Food Story
Menyicip Ramen Dengan Suasana Ala Gang Sempit dan Pasar Ikan Jepang di Tangerang
Pengelola restoran sepertinya berhasil, membawa suasana Yatai atau warung makan kaki lima dengan meja dan bangku terbuat dari kayu.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Begitu juga saat menyeruput ramen yang dipadukan dengan rumput laut, membuat mulut merasakan sensasi yang berbeda.
Untuk menu pedasnya, Dotonbori dirasa menjadi pilihan tepat, rasa pedas yang ditimbulkan masih bersahabat dengan lidah dan tidak menutup rasa kaldu ayam.

Kuah ataupun mienya yang berwarna merah, ternyata dari racikan rahasia dapur kepedasan khas Jepang.
"Ada juga menu pendamping, seperti Gyoza, Tori Karage, Karage Ball, dan sebagainya. Untuk soft opening sampai 16 Agustus nanti, kami memberi penawaran beli dua mangkok Ramen, gratis satu mangkok ramen," ungkap Nando.
Untuk harga pun terbilang terjangkau bila dibandingkan harga semangkok ramen di dalam mal.
Bila dilihat dari menu, untuk ramen dihargai Rp 35 ribu sampai Rp 42 ribu seporsinya.
Sementara menu pendamping dimulai dari harga Rp 20 ribu.
Tidak kalah penting, di restoran tersebut disediakan minuman ocha dingin yang bisa direfil atau isi ulang.
Belum lagi berbagai menu saos dan kecap sebagai memperkaya rasa, juga tak kalah banyak.
"Kami juga memastikan semua bahan yang digunakan, baik saos, sop, daging ayam dan lainnya, menggunakan bahan yang halal," kata Nando.