Sisi Lain Metropolitan
Kisah Pepy Petugas PPSU Berparas Cantik dari Ancol: Rela Kerja Kasar sampai Berdarah demi Anak
Bagi Pepy Yunita, seberat dan sekasar apapun pekerjaannya sebagai petugas PPSU bukanlah alasan untuk menyerah.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, PADEMANGAN - Pada Selasa (7/2/2023) pagi, petugas gabungan dari Kelurahan Ancol melakukan penataan lingkungan di Jalan Ancol Barat, Pademangan, Jakarta Utara dalam rangka pencegahan banjir dan pohon tumbang.
Penataan dilakukan mulai dari penebangan pohon, penertiban lapak pedagang kaki lima yang berada di atas saluran air, serta pembersihan sampah yang menyumbat gorong-gorong.
Dari puluhan petugas berseragam oranye yang ikut andil dalam penataan lingkungan pagi tadi, salah seorang di antaranya cukup menarik perhatian.
Sosok itu ialah seorang wanita petugas PPSU berparas cantik dengan polesan make up tak begitu tebal terpancar di wajahnya yang mulai berkucuran keringat.
Meski berparas cantik, wanita itu tak ragu melakukan pekerjaan kasar yang umumnya dikerjakan kaum adam.
Baca juga: Tidur Bersama Tikus, Harapan Nenek Renta di Tambora ke Pemerintah: Ingin Dibuatkan Rumah Layak
Pekerjaan seperti mengangkat balok besar dari material pedagang kaki lima hingga mencemplungkan diri ke dalam gorong-gorong untuk membersihkan sampah rela dilakukannya di bawah terik sinar matahari dan debu yang beterbangan.
Bahkan, petugas PPSU wanita dari Kelurahan Ancol tersebut sampai rela terkena serpihan kaca yang membuat jari telunjuknya terluka ketika harus terjun ke gorong-gorong penuh lumpur dan berbau tidak sedap itu.
Petugas PPSU wanita itu bernama Pepy Yunita.

Pepy ialah seorang ibu dua anak berusia 26 tahun yang rela melakukan pekerjaan kasar demi membantu sang suami menafkahi para buah hatinya.
Kerasnya kehidupan membuat Pepy yang sudah beberapa tahun belakangan menjadi ibu rumah tangga harus banting tulang di jalanan setiap hari supaya dapurnya tetap mengepul.
Sebab, penghasilan suaminya sebagai buruh pabrik kaca di Cikampek, Jawa Barat tidak lah cukup untuk menghidupi Pepy, kedua buah hati, dan ibunya yang tinggal di rumah.
"Kenapa mau jadi PPSU ya untuk memenuhi kebutuhan hidup, bantuin suami juga mencari nafkah," kata Pepy di rumahnya.
Baca juga: Kisah Susilo Penjual Keripik Tempe Sagu: Sempat Ditipu Modal Dibawa Kabur hingga Raih Kesuksesan
Setelah melakukan pekerjaannya sebagai petugas PPSU di jalanan, Pepy Yunita pulang ke rumahnya di Jalan Lodan Raya, RT 09 RW 02 Ancol, Pademangan, Jakarta Utara untuk menjalankan peran sebagai seorang ibu.
Di rumah semi permanen milik orang tuanya itu, Pepy melepas lelah dengan bercengkrama dan bermain bersama kedua putranya yang berusia 2 tahun dan 4 tahun yakni Zain Alfariz Irwannudin dan Zafran Narendra Alkhafi.
Hidup Melarat, Warga Kampung Tongkol Ancol Kecewa Tahu Tunjangan DPR Makin Melimpah: Sangat Tak Adil |
![]() |
---|
Kisah Sukirwan dan Perahu Eretan yang Bertahan di Tengah Gemerlap Jakarta |
![]() |
---|
Kisah Haru Anak Kuli Bangunan di Bandung: Ngampus Bawa Rp11 Ribu, Usai Lulus Umrahkan Ibu Tercinta |
![]() |
---|
Kisah Ajaib, 2 Anak Sopir Taksi Tembus Fakultas Kedokteran, Perjuangan Hidupnya Bikin Merinding |
![]() |
---|
Rahasia Bikin Celana Jeans Kece, Bos Nyoel Jeans Bagikan Tips Cuci Denim Agar Tetap Keren Dipakai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.