Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak
Kantung Kemih dan Pankreas Brigadir J Menghilang? Pengacara Beberkan Temuan Dokter saat Ekshumasi
Tak cuma otak Brigadir J yang tak berada pada tempatnya, kantung kemih dan pankreas pria asal Jambi itu keberadaannya juga misterius.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
Saat memeriksa bagian dalam kepala Brigadir J, dokter tak menemukan otak almarhum.
Tak cuma itu pankreas, dan kantung kemih Brigadir J juga tak terlihat.
"Kemudian berdasarkan hasil pekerjaan mereka di sana, dicatatkanlah apa yang mereka saksikan berdasarkan kesepakatan mereka di situ dan segera setelah pemakaman saya mintakan untuk dibuatkan laporan tertulis kemudian diaktekan secara notaris," kata Kamaruddin.
"Dari akta notaris inilah satu persatu saya bacakan, yaitu diketahui bahwa otaknya yang tadinya di kepala sudah ada di bagian perut kemudian organ-organ lainnya diduga hilang, yaitu seperti pankreas dan kantung kemih tidak ditemukan begitu," jelasnya.
Di akhir pernyataanya, Kamaruddin kembali menegaskan keanehan atau kejanggalan pada organ tubuh Brigadir J, ditemukan saat proses ekshumasi, Rabu lalu di Jambi.
Baca juga: Situasi Menegangkan Adu Tembak Bharada E dan Brigadir J, Komnas HAM Beberkan Fakta Meski Tanpa CCTV
"Pada saat autopsi kedua ketahuan ya. Artinya sudah terjadi pada penguburan yang pertama," ujarnya.
"Kemudian setelah 19 hari digali, setelah digali, diautopsi ulang atau visum et repertum. Kemudian ketika dibuka itu organ-organnya tidak ditemukan akan pankreas maupun kantong kemihnya," imbuhnya.
SIMAK VIDEONYA:
Tanggapan Eks Kabareskrim Polri
Temuan kuasa hukum Brigadir J soal posisi otak Brigadir J turut memantik atensi Mantan Kabareskrim Polri, Komjen Pol (Purn) Ito Sumardi.
Pengamat kepolisian itu menyebut bahwa hasil autopsi jenazah memang tidak harus selalu dijelaskan ke keluarga korban.
"Sepengetahuan saya, autopsi ini tidak harus disampaikan kepada keluarga. Untuk mencegah terjadinya trauma," kata Komjen Pol (Purn) Ito Sumardi.
Lebih lanjut, Komjen Pol (Purn) Ito Sumardi juga memaparkan analisa terkait temuan organ otak Brigadir J yang dipindahkan ke dada.
Menurut Komjen Pol (Purn) Ito Sumardi, hal tersebut sering ia lihat di film-film.
"Ini bisa saja diuji secara kode etik profesi. Saya lihat di film-film saja, kalau mengambil otak karena memang mengambil peluru yang menembus kepala. Kenapa ditaruh di perut ? saya enggak tahu karena saya bukan ahli forensik. Tapi saya lihat beberapa di film, itu mungkin ada sesuatu yang hampir sama," ungkap Komjen Pol (Purn) Ito Sumardi.