Tak Kunjung Rampung, Anak Buah Gubernur Anies Baswedan Akui Revitalisasi Kota Tua Molor

Revitalisasi kawasan Kota Tua tak kunjung rampung, padahal awalnya proyek tersebut ditargetkan rampung pada akhir Juli 2022.

TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Suasana Gedung Museum Sejarah Jakarta di Kawasan Kota Tua, Taman Sari, Jakarta Barat pada Sabtu (25/6/2022). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Revitalisasi kawasan Kota Tua tak kunjung rampung, padahal awalnya proyek tersebut ditargetkan rampung pada akhir Juli 2022.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengakui, pengerjaan revitalisasi kawasan Kota Tua molor dari target.

Anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini menyebut, progres revitalisasi Kota Tua kini sudah di kisaran 97 persen.

"Jadi memang target kami itu di akhir Juli semuanya sudah 100 persen. Tinggal 3 persennya itu finishing," ucapnya saat dikonfirmasi, Minggu (7/8/2022).

Hari menyebut, ada kejadian tak terduga yang menyebabkan progres pengerjaan revitalisasi Kota Tua terhambat.

"Ada semacam longsoran tanah. Sebelumnya oakai pondasi dangkal, makanya sekarabg dibuat menjadi pondasi dalam," ujarnya.

Baca juga: Di bawah Spanduk Larangan Jualan di Kota Tua, Emak-emak Ini Tetap Santai Gelar Lapak Minuman

Perbaikan pondasi ini yang kemudian membuat proyek revitalisasi kawasan Kota Tua molor dari target.

Selain itu, keterlambatan juga terjadi karena adanya perubahan desain bangunan dari konsultan perencana.

"Jadi, bukan keterlambatan dari kontraktor ataupun dari kami, tapi memang rencana ada sedikit perubahan yang memang membuat agak sedikit lama. Nah, ini jadi hambatan," ujarnya.

Dalam proses pengerjaan revitalisasi ini, Hari juga menyebut, pihaknya tak bisa terburu-buru dalam menggarapnya.

Pasalnya, ada pembuatan saluran air yang dilakukan PAM Jaya di area bekas halte Kota yang akan digunakan PT KAI.

"Otomatis kita harus bikin aliran, kalau kita langsung hajar di situ, bisa-bisa PT KAI enggak dapat suplai air bersih," tuturnya.

"Memindahkan utilitas dari sana itu butuh waktu, sampai dengan terlayaninya air bersih PAM itu ke PT KAI. Termasuk kendala yang di area halte juga," sambungnya.

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved