Cerita Kriminal
Kaleidoskop 2022: Tanda Tanya Kasus Jasad Bayi di Kontrakan Ciracas, Orang Tua Buron
Kasus meninggalnya bayi di kontrakan Jalan Masjid Al Islah Ciracas, Jakarta Timur masih misteri. Orangtua masih buron hingga kini.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIRACAS - Kasus meninggalnya bayi di unit kontrakan Jalan Masjid Al Islah, RT 03/RW 07, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur masih jadi tanda tanya.
Sejak bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut ditemukan di dalam kontrakan pada Jumat (5/8/2022) sekira pukul 15.30 WIB lalu, hingga kini penyebab kematian korban belum terungkap.
Kedua orang tua yang sengaja meninggalkan korban hingga jasadnya ditemukan warga dalam keadaan membusuk pun belum diketahui pasti identitas dan keberadaannya.
Ketua RT 03/RW 07, Nimun mengatakan penemuan jasad bayi bermula ketika warganya mencium aroma busuk dari unit kontrakan yang sebelumnya disewa kedua orang tua korban.
"Karena kita mau tahu sumber bau tersebut makannya kami sebagai pengurus RT membongkar kamar," kata Nimun di Ciracas, Jakarta Timur, Senin (8/8/2022).
Baca juga: Buang Bayi di Tembok Sekolah, Sejoli SMA di Bekasi Jadi Tersangka dan Ditahan
Setelah pemilik kontrakan bersama pengurus RT membongkar pintu yang terkunci, mereka mendapati sesosok jasad bayi yang sudah membusuk tertutup kain berwarna hitam.
Diduga bayi tersebut sudah meninggal lebih dari tiga hari sebelum ditemukan, karena jasadnya sudah terlampau membusuk dan menimbulkan aroma tak sedap yang kuat.
"Kondisinya itu tertutup kain, hanya terlihat tangannya keluar. Tangannya sudah dalam kondisi putih pucat dan dalam keadaan menggenggam. Langsung saya lapor ke Binmaspol," ujarnya.

Nimun menuturkan korban bersama kedua orang tua baru sekitar dua bulan menghuni unit kontrakan, namun pengurus RT tidak mengetahui identitas pasangan suami istri (Pasutri) tersebut.
Pasalnya saat dimintai identitas oleh pengurus RT kedua orang tua korban hanya berdalih akan memberikan, namun tidak kunjung diberikan hingga mereka melarikan diri.
Pelarian pelaku diketahui berdasar rekaman CCTV ketika ayah korban berjalan secara terpisah melintasi Jalan Masjid Al Islah beberapa hari sebelum jasad korban ditemukan.
Sepengetahuan pengurus RT dan pemilik kontrakan hanya ayah dari korban merupakan pengangguran, sementara ibunya bekerja sebagai pelayan pada satu warung sunda.
"Tapi kita enggak tahu warung tempat kerjanya, enggak jelas. Kalau kita lihat CCTV di jalan beberapa hari lalu terlihat si laki-lakinya sendiri. Istrinya enggak terlihat (di CCTV)," tuturnya.

Nimun mengatakan pelaku pria memiliki ciri fisik berupa kulit sawo matang, tinggi sekitar 160 sentimeter, serta cara berjalan yang tidak normal atau diduga merupakan disabilitas tuna daksa.