Sisi Lain Metropolitan

Kisah Wahidi Jualan Gorengan Demi Buah Hati Lulus SMA: Bapaknya Boleh Gak Sekolah, Tapi Anak Jangan

Pedagang gorengan Wahidi bertekad terus berjualan demi anak bisa lulus SMA. Buat bekal anak melamar pekerjaan. Ini kisahnya.

Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Wahidi, penjual gorengan saat ditemui di kawasan Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (16/2/2023). Wahidi bertekad terus berjualan demi anak bisa lulus SMA. Ijazah SMA buat bekal sang anak melamar pekerjaan. 

"Ya alhamdulillah rumah udah kebeli dari hasil tekunin usaha ini. Waktu itu dibantu juga sama pendapatan istri saya yang ikut jualan baju keliling. Dia yang atur uangnya sampai akhirnya di tahun 1990 itu sudah ada rumah sendiri di kampung," ungkapnya.

Baginya pekerjaan apapun tak masalah asalkan ikhlas dan ulet. Sekecil apapun untung yang didapat selalu membawa keberkahan sendiri di dalam keluarganya.

Tekad Kuat Biayai Anak Sampai Lulus SMA

Meski hanya pedagang gorengan, Wahidi masih melek akan pendidikan.

Jalannya meraih cita-cita boleh saja kandas ditengah jalan, namun cita-cita anaknya harus ia perjuangkan.

Alhasil, ia bertekad menyekolahkan anaknya hingga jenjang pendidikan sekolah menengah atas (SMA) di kampung halaman.

"Anak saya harus sekolah. Saya bilang ke mereka 'nak, bapak cuma mampu sekolahin kamu sampai SMA. Nanti kalau kamu mau lanjut kuliah silakan kalau ada biayanya'. Paling tidak mereka bisa punya bekal buat lamar pekerjaan karena sudah lulus SMA," paparnya.

"Bapaknya boleh gak sekolah, tapi anaknya jangan. Saya pikirin sekolah mereka. Alhamdulillah ada satu yang lanjut kuliah pakai biaya sendiri," tambahnya.

Ia tak menampik bila usahanya saat ini kerap kali sepi pembeli. Meski sudah berjalan jauh dan berjualan hingga larut, gorengannya kadang kala tetap tak habis.

Padahal masih ada dua anaknya yang masih duduk dibangku SMA dan SMP.

"Namanya jualan pasti kan ada aja yang begitu. Kalau nggak habis paling saya bagikan ke tukang sampah dan lain-lain. Yang penting untung saya yang sedikit ini tetap bisa dikumpulkan buat biaya anak-anak di kampung. Mereka tanggung jawab saya kan," ucapnya.

Sesepi apapun, ia memilih untuk tetap berjualan hingga larut. Tekadnya untuk menyekolahkan anaknya hingga lulus SMA terus menjadi penguat dan semangat tersendiri.


Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved