Pemprov DKI Rencana Bangun JPO Dekat Skywalk Kebayoran Lama, PSI: Jangan Bangun yang Tak Efisien

Anggara menyarankan, daripada bangun JPO berdekatan dengan skywalk, lebih baik Pemprov DKI Jakarta lebih memerhatikan trotoar bagi pejalan kaki.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Acos Abdul Qodir
Kompas.com
Proses pembangunan Skywalk Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang berintegrasi Halte TransJakarta dengan Stasiun KRL telah selesai dibangun.(KOMPAS.com/Muhammad Isa Bustomi) 

Kebijakan ini pun dikeluhkan oleh seorang pengguna KRL Commuterline yang diunggah akun instagram drama KRL (@dramakrlcommuterline).

Dalam unggahan tersebut dijelaskan bahwa seorang pengguna KRL yang keluar dari Stasiun Kebayoran dan hendak menyeberang jalan menggunakan skywalk terpaksa harus melakukan tap in.

Padahal, dirinya hanya ingin menyeberang bukan berpindah moda transportasi dari KRL ke Transjakarta.

"Mau berkeluh mengenai Skywalk Kebayoran. Jadi, kalau keluar dari Stasiun Kebayoran itu pas keluar harus tab. Jadi, sama aja lewat skywalk itu berbayar Rp 3.500," tulisnya dalam unggahan itu dikutip Selasa (7/2/2023).

"Ini gimana deh, masa lewat jembatan aja bayar," tambahnya menjelaskan.

Baca juga: Heru Budi Yakin Jakarta Tetap Macet Meski IKN Pindah ke Kalimantan: Orangnya Pindah Ga Bawa Mobil

Terkait hal ini, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho, mengatakan, Skywalk Kebayoran memang bukan jalan umum.

Ia menyebut, skywalk yang sudah dirancang di era Gubernur Anies Baswedan ini memang dibuat khusus untuk integrasi transportasi.

"Kalau bicara filosofi beda skywalk dengan JPO. Kalau skywalk itu emang kami buat untuk mengintegrasikan penumpang, penumpang antar moda," ucapnya.

"Nah, kalau JPO itu adalah untuk melintas, menyeberang orang, bukan penumpang," lanjut dia. 

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved