Kasus Gangguan Ginjal Akut
Warga Jakbar Hati-hati, Ada 8 Kasus Gangguan Ginjal Akut Anak di Kebon Jeruk dan Kalideres
Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan ada 71 kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak, dan 40 di antaranya meninggal dunia.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Warga Jakarta Barat agar waspada dengan gangguan ginjal akut yang belakangan ini jadi perhatian pemerintah.
Kasus penyakit ginjal akut saat ini menyasar anak-anak.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan ada 71 kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak, dan 40 di antaranya meninggal dunia.
Di antaranya tersebar di Jakarta Barat, sebanyak delapan kasus.
"Kita di wilayah Jakarta Barat ada 8 kasus ya. Ada di wilayah Kebon Jeruk dan Kalideres," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Erizon pada Kamis (20/10/2022).
Baca juga: Total Kasus Ginjal Akut Pada Anak di DKI Jakarta Capai 71, 40 Meninggal Dunia
Saat ini, delapan penderita penyakit ginjal masih menjalani perawatan di rumah sakit.
"Rata-rata usia mereka di bawah 5 tahun," tambahnya.
Ada dugaan penyebab penyakit tersebut karena konsumsi dari parasetamol sirup.
Namun, Erizon belum bisa memastikan terkait penyebab dari penyakit yang diderita anak tersebut.
Ia masih menunggu penjelasan dari Dinas Kesehatan maupun Badan Pengawas Obat dan Makanan.
"Belum bisa dibuktikan, cuman kalau belajar dari negara asing memang disinyalir karena pelarut obat-obatan. Sedangkan BPOM masih belum memberikan statement dan kita menunggu hasil BPOM," pungkasnya.
71 Kasus, 40 Anak Meninggal Dunia
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat, 71 anak di Ibu Kota terjangkit gangguan ginjal akut. Data tersebut dihimpun sejak Januari hingga hari ini, Rabu (19/10/2022).
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti berujar, dari 71 anak itu, 40 anak di antaranya meninggal dunia.
"Tercatat dari rumah sakit (RS) di DKI Jakarta yang dilaporkan ke kami, (ada) 71 kasus gagal ginjal akut," tuturnya di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKI Jakarta, Kamis (20/10/2022).
Baca juga: Gangguan Ginjal Akut, Larangan Beli Obat Sirop Bikin Bingung Pembeli di Pasar Pramuka
"(Terdapat) 40 kasus (dari 71 kasus) meninggal dunia sejak Januari," sambung dia.
Widyastuti menegaskan, sebanyak 85 persen atau setara dengan 60 kasus --di antara 71 kasus tersebut-- terdiri dari bayi di bawah lima tahun (balita).
Kemudian, sebanyak 15 persen atau setara dengan 11 kasus di antara 71 kasus itu terdiri dari anak berusia 5-18 tahun.
Ia menambahkan, masih ada 16 penderita gangguan ginjal akut yang masih dalam perawatan.
Widyastuti menyebut Dinkes DKI tengah menyisir seluruh RS di Ibu Kota untuk memastikan seluruh kasus gangguan ginjal akut telah dilaporkan ke Dinkes DKI.
"Jadi kami menyisir semua RS di DKI apakah memang ada kasus di sana dan dilaporkan ke kita," sebutnya.
Sementara itu, untuk menangani kasus gangguan ginjal akut, Dinkes DKI telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Koordinasi itu, kata Widyastuti, untuk memberikan pembekalan kepada perawat dan dokter anak terkait gangguan ginjal akut.
"Sehingga, nanti akan ada lebih banyak tim sumber daya manusia, tenaga kesehatan, yang bisa menangani kasus ini (gangguan) ginjal akut) berikutnya," urai dia.
Baca juga: Kasus Gangguan Ginjal Akut Melonjak, Pedagang Obat di Pasar Pramuka Masih Jual Obat Sirop
Sebelumnya, terdapat 49 kasus gangguan ginjal akut pada anak hingga Selasa (18/10/2022).
Jumlah tersebut merupakan akumulasi kasus gagal ginjal akut misterius, dari Januari-Oktober 2022 yang tercatat Dinkes DKI Jakarta.
Sebanyak 36 pasien atau 75 persen adalah balita dan 13 pasien atau 25 persen non-balita.
Dari 49 yang sudah terdeteksi gagal ginjal akut misterius, 25 anak dinyatakan meninggal dunia dan 12 di antaranya telah pulih.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "71 Anak di Jakarta Terserang Gangguan Ginjal Akut, 40 di Antaranya Meninggal"