Gempa di Cianjur
Ada Kisah di Balik Rumah yang Berdiri Kokoh di Tebing Longsoran Cianjur, Warga Beri Nama Khusus
Selain ada kisahnya, rumah tersebut juga diberi nama khusus oleh warga sekitar.
TRIBUNJAKARTA.COM - Ada kisah di balik sebuah rumah yang terlihat berdiri kokoh di pinggiran tebing longsor yang terjadi di Jalan Cipanas-Puncak, Kabupaten Cianjur, Senin (21/11/2022)
Selain ada kisahnya, rumah tersebut juga diberi nama khusus oleh warga sekitar.
Rumah tersebut terlihat berdiri kokoh sementara tak sampai 2 meter di depannya tanah sudah runtuh ke bawah.
Longsoran tanah yang terjadi setelah gempa ini setidaknya sudah memakan 5 korban jiwa dan puluhan orang lainnya masih tertimbun.
Sampai saat ini, petugas, relawan, dan warga masih bahu-membahu melakukan pencarian kepada korban yang masih hilang.
Sementara itu, ada sebuah rumah yang tampak mengundang perhatian lantaran selamat tak runtuh karena longsor.
Rumah bercat krem itu tampak memiliki beberapa pintu dan jendela.
Kemudian bagian atapnya juga terlihat sedikit rusak, mungkin imbas gempa dan longsoran tersebut.
Lalu di belakang rumah tersebut terdapat bangunan lagi dengan warna cat serupa.
Baca juga: Sabtu Pagi, Tim SAR Angkat 2 Jenazah Pria Korban Gempa Cianjur dari Lokasi Longsor Cugenang
Di belakang bangunan tersebut tampak rimbun dipenuhi pepohonan tinggi.
Rumah ini juga dilengkapi bangunan mirip kolam renang di sampingnya.
Rumah itu juga jadi saksi bisu terjadinya longsor yang mengakibatkan sedikitnya enam kendaraan tertimbun tanah.
Bangunan ini tidak ikut tergerus saat tebingan setinggi 30 meter melahap korban jiwa.
Rupanya ada kisah di balik rumah yang selamat dari longsoran tersebut.

Selain keberadaannya yang mencolok lantaran berdiri di atas perbukitan, kisah rumah ini juga cukup dikenal oleh warga sekitar.
Di mana menurut warga, sang pemilik rumah kerap mengalami kejadian misterius.
Bahkan hal tersebut membuat sang pemilik rumah tidak berani lagi untuk tinggal atau singgah di sana.
Menurut Yanto (62), warga Jalan Nagrak, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, bangunan yang tersisa ini kerap dinamai warga sebagai rumah singgah GS.
Diketahui, rumah singgah GS ini diambil dari nama pemiliknya yakni Ganda Sugita, yang merupakan warga asal Cianjur.
"Bangunan itu itu milik GS. Sering dijadikan rumah singgah dari dulu. GS itu nama pemiliknya," kata Yanto (62), saat dijumpai di lokasi longsor, Kamis (24/11/2022).
Yanto diketahui merupakan pemilik warung yang tergerus tanah lonsor di lokasi tersebut.
Ia tahu betul kisah dari sang pemilik rumah tersebut karena bertahun-tahun berada di sana.
Menurut Yanto, rumah singgah GS itu sudah cukup lama tidak ditempati oleh pemiliknya.
Baca juga: Evakuasi Gunakan Tandu, Pilu Jasad Ibu dan Anak Korban Gempa Cianjur Ditemukan Berpelukan
"Ya ada mungkin dari tahun 80-an atau sekitar 90-an lah gak ditempatin. Sekarang-sekarang saya jarang melihatnya lagi," ungkapnya.
Yanto mengungkapkan, bangunan yang berada di atas perbukitan ini awalnya merupakan lahan kosong.
Lahan kosong itu memang merupakan daerah resapan air di kawasan ini, yang juga banyak ditumbuhi oleh pepohonan rindang.
Namun GS yang saat itu dikenal sebagai juragan keramik, membeli lahan yang luasnya sekitar 3 haktare.
"Lahan kosong terus dibeli sama GS, baru dibangun dan dikelola beberapa bangunan," ungkapnya.
Meski membangun rumah di lahan tersebut, menurut dia, GS tidak tinggal di sana.
GS menjadikan bangunan itu sebagai rumah singgah yang ia kunjungi setiap satu minggu sekali.
"Gak tahu sudah berapa lama beli itu. Dulu kudanya juga banyak, seperti rodanya ada. Dulu ada kuda ketika sering ke sini. Ada seminggu sekali ya kalau ke sini," tambahnya.
Namun menurut pemilik warung lainnya, Ahman, ada kejadian misterius yang membuat GS tidak kembali mengunjungi bangunannya itu.
GS pun akhirnya meminta bantuan warga Cibereum untuk mengelola lahan miliknya itu.
Salah satu kejadian misterius yang membuat GS kapok, kata Ahman, yakni saat dirinya dikalungi senjata tajam.
"Kalau cerita mah banyak. Katanya ada tiga kali orang yang ngalungin golok ke GS. Mungkin itu yang buat GS gak sering ke sini lagi," kata Ahman.
Namun, alih-alih dipercaya untuk menjaga bangunannya, GS justru dikhianti dengan penjaga yang menjual beberapa pohon di area tersebut.
"Dulu banyak banget pohon duriannya. Tapi, ya itu sisa satu terus lama-lama habis. Itu sih dijualin rame ceritanya. Gak tahu kenapa," tambahnya.
Ia juga menuturkan, seiring berjalannya waktu GS kini memilih menetap bersama keluarganya di Kota Bandung.
Saat ini, diakui Ahman, rumah singgah ini hanya dikunjungi oleh ahli waris dari GS.
"Mungkin sudah usia juga ya. Jadi GS milih diam di Kota Bandung sama anaknya. Kalau sekarang ahli warisnya atau siapanya memang sering ke sini," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Cerita Warga Soal Rumah yang Berdiri Kokoh di Tebingan Longsor, Pemiliknya Alami Kejadian Misterius