Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022
Sedikitnya 17 Anak Tewas, 7 Luka-luka dalam Tragedi Kanjuruhan Pascalaga Arema Fc Vs Persebaya
Sedikitnya tercatat 17 anak-anak tewas dan 7 luka-luka dalam tragedi Kanjurhan pascalaga Arema FC Vs Persebaya Surabaya.
Keduanya mengajak Alfiansyah menonton secara langsung pertandingan tersebut di Stadion Kanjuruhan.

Doni (43) yang masih kerabat menjelaskan orangtua Alfiansyah terinjak ketika hendak keluar dari stadion.
"Di RT 14 ini ada sebanyak 20 orang warganya menonton langsung pertandingan di stadion. Kami menonton di Tribun 14," ujar Doni kepada Surya.co.id.
Menurut Doni, kericuhan dimulai pukul 22:00 WIB setelah pertandingan selelai. Bermula dari tengah lapangan.
Belakangan kericuhan itu merembet ke tribun penonton. Kericuhan semakin menjadi ketika petugas menembakkan gas air mata ke arah tribun.
"Saat itu, petugas keamanan menembakkan gas air mata ke arah Tribun 12. Namun karena angin, asap dari gas air mata itu mengarah ke Tribun 14," kata dia.
"Asap itu membuat perih mata, dan para penonton yang ada di Tribun 14 langsung berhamburan turun untuk segera keluar stadion," sambung dia.
Melihat situasi tak kondusif, Doni bergegas menggendong anaknya segera keluar dari stadion. Langkahnya tiba-tiba terhenti ketika dihampiri Alfiansyah.
Baca juga: Korban Meninggal 174 Orang, Polisi Sudah Minta Perubahan Jadwal Arema vs Persebaya Tapi Ditolak LIB
"Setelah itu, saya berhenti sebentar di bagian pintu keluar stadion. Tiba-tiba, Muhammad Alfiansyah ini datang menghampiri saya."
"Saya langsung tanya, kemana kedua orang tuamu kok enggak ada. Anak itu menjawab, kalau kedua orang tuanya masih di dalam stadion," bebernya.
Setlah itu, Doni melihat orangtua Alfiansyah tengah ditolong orang lain keluar dari stadion. Dari sana, keduanya dilarikan ke Rumah Sakit Teja Husada, Kabupaten Malang.

Doni menduga kedua korban meninggal dunia karena terinjak-injak oleh suporter lain juga berebut keluar menyelamatkan diri dari stadion.
Sedangkan anak korban, dapat selamat setelah meminta pertolongan ke polisi. "Kemungkinan, saudara saya jatuh dari tangga tribun lalu terinjak-injak suporter lainnya," ucap dia.
"Saat saya lihat, bagian muka jenazah sudah pucat membiru. Kalau anaknya, minta bantuan ke polisi yang sedang jaga di dalam stadion terus selamat," ungkap Doni.
Almarhumah Devi baru pertama kali menyaksikan pertandingan di Stadion Kanjuruhan. Sedangkan Yulianton sudah sering menonton.