ini menjadi perhatian pemerintah untuk memastikan ketertiban dan keselamatan di jalanan.