Angka Kesakitan DBD di Kecamatan Pasar Rebo Tertinggi se-Jakarta Timur

Pemkot Jakarta Timur mencatat angka kesakitan DBD di Pasar Rebo paling tinggi di antara 10 Kecamatan. Ini penjelasan Wali Kota M Anwar.

ist
Ilustrasi fogging mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Pemkot Jakarta Timur mencatat angka kesakitan DBD di Pasar Rebo paling tinggi di antara 10 Kecamatan, Rabu (31/8/2022). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO - Pemkot Jakarta Timur mencatat incindence rate (IR) atau angka kesakitan demam berdarah dengeu (DBD) di Pasar Rebo paling tinggi di antara 10 Kecamatan.

Wali Kota Jakarta Timur M. Anwar mengatakan berdasar data kasus minggu ke 33 tahun 2022 sampai dengan tanggal 26 Agustus kecepatan angka kesakitan DBD di Pasar Rebo tercatat 10,78.

"Kecepatan IR dalam tiga minggu terakhir terlihat Kecamatan Pasar Rebo menduduki urutan tertinggi. Setelah itu Kecamatan Matraman dan Kecamatan Jatinegara," kata Anwar, Rabu (31/8/2022).

Berdasar data Pemkot Jakarta Timur jumlah kasus DBD di Pasar Rebo sebanyak 260 kasus, sementara kecepatan angka kesakitan Matraman tercatat 7,88 dengan jumlah kasus 120.

Kecepatan angka kesakitan DBD di Jatinegara tercatat 6,13 dengan jumlah kasus 136, kecepatan angka kesakitan DBD di Kecamatan Cipayung tercatat 5,94 dengan jumlah 119 kasus.

Baca juga: Dua Warga Terjangkit DBD, Permukiman Warga Pisangan Baru Langsung Di-fogging

Kecepatan angka kesakitan DBD di Kecamatan Ciracas 5,46 dengan jumlah 153 kasus, kecepatan angka kesakitan DBD di Kecamatan Cakung 4,27 dengan jumlah kasus 336.

Kecepatan angka kesakitan DBD di Kecamatan Kramat Jati 3,82 dengan jumlah kasus 129, kecepatan angka kesakitan di Kecamatan Duren Sawit 3,40 dengan jumlah kasus 266.

Kemudian kecepatan angka kesakitan DBD di Kecamatan Makasar 2,70 dengan jumlah kasus 69, dan kecepatan angka kesakitan DBD di Kecamatan Pulogadung 1,30 dengan jumlah kasus 103.

"Untuk tingkat (kecepatan IR) kelurahan, Kelurahan Cijantung (Pasar Rebo) menduduki urutan pertama diikuti oleh Kelurahan Baru (Pasar Rebo) dan Kelurahan Utan Kayu Selatan (Matraman)," ujar Anwar.

Ilustrasi nyamuk demam berdarah.
Ilustrasi nyamuk demam berdarah. (Tribunnews)

Tingginya kecepatan IR bukan berarti jumlah kasus pada satu wilayah paling banyak, karena dihitung dengan membandingkan jumlah penduduk dalam satu wilayah dalam kurun waktu tertentu.

Kecamatan Cakung yang jumlah penduduknya paling tinggi misalnya, meski secara jumlah kasus DBD tertinggi tapi kecepatan IR dalam tiga minggu terakhir di bawah Pasar Rebo.

"Hal yang harus diperhatikan adalah penting kecepatan dan ketepatan Penyelidikan Epidemiologi (PE) sebagai dasar awal intervensi pada proses pemutusan mata rantai," tutur Anwar.

Baca juga: Awal Tahun 2022, Ratusan Warga di Jakarta Utara Terjangkit Demam Berdarah

Dengan pengendalian vektor dalam hal ini nyamuk aedes aegypti yang gigitannya jadi pemicu DBD, dan tatalaksana kasus sedini mungkin maka kenaikan kasus maupun angka kematian dapat dicegah.

Merujuk data Pemkot Jakarta Timur kenaikan kasus DBD secara signifikan pada terjadi dari bulan Januari hingga Juni 2022, sementara pada bulan Agustus mulai terjadi penurunan.

"Kewaspadaan terhadap pemutusan mata rantai perkembangan vektor (hewan pembawa penyakit) untuk mencegah penularan penyakit DBD merupakan upaya yang harus di utamakan," lanjut Anwar.

Anwar mengatakan sejak 6 April 2022 pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran tentang Optimalisasi pencegahan dan Pengendalian DBD saat Pandemi Covid-19.

Yakni menggerakkan warga agar melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di rumah atau lingkungan masing-masing lewat gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik).

Pasalnya fogging yang dilakukan dengan pengasapan di rumah hingga saluran air tidak membunuh jentik nyamuk aedes aegypti, hanya mampu membunuh nyamuk aedes aegypti dewasa.

Beda dengan 3M yakni menguras dan menutup tempat penampungan air, lalu mengubur barang bekas yang jadi tempat aedes aegypti berkembang biak sehingga keberadaan jentik dicegah.

Fogging juga hanya dapat dilakukan jika sudah ditemukan warga di satu wilayah terjangkit DBD dan dari penyelidikan epidemiologi Puskesmas ditemukan jentik aedes aegypti.

Tidak hanya di permukiman, Anwar mengimbau para Camat dan Lurah bersama Puskesmas melakukan edukasi dan membentuk Jumantik di perkantoran dan kawasan industri.

"Pada tatanan perkantoran atau kawasan industri dan tatanan lainnya yang belum terjangkau oleh kader Jumantik di wilayah kerjanya masing-masing. Serta kegiatan monitoring pelaksanaan PSN-3M," sambung Anwar.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved