Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak
Bharada E Punya Pengacara Baru, Deolipa Yumara Doyan Cari Panggung hingga Buat Orangtua Tak Nyaman
Ada peran orangtua Bharada E dalam keputusan mengganti pengacara Deolipa Yumara. Berikut 3 alasan penggantian pengacara Deolipa Yumara.
TRIBUNJAKARTA.COM - Ada peran orangtua Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E dalam keputusan mengganti pengacara Deolipa Yumara.
Kini, Deolipa Yumara sudah tidak lagi menangani kasus Bharada E karena surat kuasanya sudah dicabut oleh yang bersangkutan.
Terungkap tiga alasan berikut ini yang menyebabkan Deolipa Yumara tidak bisa lagi mendampingi Bharada E.
Diketahui, surat kuasa Deolipa Yumara telah dicabut dan kini digantikan oleh pengacara lain bernama Ronny Talapessy.
Tiga alasan pencabutan surat kuasa Deolipa Yumara diungkap oleh Ronny Talapessy, berdsarkan penuturan Bharada E.
Ditegaskan Ronny Talapessy, Bharada E dan keluarganya ingin pengacara yang profesional.
Baca juga: Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi CLBK di Jawa Hingga Punya Anak 4, Sengsara di Insiden Duren Tiga
Keluarga Bharada E, dijelaskan Ronny Talapessy, ingin didampingi pengacara yang profesional.
Bharada E merupakan tersangka kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang diotaki eks Kadiv Prompam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Ronny Talapessy, pengacara baru Bharada E, memastikan tidak ada intervensi dalam pencabutan kuasa tersebut.
Menurut Ronny Talapessy, pencabutan kuasa dilakukan karena orangtua dan Bharada E tidak nyaman dengan dua pengacara sebelumnya.
"Tidak ada intervensi dari siapa-siapa, tapi ini adalah keinginan dari orangtua dan Bharada E karena merasa tidak nyaman dengan pengacara lama," kata Ronny saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (14/7/2022).
Ada tiga alasan mengapa keduanya dicabut kuasanya oleh Bharada E dalam pendampingan hukum tersebut.
Pertama, karena Deolipa dan Boerhanuddin disebut hanya mencari panggung.

"Pertama adalah waktu tanda tangan kuasa pertama kali itu bukan ditanyakan kasusnya seperti apa, berkasnya bagaimana tetapi langsung press conference, itu yang membuat tidak merasa nyaman. Tidak salah memang press conference, tapi kan etikanya pelajari dulu kasus ini, interview dulu," jelasnya.
Alasan kedua, sebagai pengacara, Deolipa dan Boerhanudin membeberkan apa yang seharusnya tidak diungkap kepada publik.