Viral di Media Sosial

Hampir Sebulan Malika Diculik, Iwan Sumarno Minta Korban Jongkok di Gerobak Biar Tak Ketahuan Polisi

Keluarga khususnya orangtua Malika, Onih dan Tunggal harap-harap cemas menanti nasib putrinya tersebut. Pelaku pakai cara ini sembunyikan Malika.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
Kolase TribunJakarta
Iwan Sumarno alias Jacky, pelaku penculik Malika Anastasya (6) rupanya memiliki siasat agar keberadaan bocah malang tersebut tak terendus polisi. Selama 26 hari, Iwan menyembunyikan Malika yang dicari-cari keberadaannya oleh keluarganya. 

Pasangan suami istri warga Jakarta Pusat berinisial Oni dan Tunggal turut mengalami trauma akibat anak perempuan mereka, MA (6) menjadi korban penculikan.

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri, Irjen Asep Hendradiana mengatakan keduanya didapati trauma berdasar hasil pemeriksaan tim psikiatri RS Polri Kramat Jati.

"Orang tuanya jelas mengalami trauma. Ini tentu jadi pelajaran bukan hanya untuk orang tua M, tapi kita semua agar kita waspada (kejahatan)," kata Asep di RS Polri Kramat Jati, Selasa (3/1/2023).

Lantaran trauma, tim psikiatri jiwa forensik RS Polri Kramat Jati turut memberikan pendampingan psikologis kepada kedua orang tua korban yang kini mendampingi perawatan MA.

RS Polri Kramat Jati memastikan seluruh biaya penanganan medis terhadap MA dan kedua orang tuanya selama menjalani perawatan gratis karena kasus menjadi atensi berbagai pihak.

Baca juga: Terungkap! Malika Anak Korban Penculikan di Jakarta Pusat Dianiaya dan Dipaksa Kerja Jadi Pemulung

"Pendampingan bukan hanya untuk ananda (M) saja tapi juga orang tuanya. Bukan hanya aspek psikologi, tapi juga advokasi sehingga kita akan tahu kondisi pada saat ananda itu hilang," ujarnya.

Asep menuturkan berdasar hasil pemeriksaan sementara MA mengalami tindak penganiayaan selama diculik Iwan Sumarno alias Jacky alias Herman alias Yudi Sejak 7 Desember 2022 lalu.

Namun hal ini masih butuh pemeriksaan lebih lanjut lewat Visum et Repertum untuk memastikan luka dialami, dan Visum et Repertum Psikiatrikum guna mengungkap kondisi psikis korban.

"Nanti hasil visum kita sampaikan. Kita sediakan kamar yang layak dan baik karena ini atensi bapak kapolri langsung supaya dilayani diobati termasuk juga didampingi tim yang baik," tuturnya.

Baca artikel menarik lain TribunJakarta.com di Google News

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved