Jakarta Terancam Tenggelam, Apa Antisipasi yang Bisa Dilakukan? Simak Jawaban Pengamat Tata Kota

Pengamat Tata Kota Nirwono Yoga mengungkapkan langkah antisipasi yang bisa dilakukan terkait ancaman pesisir Jakarta Utara bakal tenggelam. 

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Septiana
Kompas.com/Garry Lotulung
Masjid Wal-Adhuna terendam air laut dari 13 tahun lalu akibat banjir rob di Muara Baru, Jakarta Utara, Rabu (11/8/2021). Pengamat Tata Kota Nirwono Yoga mengungkapkan langkah antisipasi yang bisa dilakukan terkait ancaman pesisir Jakarta Utara bakal tenggelam.  

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, PADEMANGAN - Pengamat Tata Kota Nirwono Yoga mengungkapkan langkah antisipasi yang bisa dilakukan terkait ancaman pesisir Jakarta Utara bakal tenggelam

Nirwono mengungkapkan, pemerintah bisa melakukan langkah-langkah mulai dari pembenahan jaringan air bersih hingga penataan kawasan pesisir

Langkah pertama ialah percepatan pembangunan jaringan perpipaan air bersih (SPAM) ke seluruh kawasan Jakarta Utara.

"Tentunya dengan kuantitas, kualitas dan kontinuitas air bersih yang terjamin," kata Nirwono kepada TribunJakarta.com, Selasa (15/11/2022). 

Pemerintah juga diminta tegas melarang pemompaan air tanah mulai dari kawasan industri, gedung perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan, hingga tingkat rumah tangga. 

Kemudian, langkah berikutnya ialah restorasi kawasan pesisir dengan cara membebaskan kawasan.

Baca juga: Suami Bakar Istri di Koja: Ica Tewas Sesaat Kejadian, Ibunda Menolong Terbakar Akhirnya Meninggal

Nirwono mengungkapkan, pembebasan lahan selebar minimal 500 meter dari laut ke arah daratan juga penting diikuti dengan penghijauan. 

"Penghijauan yang bisa dilakukan misalnya reforestasi hutan mangrove di kawasan pantai," ucap Nirwono. 

"Yang terakhir merelokasi permukiman warga ke rusunawa terdekat untuk masyarakat berpenghasilan rendah atau nelayan dan apartemen untuk masyarakat menengah atas," sambung dia. 

Terkait penyebab Jakarta tenggelam, berdasarkan paparan Nirwono, meliputi faktor alamiah hingga diakibatkan oleh perilaku manusia.

Sekelompok bocah sedang berenang di balik tembok pembatas antara jalanan dengan laut lepas di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (30/1/2022). Tampak di dekat mereka Masjid Masjid Wal Adhuna yang jadi saksi bisu tenggelamnya Ibukota Negara, DKI Jakarta, secara perlahan akibat banjir rob.
Sekelompok bocah sedang berenang di balik tembok pembatas antara jalanan dengan laut lepas di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (30/1/2022). Tampak di dekat mereka Masjid Masjid Wal Adhuna yang jadi saksi bisu tenggelamnya Ibukota Negara, DKI Jakarta, secara perlahan akibat banjir rob. (Kompas.com/Joy Andre T)

Faktor pertama adalah lapisan tanah aluvial yang mengalami pemadatan alami secara perlahan.

Tanah aluvial adalah tanah yang terbentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah.

Kemudian, faktor kedua ialah percepatan pemadatan akibat menahan beban bangunan dan lalulintas kendaraan berat. 

Jakarta Utara sendiri merupakan tempat bagi pelabuhan terbesar Indonesia di mana setiap harinya kendaraan berat tak henti-henti mengaspal. 

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved