Odong-odong Menantang Maut di Cilincing, Seliweran Bawa Ibu dan Anak-anak Di Antara Truk Kontainer
Baru sekitar setengah jam di lokasi, terlihat tidak kurang dari 20 unit odong-odong wara-wiri menantang maut di jalanan yang penuh truk kontainer itu.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Acos aka Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Masyarakat baru dikejutkan kejadian odong-odong tertabrak kereta api di perlintasan sebidang tanpa palang pintu di Kragilan, Kabupaten Serang, Banten,, yang menewaskan enam ibu-ibu dan tiga anak kecil.
Meski banyak kejadian kecelakan yang melibatkan odong-odong hingga menelan korban jiwa, hal itu tak membuat jera pelaku usaha odong-odong maupun para penggunanya.
Meski banyak warga merasa resah dengan kehadiran kendaraan berkonsep kereta wisata yang beroperasi di jalan utama yang ramai kendaraan, namun odong-odong masih banyak ditemui di ruas-ruas jalan utama, tidak terkecuali di di ibu kota Jakarta.
Misalnya di Jalan Raya Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Sambil membawa penumpang ibu-ibu hingga anak-anak, para pengemudi odong-odong menantang maut di jalanan dengan menyelip hingga mendahuli truk trailer atau truk kontainer di jalur maut tersebut.
TribunJakarta.com melakukan pemantauan dari depan Gereja Kristen Jawa di Jalan Raya Cilincing pada Rabu (27/7/2022) sore sekitar pukul 16.00 WIB.
Baca juga: Odong-Odong Ditabrak Kereta Api di Serang Banten hingga 9 Orang Tewas, Begini Kronologi Singkatnya
Baca juga: Total Korban Luka Akibat Kecelakaan Odong-odong di Kragilan Bertambah, Bayi 7 Bulan Ikut Menderita
Baru sekitar setengah jam di lokasi, terlihat tidak kurang dari 20 unit odong-odong wara-wiri menantang maut di jalanan yang penuh truk kontainer itu.
Sebagian besar pengemudi odong-odong di wilayah itu adalah remaja tanggung alias masih ABG (Anak Baru Gede).
Namun, di dalam rangkaian gerbong kereta odong-odong yang dibawanya ada banyak penumpang yang didominasi ibu-ibu dan anak-anak.

Bahkan, ada pula ibu yang membawa serta anaknya yang masih balitanya duduk di gerbong-gerbong tanpa jendela dalam kondisi debu-debu beterbangan.
Sejumlah penumpang ibu-ibu itu sampai harus menutup mulut anaknya dengan tangan untuk menghindari paparan debu Jalan Raya Cilincing.
Tanpa pengamanan ekstra seperti helm maupun sabuk pengaman, puluhan odong-odong itu kerap kali terlihat mencoba mendahuli truk trailer maupun kendaraan lainnya.
Tak jarang pula odong-odong ini terpantau melaju dengan kecepatan rendah, sehingga membuat laju kendaraan di belakangnya tersendat.