Mengapa Hari Natal Identik dengan Warna Merah dan Pohon Cemara? Begini Asal-usulnya

Sadar atau tidak, perayaan natal selalu identik dengan pohon cemara, salju, sinterklas dan warna merah. Simak asal-usulnya yuk!

Editor: Muji Lestari
Yusuf Bachtiar/ Tribun Jakarta
Pohon Natal di Toko Amanda, Bekasi. Kenapa perayaan natal identik dengan warna merah, pohon cemara dan salju? Simak penjelasannya. 

Keindahan tanaman ini akan tetap bertahan hidup walau saat musim dingin.

Jadi bangsa Celtic kuno mendekorasi rumah dengan tanaman holly saat merayakan titik balik matahari musim dingin atau winter solstice.

Baca Selanjutnya: Selain diskon mal kelapa gading sambut natal dengan dekorasi santa claus hingga gingerbread house

Tradisi penggunaan warna merah dan hijau itu pun terus berlanjut hingga abad-14.

  • Iklan Minuman Bersoda

Hal unik yang membuat warna merah dan hijau terus menghiasi suasana Natal adalah iklan sebuah minuman bersoda.

Seorang seniman bernama Haddon Sundblom mengukuhkan penggunaan warna merah dan hijau melalui gambar Sinterklas yang dibuatnya untuk iklan sebuah minuman bersoda.

Ilustrasi natal
Ilustrasi natal (Pixabay)

Pada saat itu gambar Sinterklas tidak pernah sama dan selalu berubah-ubah.

Ada orang yang menggambarkan sosok Sinterklas sebagai seorang pria kurus dengan jubah biru, hijau, atau merah.

Namun Sundblom mengubah semua saat ia menggambar sosok Sinterklas dengan pria gemuk yang ramah dan berpakaian jubah merah.

Gambarnya itu pun memberikan pengaruh besar pada gambaran masyarakat tentang sosok Sinterklas yang identik dengan suasana Natal.

Hingga kini sosok Sinterklas dengan jubah merahnya dipercaya sebagai sosok 'asli' dari tokoh tersebut.

Karena itu, warna merah menjadi gambaran Sinterklas, sedangkan hijau dari pohon Natal yaitu pohon cemara.

Asal-usul Pohon Cemara Jadi Pohon Natal

Diketahui, umat Kristiani biasa menggunakan pohon cemara berwarna hijau sebagai lambang Natal, di samping lampu, hiasan, sinterklas, dan rusa.

Melansir National geographic, dahan cemara telah menjadi dekorasi yang penting sejak zaman dulu sebagai bagian dari perayaan titik balik matahari musim dingin pagan.

Sulit untuk menentukan kapan dan di mana tradisi pagan ini berubah menjadi tradisi Natal.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved