Telepon Misterius Buat Petugas Damkar Tambora Kena Prank, Disuruh Cepat ke TKP, Tapi Warga Adem Ayem
Petugas damkar di Tambora, Jakarta Barat menjadi korban prank dari seorang penelpon misterius yang mengabarkan telah terjadi kebakaran di rumah warga.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, TAMBORA - Petugas damkar di Tambora, Jakarta Barat menjadi korban prank.
Petugas yang sudah terburu-buru meluncur tancap gas ke lokasi ternyata tak melihat adanya kebakaran.
Perbuatan jahil itu berasal dari sosok misterius yang menghubungi langsung ke Pos Damkar Sektor Tambora pada Jumat (30/9/2022) malam.
Sekitar pukul 21.00 WIB, pihak Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat (Gulkarmat DKI) Sektor III Tambora menerima telepon dari seseorang.
Orang itu mengabarkan telah terjadi kebakaran di kawasan RW 009 Jembatan Besi, Tambora.
Baca juga: Tukang Bubur Dikabarkan Meninggal Saat Kebakaran di Cikini, Warga: Dia Kembali
"Yang terima telepon itu anggota saya. Saya juga udah siap meluncur," kata Kepala Peleton Damkar Sektor III Tambora, Dadang Ahmid saat dikonfirmasi TribunJakarta.com pada Sabtu (1/10/2022).
Bukannya apa-apa, bila terjadi kebakaran di wilayah Tambora, petugas harus segera datang ke lokasi.

Wilayah tersebut termasuk padat penduduk dan memiliki akses jalan yang sempit sehingga menyulitkan petugas damkar menuju lokasi.
"Kalau di Tambora tahu sendiri, padat penduduk rumah berdempetan makanya kita segera meluncur untuk antisipasi," lanjutnya.
Dikerahkan sebanyak 4 unit mobil damkar Tambora menuju lokasi kebakaran.
Namun, petugas dibuat bingung dengan suasana lokasi yang tenang.
Tak ada kepanikan warga mencoba memadamkan api.
Tiba-tiba, petugas damkar mengangkat telepon kembali dari seseorang yang memberitahukan bahwa ada kebakaran di Kali Anyar.
Kebetulan wilayah Kelurahan Jembatan Besi dengan Kali Anyar berdekatan.
Baca juga: Cari Kesempatan dalam Kesempitan: Bisa-bisanya Pria Ini Nyolong Teralis saat Kebakaran di Cikini