Gempa di Cianjur

Jalanan Cianjur Berubah Mencekam, Efek Dahsyat Gempa Bikin Warga Merana, Korban Tewas 162 Orang

Musibah gempa bumi yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat, mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia dan memporak-porandakan bangunan rumah warga.

Editor: Wahyu Septiana
Kolase Tribun Bogor/Muamarrudin irfani
Cianjur Mencekam Usai Diguncang Gempa, Sirine Ambulans Menggema Angkut Korban Luka-luka dan Tewas - Musibah gempa bumi yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat, mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia dan memporak-porandakan bangunan rumah warga. 

TRIBUNJAKARTA.COM, CIANJUR - Musibah gempa bumi yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat, mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia dan memporak-porandakan bangunan rumah warga.

Peristiwa mengerikan gempa bumi di Cianjur terjadi pada Senin (21/11/2022) sekira pukul 13.21 WIB.

Akibat gempa tersebut, sejumlah akses jalan terputus akibat longsoran saat terjadi gempa bumi.

Dampak terparah terjadi di Kecamatan Pacet dan Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.

Bahkan, sejumlah jalan di wilayah Cianjur mendadak mencekam sejak siang tadi seperti di  Jalan Labuan - Cianjur.

Sebab, mobil ambulans dengan suara sirine yang berbunyi terlihat melintas usai terjadi gempa berkekuatan 5,6 magniitudo tersebut.

Bukan hanya di jalan raya, namun kondisi itu juga terlihat di RSUD Cimacan Cianjur.

Sebab, mobil ambulans ini terlihat sibuk mondar mandir membawa korban luka-luka dan juga meninggal dunia.

Baca juga: UPDATE Gempa Cianjur, 62 Orang Meninggal Dunia dan 25 Orang Masih Tertimbun Runtuhan Bangunan

Berdasarkan data sementara hingga Senin malam, 162 orang dikabarkan meninggal dunia.

Sementara itu, 700 orang lainnya dikabarkan menderita luka-luka.

Dirut RSUD Cimatacan, Juliana Aritona mengatakan, pihak rumah sakit mengerahkan seluruh petugas medisnya untuk menangani pasien korban gempa di Cianjur.

Sejumlah bangunan di wilayah Cianjur, Jawa barat roboh akibat gempa 5,6 magnitudo yang terjadi pada Senin (21/11/2022). Warga teriak histeris rumahnya hancur.
Sejumlah bangunan di wilayah Cianjur, Jawa barat roboh akibat gempa 5,6 magnitudo yang terjadi pada Senin (21/11/2022). Warga teriak histeris rumahnya hancur. (Kolase Instagram dan Twitter)

"Kami punya karyawan sekitar 500 orang, sekarang ini sudah kami kerahkan, walaupun yang sedang libur, sift semuanya datang untuk membantu," ujarnya kepada wartawan, Senin (21/11/2022).

Selain itu, pihak rumah sakit pun menyediakan tenda darurat untuk korban yang mengalami luka ringan, sedangkan korban yang mengalami luka cukup serius berada di ruangan lainnya.

"Sekarang ini sudah ada 100 tempat tidur untuk korban gempa, udah ada penambahan beberapa tenda dari  Yon Armed, Brimob dan Dinsos, anti ada pos darurat dan  pos informasi," tandasnya.

Sementara itu, Ketua RT 05 Desa Lebak Saat, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Dede Arifin mengatakan, ada sekitar 50 warganya yang mengalami luka.

"Ada yang luka ringan ada juga yang luka parah, dan meninggal dunia satu orang," kata Dede Arifin, dilansir dari Kompas TV, Senin (21/11/2022).

Ia menjelaskan, para korban luka dan korban meninggal dunia itu saat ini masih berada di lapangan.

Suasana di RSUD Cimacan seusai terjadi gempa di Cianjur, Senin (21/11/2022) sore.  
Suasana di RSUD Cimacan seusai terjadi gempa di Cianjur, Senin (21/11/2022) sore.   (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

"Ini sementara warganya saya arahkan dulu ke lapangan, takutnya ada gempa susulan lagi. Korban luka-luka sekitar 50 orang, belum ada yang dibawa ke puskesmas, masih diarahkan ke lapangan. Begitu juga yang meninggal dunia," kata Dede Arifin.

Terlihat pada visual yang ditayangkan Kompas TV, para warga terlihat berkumpul di lapangan yang sudah dipasangi tenda darurat.

Ada sekitar lima tenda berukuran kecil dan sangat sederhana yang digunakan warga untuk mengungsi.

Terlihat pula beberapa warga sedang mengurusi jenazah korban meninggal dunia.

Baca juga: BPBD DKI Laporkan 4 Titik Kerusakan di Apartemen Ancol Mansion Imbas Gempa Cianjur

Semuanya dilakukan di tenda yang ada di lapangan tersebut dan tanpa alat yang memadai.

Dede Arifin pun menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada bantuan sama sekali yang masuk ke wilayahnya.

Padahal kata dia, cukup banyak warganya yang mengalami luka mulai dari luka ringan, luka berat hingga patah tulang.

Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan sampai pukul 17.25WIB warganya yang menjadi korban tewas dalam musibah gempa bumi mencapai 56 orang.
Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan sampai pukul 17.25WIB warganya yang menjadi korban tewas dalam musibah gempa bumi mencapai 56 orang. (Youtube Kompas TV)

Para korban hanya dirawat seadanya oleh warga di tempat yang disediakan secara swadaya oleh warga.

Bahkan tenda darurat yang didirikan pun terlihat sangat sederhana karena dibuat dari plastik dan terpal.

"Belum ada penanganan medis sama sekali. Dibangun tenda swadaya masyarakat, pakai plastik, terpal, alat seadanya saja. Untuk listrik sekarang lagi padam," jelas dia.

Tak hanya minimnya perawatan, warga di Desa Lebak Saat juga hingga kini kebingungan akan logistik.

"Diperkirakan gak ada makanan dan minuman, warga ketakutan untuk masuk ke rumah. Takut ada gempa susulan, jadi belum ada sama sekali logistik untuk malam ini," kata Dede Arifin lagi.

Ia pun menjelaskan, bahwa korban yang ada usianya bervariasi mulai dari bayi, orang dewasa hingga lansia.

"Yang dibutuhkan saat ini perawatan, makanan, pokoknya secukupnya saja," kata dia.

Bupati Cianjur, Herman Suherman menginformasikan mengenai kondisi di wilayahnya saat ini pasca diguncang gempa bumi pada Senin (21/11/2022).
Bupati Cianjur, Herman Suherman menginformasikan mengenai kondisi di wilayahnya saat ini pasca diguncang gempa bumi pada Senin (21/11/2022). (Youtube Kompas TV)

Dede Arifin juga mengungkap, dari 160 KK yang ada di wilayahnya, hampir 150 rumah warga mengalami kerusakan.

"Kondisinya (rumah rusak) parah, ambruk semuanya. Dipastikan tidak bisa kembali ke rumah," tambah dia.

Dari 160 KK yang ada itu, kata dia, semuanya diungsikan ke lapangan.

"Ada lima tenda yang sudah dibangun secara swadaya. Paling 50 orang, secukupnya saja dibagi-bagi. Kalau cuaca Alhamdulillah terang, tidak hujan," ungkapnya.

Ia pun berharap akan ada bantuan logistik yang masuk ke wilayahnya, terutama bantuan makanan.

"Maunya ada yang ke sini ngasih bantuan, tapi aksesnya masih tertutup. Kalau untuk makanan justru saya juga bingung, ya mudah-mudahan ada yang ngasih sumbangan, seperti bahan makanan pokok, popok bayi dan selimut," tandasnya.

Dilokasi berbeda, salah satu korban selamat, Fadillah (14) mengatakan bahwa dirinya tak ingat pasti jam berapa gempa itu terjadi.

Saat kejadian diriinya sedang di rumah tepatnya berada di dapur sendirian.

"Langsung kencang (gempanya), pas mau keluar (dari rumah) lari, ambruk temboknya," kata Fadillah kepada TribunnewsBogor.com.

Baca juga: Adik Dinar Candy Hilang Usai Jadi Korban Gempa Cianjur, Bakal Ada Imbalan Bagi yang Bisa Menemukan

Setelah itu, dia mengaku masih bisa keluar dari timbunan tembok ambruk itu sendirian.

Namun Fadillah mengalami luka pendarahan di bagian kepala dan kaki sehingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit.

"Gak semua bagian rumah ambruk, tapi ada rumah lain yang hampir semuanya ambruk," katanya.

(TribunnewsBogor.com/Muammarrudin Irfani/Naufal Fauzy/Huri)

Baca artikel TribunJakarta.com lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di Tribun Bogor dengan judul Cianjur Mencekam Usai Diguncang Gempa, Sirine Ambulans Menggema Angkut Korban Tewas dan Luka-luka

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved