Hari Pahlawan 10 November
Hari Pahlawan, Veteran RKPAD Sarankan Pemerintah Adakan Wajib Militer Generasi Muda Indonesia
Ia pun menyinggung wajib militer bagi kaum muda yang sudah berjalan di beberapa negara, salah satunya Korea Selatan.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Di momen Hari Pahlawan tahun 2022 ini, salah seorang veteran perang bernama Slamet Mulhadi (84) menyarankan pemerintah mengadakan wajib militer generasi muda Indonesia.
Pria kelahiran 1938 pensiun di TNI Angkatan Darat itu berharap wajib militer suatu saat bisa terwujud di Indonesia, terutama menyasar generasi muda.
Ia pun menyinggung wajib militer bagi kaum muda yang sudah berjalan di beberapa negara, salah satunya Korea Selatan.
"Harapannya supaya generasi muda biar tahu, dulu anggota DPR nggak setuju wajib militer. Negara asing wajib militer, artis Korea kan wajib militer," kata Slamet di atas KRI Semarang-594, perairan Kepulauan Seribu, Kamis (10/11/2022).
Slamet menuturkan, tujuan diadakannya wajib militer sebenarnya bukan untuk memaksakan anak-anak muda masuk tentara.
Akan tetapi, wajib militer adalah sebuah langkah yang baik menanamkan rasa kebangsaan.
Baca juga: Ketua DPD RI LaNyalla Ingatkan Kalimat Merdeka atau Mati Saat Peringati Hari Pahlawan
"Kita wajib militer bukan buat jadi tentara, sekarang kan bela negara. Wajib bela negara," katanya.
"Biar dia (anak-anak muda) tahu rasa kebangsaan," sambung mantan anggota Kopassus itu.
Selain itu, menurut Slamet wajib militer juga dapat mengobarkan nasionalisme anak-anak muda.
Begitu pula rasa penguatan ingatan akan jasa-jasa para pejuang kemerdekaan di masa lampau.
"Kita punya negeri ini, kita masih inget pejuang-pejuang kita," pungkasnya.
Cerita Slamet Berjuang dalam Perang Permesta

Di kesempatan yang sama, Slamet Mulhadi juga menceritakan kembali kisah perjuangannya bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia puluhan tahun silam.
Ditemui dalam upacara tabur bunga Hari Pahlawan dari atas KRI Semarang-594 di perairan Kepulauan Seribu, Slamet masih ingat betul bagaimana kondisi peperangan yang mencekam.
Peperangan puluhan tahun silam memaksa dirinya untuk bertahan hidup di manapun dan dalam kondisi apapun.
Bahkan, Slamet mengungkapkan dirinya seringkali harus makan binatang liar yang ditemukannya di hutan-hutan tatkala perang berlangsung.
Baca juga: Tawuran Bersajam di Tangerang Sudah Sangat Mengkhawatirkan, Kajari Usul Sekolah Wajib Militer
Slamet ialah seorang veteran TNI Angkatan Darat dari Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).
RKPAD adalah cikal bakal pasukan elit TNI AD yang kini bernama Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Veteran perang kelahiran Purworejo, 19 April 1938 itu menjadi salah satu tentara yang ditugaskan mempertahankan kedaulatan NKRI saat terjadi pemberontakan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta).
"Zaman Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta) itu saya ditaruh di Manado sana. Kita jadi prajurit di sana," kata Slamet.
Tatkala pemberontakan Permesta terjadi tahun 1957 silam, Slamet diterbangkan ke Manado, Sulawesi Utara, untuk melawan gerakan militer yang ada di sana.
Diceritakannya, saat itu Slamet bersama satuannya seringkali harus keluar masuk hutan di Manado demi mempertahankan kedaulatan NKRI.
Slamet tak bisa terlalu banyak mengungkapkan bagaimana situasi kontak senjata yang terjadi saat itu.
Dengan tegas Slamet hanya bisa menyingkat deskripsinya: ini soal menembak atau ditembak.
"Alhamdulillah, kalo peperangan kita nggak bisa cerita. Bagaimana mau cerita, kalo kita nggak nembak kan kita ditembak, kayak nonton film aja gimana sih," ucapnya.
"Saya zaman Permesta, kita persenjataan kan masih senjata biasa, Permesta sudah mending," sambung Slamet.
Salah satu yang paling diingat Slamet ialah caranya bertahan hidup menjaga perut tetap terisi ketika sedang berada di ganasnya hutan rimba.
Slamet bercerita, ia dan sesama anggota TNI saat itu tak jarang harus mencari dan membunuh tikus untuk bisa mengisi perut kosongnya.
"Kalau di Manado sana tikus juga kita makan," katanya sambil tersenyum.
Baca juga: Ada Jenderal Ahmad Yani hingga S Parman, Ini 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur di Peristiwa G30S/PKI
Namun, tikus yang dimakan Slamet bukan sembarang tikus.
Ia hanya akan mencari tikus pohon yang dianggapnya bersih karena binatang pengerat tersebut hanya memakan buah-buahan.
"Kalau tikus dia tikus pohon, memang dia bersih. Tikus pohon makannya buah," ucapnya.
Slamet bertugas dalam perang Permesta di Manado selama dua tahun.
Setelahnya, Slamet kembali ditugaskan dalam Operasi Trikora (1961-1962) dan Operasi Dwikora (1963-1966).
Kakek yang sudah punya seorang buyut itu mengakhiri ceritanya dengan bersyukur.
Meski banyak perang telah dilaluinya, Slamet masih diberikan keselamatan hingga terus bisa memperingati Hari Pahlawan sebagai veteran perang kehormatan.
"Di Manado dua tahun lah, Permesta bubar kan kita pulang ke sini kembali lagi, terus Trikora, Dwikora. Saya tugasnya keliling, dibuang sana dibuang sini," ucapnya.
"Kalau umur kan Yang Di Atas yang punya," tandasnya mengakhiri cerita.
Tabur Bunga di Perairan Kepulauan Seribu

Kamis pagi, 10 November 2022, TNI Angkatan Laut memperingati Hari Pahlawan tahun 2022 dengan menggelar Upacara Tabur Bunga di perairan Kepulauan Seribu.
Upacara tabur bunga ini digelar dari atas geladak kapal perang KRI Semarang-594 di tengah lautan, diikuti ratusan peserta dari anggota TNI, Polri, Kementerian Sosial, hingga unsur lainnya.
Rombongan peserta upacara Hari Pahlawan berangkat menggunakan KRI Semarang-594 dari Markas Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Setelah perjalanan lebih kurang satu jam, kapal perang sepanjang 123 meter itu akhirnya berhenti sementara di tengah laut dekat Pulau Damar, Kepulauan Seribu.
Upacara Hari Pahlawan yang diikuti sekitar 400 peserta pun dimulai.
KSAL Laksamana TNI Yudo Margono bertindak sebagai inspektur upacara.
Di sela-sela upacara, secara simbolis Yudo juga menyempatkan melarung alias melemparkan karangan bunga ke lautan.
Selepas upacara, para peserta juga ikut menaburkan bunga ke lautan mengenang jasa-jasa para pahlawan.
"Kita berada di atas KRI Semarang-594, dilaksanakan bersama seluruh TNI-Polri dan juga kementerian lembaga terkait," kata Yudo.
Tema Hari Pahlawan tahun ini ialah "Pahlawanku Teladanku".
Baca juga: Sosok Mbah Datuk Banjir, Ulama Pejuang Pencetus Nama Lubang Buaya
Memaknai tema tersebut, Yudo berpesan semangat perjuangan pahlawan harus digaungkan oleh generasi-generasi penerus bangsa selanjutnya.
"Kita wajib meneladani untuk kemajuan negara kita, kemakmuran negara kita, keamanan negara kita," ucap Yudo.
Tema Hari Pahlawan tahun ini juga dinilai membuktikan jasa pahlawan yang telah memberikan suri tauladan, tidak hanya kepada diri sendiri, tetapi keluarga dan bangsa.
"Keteladanan para pendahulu kita, para pahlawan kita, para pejuang-pejuang bangsa yang memiliki keikhlasan, keberanian, dan jiwa pantang menyerah," ucap Yudo.