Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak
Ikut Susun Rencana Bareng Ferdy Sambo, Putri Candrawathi Tak Akui Bantu Suami Habisi Brigadir J
Pengakuan Putri Candarawathi yang tetap ngoto tak akui bantu suaminya, Ferdy Sambo saat menghabisi Brigadir J di rumah dinas Juli lalu.
TRIBUNJAKARTA.COM - Putri Candrawathi ngotot tak mengakui telah bantu suaminya, Ferdy Sambo untuk menghabisi Brigadir J.
Hal tersebut dikatakan pengacara keluarga Ferdy Sambo, Arman Hanis.
Ia menuturkan, Putri Candrawathi membantah sangkaan penyidik, terkait keikutsertaannya membantu sang suami dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Tak hanya itu, Putri juga membantah sangkaan terkait pasal 340 KUHP mengenai pembunuhan berencana.
Padahal Dirttipidum Bareskrim Polri, Brigjen Pol Andri Rian Djajadi telah mengungkapkan, Putri Candrawathi turut andil dalam merencanakan pembunuhan Brigadir J.
"(Putri Candrawathi) melakukan kegiatan-kegiatan yang jadi bagian perencanaan pembunuhan Brigadir Yoshua," ujar Brigjen Andri Rian Djajadi dalam siaran persnya.
Ia mengatakan Putri Candrawathi ditetapkan sebagai tersangka, setelah tim penyidik memeriksa sejumlah saksi dan memeriksa CCTV yang merekam peristiwa yang terjadi di sekitar lokasi kejadian.
Baca juga: 12 Jam Dicecar 80 Pertanyaan, Putri Candrawathi Tetap Mengaku Korban Asusila Brigadir J
Diperiksa selama 12 jam dan dicecar sebanyak 80 pertanyaan saat pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri, Jumat (26/8/2022).
Namun Putri Candrawathi tak mengakui telah membantu Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Dalam pemeriksaan tersebut, Putri Candrawathi mengatakkan, bahwa dirinya mengalami pelecehan yang dilakukan oleh mendiang Brigadir J.
Pengakuan Putri sebagai korban tindak asusila tersebut kemudian dicatat oleh penyidik saat BAP.
"Ibu PC menjelaskan dalam pemeriksaan bahwa beliau adalah korban tindakan asusila atau kekerasan seksual dalam perkara ini. Itu dalam BAP disampaikan seperti itu," ujar pengacara keluarga Ferdy Sambo, Arman Hanis.
Arman mengatakan, PC secara konsisten mengaku kepada penyidik sebagai korban tindakan asusila yang dilakukan Brigadir J.

Putri juga tetap mengatakan dirinya adalah korban pelecehan seksual dan tidak terlibat pembunuhan berencana.
Menurut Arman, keterangan Putri pun telah dicatat penyidik dalam BAP, termasuk terkait peristiwa di Magelang, Jawa Tengah.
"Keterangan klien kami juga sudah dicatat oleh penyidik dalam BAP tersebut, sekaligus penjelasan kronologis kejadian yang terjadi di Magelang," ungkapnya.
Arman mengatakan, nantinya saat di persidangan, bukti-bukti akan disampaikan.
"Kami tim kuasa hukum mempunyai keyakinan bahwa perkara ini akan semakin jelas dan terang, saatnya nanti dalam persidangan akan dibuktikan. Intinya kami menghormati penyidik," tuturnya.
Baca juga: Hindari Ferdy Sambo saat Rekonstruksi, Bharada E Sempat Ajukan Permohonan Khusus Ini Pada Kapolri
Ikut Rapat Kilat Bareng Ferdy Sambo
Diwartakan sebelumnya, Putri Candrawathi turut melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan pembunuhan berencana bersama sang suami, Ferdy Sambo.
Hal tersebut bermula dari adanya rapat kilat di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling III, sebelum tragedi pembunuhan Brigadir J.
Rapat yang berlangsung di sebuah ruangan di lantai 3 rumah pribadi Ferdy Sambo itu tak lain membahas skenario untuk menghabisi Brigadir J.
Hal tersebut diungkapkan Kuasa Hukum Bharada E, Ronny Talapessy.
Ronny mengatakan, turut hadir dalam rapat kilat tersebut di antaranya Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bripka RR dan Bharada E.
Ronny mengungkapkan, dalam rapat kilat tersebut diketahui Putri Candrawathi ada di rumah di Jalan Saguling.

"Yang diketahui oleh klien saya adalah, bahwa saudari PC ini memang ada di rumah di Saguling dan ada juga di TKP. Menurut klien saya, rangkaian cerita itu, ibu ini ada di lokasi," ujar Ronny dikutip dari tayangan YouTueb TV One (20/8/2022).
Dalam rapat tersebut dijelaskan, bahwa Bharada E merupakan peserta terakhir yang dipanggil masuk.
"Klien saya (Bharada E, red) dipanggil ke dalam suatu ruangan meeting, ruangan rapat, bahwa ternyata memang sudah ada Ibu PC ini membicarakan mengenai tentang almarhum Yosua," kata Ronny.
Dalam rapat itu, menurut Bharada E, ada Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan Bripka RR. Bharada E hanya bisa diam tak berbicara sama sekali dengan Putri Candrawathi di rapat itu.
Mulanya, Bharada E tidak melihat Putri Candrawathi pas masuk ke dalam ruangan yang jadi rapat kilat. Barulah setelah duduk di sofa, Bharada E melihat Putri Candrawathi sudah di dalam.