Revitalisasi Kota Tua Jadi Kawasan Pedestrian Telan Anggaran Rp65 M, Dana dari Mana?
Revitalisasi kawasan wisata Kota Tua menelan biaya hingga Rp65 miliar. Dananya dari mana ya?
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, TAMANSARI - Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menyebut, revitalisasi kawasan wisata Kota Tua menelan biaya hingga Rp65 miliar.
Anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini menyebut, anggaran puluhan miliar tersebut digunakan untuk menyulap Kota Tua jadi kawasan pedestrian untuk menunjang penerapan zona rendah emisi atau low emission zone (LEZ).
"Biasa ikut hampir sekitar Rp65 miliar untuk pembuatan trotoar, shelter busway, air mancur, dan lampu," ucapnya saat dikonfirmasi, Sabtu (27/8/2022).
Walau demikian, Hari memastikan anggaran tersebut bukan berasal dari APBD DKI, melaikan lewat skema Surat Persetujuan Penunjukan Penggunaan Lokasi atau Lahan (SP3L).
Sebagai informasi SP3L merupakan kewajiban bagi pihak swasta atau pengembang yang melakukan pembangunan kawasan di atas 5.000 meter di ibu kota.
Baca juga: Jadikan Wilayah Kota Tua Rendah Emisi, Anies Baswedan: Kota Masa Depan
"No APBD, ini pakai SP3L dari tiga pengembang, yaitu PT MEA, PT Aruna, dan PT PJP," ujarnya.
Hari menyebut, revitalisasi Kota Tua sejatinya belum sepenuhnya rampung.

Masih ada beberapa sudut wilayah yang harus dipoles lagi.
"Shelter itu tinggal perapihan saja, aelesai dirapikan paling seminggu kelar. Mungkin yang lainnya tinggal dikit-dikit finishing saja," kata dia.
Ia mengakui, pengerjaan proyek revitalisasi Kota Tua ini molor dari target sebelumnya, yaitu sekitar bulan Juli.
Baca juga: Buka Festival Batavia Kota Tua, Gubernur Anies Ajak Masyarakat Melihat Saksi Bisu Perjalanan Jakarta
Ada beberapa kendala yang dialami, seperti terjadinya tanah longsor di beberapa titik sehingga termasuk menggunakan pondasi dalam.
Pemindahan utilitas milik PT KAI terkait distribusi air bersih pun disebut Hari menyita waktu cukup lama.
"Harusnya sudah selesai, tapi karena itu ya sudah tidak apa. Tinggal dikit-dikit lah ini, tinggal moles-moles dikit," tuturnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut kawasan Kota Tua sebagai tempat untuk melihat masa depan sekaligus menengok masa lalu.