Kukuhnya Anies Singgung Sumur Resapan Meski Anggaran di APBD Sudah Dicoret: Ampuh Cegah Banjir
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menekankan tentang pentingnya sumur resapan di lokasi rawan banjir.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Satrio Sarwo Trengginas
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, PESANGGRAHAN - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menekankan tentang pentingnya sumur resapan di lokasi rawan banjir.
Anies mengungkapkan, lokasi yang paling membutuhkan sumur resapan adalah wilayah dengan dataran cekung.
"Karena tempat-tempat yang cekungan seperti inilah yang paling potensi. Di situlah yang harus dipompa. Di situlah jawaban mengapa sumur resapan itu penting. Sumur resapan itu penting untuk daerah yang cekung," kata Anies di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (5/9/2022).
Dengan adanya sumur resapan, sambung Anies, membuat genangan dan banjir surut lebih cepat.
"Terbukti di daerah yang sumur resapannya sudah terbangun dengan baik, walaupun cekung, terjadi genangan air yang tinggi, tetapi kecepatan surutnya menjadi sangat tinggi," ucapnya.
Baca juga: Banjir Jakarta, Anies Baswedan Klaim Sudah Siagakan Petugas Sebelum Hujan Turun: Alat Ada di Lokasi
Diketahui, anggaran untuk pembuatan sumur resapan resmi dihapus dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2022.
Setelah menimbulkan polemik lantaran banyak yang menyoroti soal efektivitasnya, kini anggaran untuk sumur resapan dalam APBD DKI tahun 2022 resmi dicoret.
"Waktu di pembahasan di komisi D dengan eksekutif dengan dinas terkait, yaitu Dinas SDA sumur resapan masih ada (dananya) Rp122 miliar. Waktu finalisasi atau pembahasan anggaran dengan TAPD banyak komplain dari anggota banggar, bahwa ada beberapa titik menurut mereka pembangunan sumur resapan ini tidak efektif yang akhirnya diputuskan oleh banggar di nol kan," jelas Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah saat dikonfirmasi, Rabu (1/12/2021).
Baca juga: Jakarta Kebanjiran, Anies Baswedan Minta Masyarakat Dewasa: Diselesaikan Scientific, Bukan Politik
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Nova Harivan Paloh mengatakan keputusan penghapusan satu di antara program unggulan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini telah diketuk palu saat Rapat Badan Anggaran (Banggar) yang berlangsung pada Rabu (25/11/2021) lalu.
"Di nol kan dari forum banggar kemarin. Kalau di komisi kan kita sudah kurangi jadi Rp120 miliar. Kalau di banggar besar, kesepakatan terakhir akhirnya di nol kan," jelasnya.
Meski tak merinci alasan dibalik penghapusan anggaran ini, politisi Nasdem ini tetap menilai bahwa sumur resapan belum bisa mengatasi genangan dan banjir di Ibu Kota.
"Saya melihat, mungkin dari kawan-kawan ada beberapa masukan yang istilahnya di beberapa wilayah ada yang terlihat belum bisa menangani masalah banjir, terkait masalah resapan airnya gitu. Ini banggar besar yang memutuskan artinya ini kalau keputusan banggar besar berarti kan itu kan sudah ada kesepakatan secara bersama ya gitu, yang memutuskan pimpinan dari ketua pelaksana banggar tersebut," pungkasnya.