Warek UMN Sebut Minat Studi Jurnalisme di Indonesia Mengalami Penurunan
Akademisi di Tangerang mengatakan kalau minat dan tren studi jurnalisme semakin mengalami penurunan.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Minat dan tren studi jurnalisme semakin mengalami penurunan.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Wakil Rektor Keuangan Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Andrey Andoko pada acara Data and Computational Journalism Conference Indonesia (DCJ-CI) 2022.
"Sempat saya singgung memang ada trend turun, ini tentu jadi satu tantangan. Karena di satu sisi bisa jadi masyarakat dan anak-anak SMA lihat profesi jurnalisme ini kira-kira masih menarik engga ya," kata Andrey, Rabu (27/7/2022).
Hal tersebut menjadi tantangan untuk UMN dapat menerjang badai disrupsi digitalisasi jurnalisme berlandaskan data.
Menurut Andrey, karena disrupsi digital ini minat anak-anak SMA belok menjadi seorang YouTuber atau pun mempunyai channel Podcast sendiri.
Baca juga: UMN Raih Peringkat ke-146 Dunia di UI GreenMetric dengan Nilai Tertinggi di Pengolahan Air
"Ini jadi tantangan dari pendidikan jurnalistik untuk menjadikan pendidikan ini tetap relevan menggunakan dan mengikuti perkembangan yang ada," papar Andrey.
Maka dari itu, UMN menggandeng berbagai praktisi jurnalistik baik dalam dan luar negeri untuk menggelar Data and Computational Journalism Conference Indonesia (DCJ-CI) 2022, dari 27 Juli hingga 30 Juli 2022.
Konferensi pertama di Indonesia dan Asia Tenggara ini, dirancang untuk mempopulerkan jurnalisme data dan komputasi kepada jurnalis, mahasiswa dan juga dosen Jurnalistik di Indonesia.
"Kami panitia berharap, dari konferensi ini bisa jadi ajang pembelajaran dan pertukaran pengetahuan jurnalisme data dan komputasi, antara praktisi dan edukator dari Indonesia ataupun luar negeri," ungkap Project Officer DCJ-CI 2022, Utami Diah Kusumawati, Rabu (27/7/2022).
Selain itu, dari ilmu yang diberikan selama empat hari konferensi, juga bisa membekali para jurnalis dengan keahlian dan pengetahuan terkini, demi mencegah terjadinya disinformasi, khususnys di era digital.
Para ahli dan praktisi di bidang jurnalisme data dan komputasi yang bergabung terdiri dari berbagai negara.
Seperti Amerika Serikat, Inggris, Malaysia, Singapura, Swedia, Australia, Nepal, juga termasuk dari Indonesia sendiri.
Konferensi akan dibagi menjadi enam panel diskusi interaktif, 14 seminar bedah proyek, serta ada enam pelatihan.
Baik dilakukan secara online ataupun offline di Universitas Multimedia Nusantara (UMN).
"Kemarin antusias pesertanya sangatlah tinggi, terakhir pada saat penutupan registrasi ada 1.205 peserta yang mendaftar. Dan itu bukan hanya dari jurnalis sebagai sasaran utama kami, melainkan peserta datang juga dari mahasiwa, dosen hingga pegawai lembaga pemerintahan Indonesia," tutur Utami.
Sementara, pada rangkaian hari pertama DCJ-CI 2022 akan membedah proyek oleh The Gecko Project yang menggunakan data dan machine learning dalam investigasinya bersama BBC san Mongabay, tentang kasus plasma perusahaan kelapa sawit Indonesia dan dampaknya bagi masyarakat desa.
Lalu, diisi juga dengan praktik-praktik langsung jurnalisme data dan penggunaan teknologi terbaru.
Baik melalui pelatihan, seminar, hingga bedah proyek lainnya.
Sementara, dalam kesempatan yang sama, Rektor UMN Ninok Leksono mengungkapkan, sudah saatnya praktisi jurnalis di Indonesia terus meningkatkan ilmu dan skill diri demi profesional pekerjaan di lapangan.
"Jadi, profesi yang sudah tua, sudah dipersimpangan jalan itu coba disegarkan dengan skill baru. Sehingga wartawan mampu mengetahui dan membuat data akurat dan komputasi," tutur Ninok.