Keracunan Spaghetti

16 Siswa MTs Darussalam Keracunan Spaghetti, Pernah Ada Keracunan Massal di Solo Korbannya 90 Warga

Sebelum kasus keracunan spageti, sempat terjadi keracunan masal di Solo yang sampai membuat dua orang meninggal dunia.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
Kolase TribunJakarta
Spaghetti diduga menjadi penyebab belasan siswa MTs Darussalam, Pesanggrahan, Jakarta Selatan mengalami pusing hingga muntah karena keracunan makanan. Sebelum kasus keracunan spageti, sempat terjadi keracunan massal di Solo yang sampai membuat dua orang meninggal dunia. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Spaghetti diduga menjadi penyebab belasan siswa MTs Darussalam, Pesanggrahan, Jakarta Selatan mengalami pusing hingga muntah karena keracunan makanan.

Alhasil saat ini polisi tengah mencari keberadaan pedagang spageti yang berjualan di depan sekolah tersebut.

Sebelum kasus keracunan spageti, sempat terjadi keracunan massal di Solo yang sampai membuat dua orang meninggal dunia.

Keracunan tersebut terjadi pada saat acara buka bersama alias bukber di bulan Ramadan tepanya pada, Sabtu (10/4/2022).

Kejadian memilukan ini terjadi di lingkungan RW 01, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo.

Baca juga: 16 Siswa MTs Darussalam Diduga Keracunan Spaghetti, Polisi Sebut Pedagang Baru Jualan Satu Pekan

Tak hanya satu dua orang, tapi seluruh warga di desa tersebut mengalami keracunan masal hingga dilarikan ke rumah sakit.

Sebagian warga dirawat di RSUD dr Moewardi, RS Dr Oen Kandang Sapi, Rs Hermina, dan RS Kustati.

Jumlah warga yang mengalami keracunan ada sebanyak 90 orang, dua di antaranya meninggal dunia.

Terkait kasus tersebut, Sekretaris RT 01, Sumarno mengungkap fakta.

"Warga yang dibawa ke rumah sakit banyak kurang lebih ada 90-an," kata Sumarno dilansir dari TribunSolo.com.

"Dari 90-an itu, yang menjalani rawat jalan ada 60-an. Itu total dari satu RW yang terdiri dari 5 RT," tambahnya.

Mereka yang dirawat di fasilitas kesehatan sempat mengalami sejumlah gejala.

Ilustrasi - Polisi menyelidiki kasus dugaan keracunan spaghetti yang dialami 16 siswa MTs Darussalam, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, di antaranya mencari pedagang jajanan tersebut untuk dimintai keterangan.
Ilustrasi - Polisi menyelidiki kasus dugaan keracunan spaghetti yang dialami 16 siswa MTs Darussalam, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, di antaranya mencari pedagang jajanan tersebut untuk dimintai keterangan. (ist)

Diantaranya, pusing, mual, muntah, dan diare.

Gejala itu dirasakan korban mulai Minggu (1/5/2022) dini hari.

Sumarno menyebut korban yang mengalami gejala keracunan didominasi warga RT 01.

"Warga yang mengalami gejala didominasi RT 01," ucap Sumarno.

"Itu karena mereka yang banyak menghadiri acara dan lokasi acara ada di RT 01," sambungnya.

Aparat segera turun tangan menganalisa apa penyebab satu kampung di Solo itu mengalami keracunan massal.

Berdasarkan kesaksian korban, Dinas terkait akhirnya mencurigai satu benda sebagai pemicu keracunan.

Benda itu adalah sampel makanan berupa ayam.

Bukan tanpa alasan pihak aparat menganalisa ayam tersebut.

Ternyata ada korban yang mengurai kesaksian tentang kondisi ayam bakar tersebut saat disajikan.

Ayam bakar itu diduga sudah dalam kondisi basi.

Baca juga: Polisi Cari Pedagang Spaghetti Selidiki Dugaan Keracunan 16 Siswa MTs Darussalam Jaksel

"Kemarin ada beberapa cuitan warga mengatakan saat mau makan, (lihat) ayamnya sudah tidak layak dimakan,"

"Katanya sudah tidak segar, lembek, berkeringat, sudah basi. Tapi, sama warga nekat akhirnya terkapar sakit," ungkap Sumarno.

Ayam bakar yang disajikan dalam nasi box tersebut pun dilengkapi sejumlah lauk dan buah, di antaranya semangka.

Kasus keracunan nasi boka di Solo.
Sebelum kasus keracunan spageti, sempat terjadi keracunan masal di Solo yang sampai membuat dua orang meninggal dunia. (TribunSolo.com dan Kompas.com)

"Waktu buka bersama kemarin itu menyajikan teh hangat sama nasi box yang berisi nasi putih, ayam bakar, sama buah semangka," jelas Sumarno.

Nasi box itu dibagikan ke hampir 100 warga yang hadir dalam acara buka bersama tersebut.

Meski demikian, masih ada beberapa box yang tersisa dan kemudian dibagikan ke warga.

Akhirnya salat Idul Fitri di masjid di desa tersebut ditiadakan lantaran banyak warga mengalami keracunan.

Keracunan spaghetti

Belasan siswa MTs Darussalam, Pesanggrahan, Jakarta Selatan diduga keracunan jajanan spaghetti yang dijual seorang pedagang di depan sekolah.

Setidaknya ada 16 siswa yang mengalami pusing hingga muntah setelah memakan spaghetti tersebut.

Kapolsek Pesanggrahan Kompol Nazirwan mengatakan, pedagang spaghetti itu diperkirakan baru berjualan selama satu pekan.

"Informasi kemarin itu baru sekitar satu minggu," kata Nazirwan saat dikonfirmasi, Jumat (28/10/2022).

Saat ini, polisi tengah mencari pedagang spaghetti yang diduga mengakibatkan belasan siswa keracunan setelah menyantap jajanan itu.

"Lagi kita lidik keberadaanya, karena hari ini yang bersangkutan tidak berjualan. Lagi mencari identitasnya," ucap Nazirwan.

Baca juga: Habis Jajan Spaghetti, 16 Siswa MTs Darussalam Jaksel Pusing hingga Muntah Diduga Keracunan

Berdasarkan informasi sementara yang diperoleh, lanjut Nazirwan, pedagang spaghetti itu berusia sekitar 45 tahun.

"Sementara ini kan kita masih dalami, kita lidik, informasinya usia sudah dewasa, 45 tahun," ujar dia.

Adapun peristiwa dugaan keracunan jajanan itu terjadi pada Rabu (26/10/2022).

Ilustrasi keracunan makanan.
Ilustrasi keracunan makanan. (Sutterstock via Kompas.com)

"Kejadiannya betul pada Rabu sore, tapi bukan keracunan massal," kata Lurah Ulujami Yudha Irawan saat dikonfirmasi, Jumat (28/10/2022).

Yudha mengungkapkan, sebelum mengalami pusing hingga muntah, para siswa membeli jajanan spaghetti di depan sekolah.

"Jadi pada saat jam istirahat, para siswa jajan di depan sekolah, kan ada tukang jajan. Jajan spaghetti. Dari situ lah mereka pusing, mual dan muntah," ungkap dia.

16 siswa yang diduga mengalami keracunan itu kemudian dibawa ke Puskesmas Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Lokasi Puskesmas Ulujami bersebelahan dengan MTs Darussalam.

"Langsung sama teman-teman puskesmas langsung di tangani. Ada tiga orang siswa yang dibawa ke RSUD (Pesanggrahan)," ujar Yudha.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved