Buntut Temuan Kasus Polio di Aceh, Dinkes DKI Minta Orangtua Lakukan Imunisasi Anak Lengkap
Berkaca kasus polio di Aceh, Kadinkes DKI Jakarta Widyastuti menekankan kepada setiap orangtua untuk melakukan imunisasi anak secara lengkap.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menekankan kepada setiap orangtua untuk melakukan imunisasi anak secara lengkap, sesuai dengan usia.
Peringatan tersebut, kembali digencarkan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat imbas adanya temuan kasus Polio di Indonesia.
"Kami terus memompa semangat orangtua, termaksud ke berbagai jejaring kolaborasi. Kita mengingatkan, bahwa hak sehat bagi putra-putri kita harus direalisasi. Anak tidak bisa memilih, tapi orangtua harus memilih hak anak untuk sehat," tegas Widyastuti, dalam acara perayaan Hari Kesehatan Nasional DKI Jakarta, di JCC Senayan, Selasa (29/11/2022).
Diketahui, sebelumnya Kemenkes RI telah melaporkan adanya temuan satu kasus polio terjadi di Kabupaten Pidie, Aceh, pada awal November 2022 ini sehingga ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Selain itu, hingga 25 November lalu, ditemukan pula tiga anak yang positif virus polio berdasarkan pemeriksaan spesimen yang dilakukan pada anak-anak di wilayah tersebut.
Baca juga: KLB Polio, Puskesmas Kramat Jati Gencarkan Vaksinasi Jemput Bola ke Permukiman Warga
Namun, tiga anak ini tidak dikatagorikan sebagai kasus polio lantaran belum memenuhi kriteria seperti lumpuh layu akut.
Di sisi lain, Indonesia padahal sudah dinyatakan bebas Polio oleh WHO sejak 2014 silam.
Untuk mengantisipasi terjadinya kasus di wilayah Jakarta, Dinas Kesehatan pun mendorong upaya pemenuhan hak sehat anak-anak, melalui program vaksinasi. Termaksud, dengan vaksinasi polio.
Akan tetapi dalam pemenuhan hal ini, orangtua juga memegang kendali penting dalam pemenuhan hak sehat anak, salah satunya lewat pemenuhan imunisasi lengkap sesuai dengan tingkat usia.
Widyastuti pun menegaskan, orangtua untuk sesegera mungkin melakukan vaksinasi anak sesuai dengan usia.
"Kami terus mendorong berbagai inovasi di Pemprov DKI dan kolaborasi untuk pemenuhan hak sehat melalui imanusiasi, termaksud dengan imunisasi polio yang jadi bagian penting. Jadi kami mengingatkan kembali, untuk putra-putri kita sejak bayi di bawah dua tahun, bahkan sampai lima tahun, untuk melakulan imunisasi lengkap sesuai umur,"
"Bahkan nanti sampai usia Sekolah Dasar, masih ada juga program imunisasi," pungkasnya.
Ditemukan Tiga Anak Positif Virus Polio
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan juga melaporkan adanya temuan tiga anak di Aceh, positif virus polio.
Laporan tersebut, menyusul adanya temuan satu kasus polio yang terjadi di Kabupaten Pidie Aceh, pada awal November 2022 lalu.
Ketua Tim Kerja Surveilans Imunisasi PD3I, Direktorat Pengelola Imunisasi Ditjen P2P Kemenkes Endang Budi Hastuti mengatakan, temuan tiga anak yang positif virus polio ini didapatkan berdasarkan hasil pemeriksaan spesimen yang dilakukan terhadap anak-anak yang tinggal di sekitar lokasi temuan kasus.
"Jadi kenapa anak-anak ini diambil sampelnya, karena memang rekomendasi WHO jika ditemukan kasus polio anak usia di bawah 5 tahun yang tinggal di sekitar tempat tinggal kasus tersebut harus dilakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan," kata dia dalam diskusi media, Jumat (25/11/2022).

"Tujuan dari pemeriksaan itu, adalah untuk mengidentifikasi adanya transmisi di lingkungan sekitar tempat tinggal kasus tersebut," sambungnya.
Terdapat 20 sample yang diambil untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Sample tersebut, diambil dari anak-anak yang berada di sekitaran lokasi temuan kasus, yang berusia di bawah 5 tahun dalam keadaan sehat.
Selain itu, sample juga bukan merupakan kontak erat dari kasus yang ditemukan.
Hasilnya, kata Endang tiga anak dari 20 sample tersebut didapati positif virus polio pada faces atau tinjanya.
Meski demikian, Endang mengatakan tiga anak ini tidak dikatagorikan sebagai kasus polio lantaran belum memenuhi kriteria seperti lumpuh layu akut.
"Jadi memang pada anak-anak ini, terdeteksi adanya virus polio. Tapi, ini bukan sebagai kasus polio yang di laporkan," tutur dia.
Adapun tiga anak tersebut, kata Endang dua diantaranya berusia 1 tahun 4 bulan dan tercatat telah melakukan imunisasi polio secara lengkap sebanyak 4 kali.
Sementara satu anak lainnya yang berusia 5 tahun tercatat tidak melakukan imunisasi lengkap atau hanya melakukan imunisasi polio sebanyak 2 kali.
Selain itu, ketiganya dikatakan sehat dan tidak ada keluhan namun masih kurang menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat.
"Jadi kalau kita lihat dari sini, memang anak ini sudah mendapat imunisasi. Dalam facesnya, masih terdeteksi adanya virus polio, tapi tidak ada gejala yang muncul. Jadi menunjukan juga bahwa dengan imunisasi, ini telah melindungi anak-anak ini dari gejala polio tersebut," kata Endang.
"Kemudian, perlu menjadi perhatian bahwa terdeteksinya virus polio pada faces tiga anak ini menunjukan sudah terjadi sirkulasi dari virus tipe 2 tadi, karena prilaku masyarakat tadi masih BAB di sembarang tempat, karena di daerahnya belum ada jamban, masih disungai sekitar tempat tinggal tersebut," sambungnya.
Sebagai informasi, penyakit polio sangat berbahaya bagi anak karena dampaknya permanen seumur hidup dan menyebabkan kelumpuhan.
Penyakit ini, disebabkan oleh infeksi virus polio. Meski bisa menyerang siapa saja, namun polio akan lebih rentan untuk menyerang anak-anak terutama di usia dibawah 5 tahun.
Selain bisa dicegah lewat imunisasi, perilaku hidup bersih dan sehat juga menjadi salah satu kunci dalam pencegahan penularan polio di masyarakat.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News