Pembunuhan Sopir Taksi Online

Terkena Cipratan Darah Usai Bunuh Sopir Taksi Online, Anggota Densus 88 Bersihkan Wajah di Masjid

Anggota Densus 88, Bripda Haris Sitanggang alias Bripda HS, sempat singgah di masjid di kawasan Depok, Jawa Barat, setelah membunuh sopir taksi online

TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim
Anggota Densus 88 Bripda Hari Sitanggang alias HS selaku tersangka dihadirkan dalam rekonstruksi kasus pembunuhan sopir taksi online bernama Sony Rizal Taihitoe di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (16/2/2023). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Anggota Densus 88, Bripda Haris Sitanggang alias Bripda HS, sempat singgah di masjid di kawasan Depok, Jawa Barat, setelah membunuh sopir taksi online bernama Sony Rizal Taihitoe.

Fakta itu terungkap dalam rekonstruksi kasus pembunuhan ini yang digelar di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (16/2/2023).

Adapun peristiwa pembunuhan itu terjadi di Perumahan Bukit Cengkeh I, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Senin (23/1/2023).

Pada adegan ke-34 dalam rekonstruksi dijelaskan bahwa Bripda HS mendengar suara adzan Subuh dan ia pergi mencari masjid tersebut.

"Karena situasi masih ramai orang yang mau salat, tersangka menunggu," kata penyidik saat rekonstruksi.

Baca juga: Istri Sopir Taksi Online Korban Pembunuhan Anggota Densus 88 Jatuh Pingsan saat Lihat Rekonstruksi

Bripda HS masuk ke masjid setelah para jemaah selesai menunaikan ibadah Salat Subuh. Di masjid tersebut, Bripda HS langsung menuju toilet.

"Ketika itu tersangka melihat cermin di dalam toilet dan mendapati wajah tersangka terdapat cipratan darah korban," ujar penyidik.

Selain membersihkan wajah, Bripda HS juga mencuci jaket hoodie yang dikenakannya karena terdapat bercak darah korban.

Baca juga: Playing Victim Usai Bunuh Sopir Taksi Online di Depok, Oknum Densus 88 Malah Ngaku Korban Perampokan

"Tersangka keluar dari toilet masjid lalu mengenakan sepatu dan selanjutnya tersangka berjalan ke arah restoran McDonald dekat perempatan RTM untuk menunggu angkot ke arah Kampung Rambutan," lanjut penyidik.

Bripda HS memiliki niat mencuri mobil setelah kebingungan mencari uang mengganti uang kakaknya.

Sang kakak sebelumnya mentransfer uang sebesar Rp 90 juta secara bertahap kepada Bripda HS untuk membeli mobil Daihatsu Terios.

Namun, uang puluhan juta itu justru digunakan Bripda HS untuk bermain judi.

Bripda HS kemudian menghubungi kakaknya dan memberitahu akan pulang ke Jambi dengan membawa mobil yang dijanjikan.

Padahal saat itu Bripda HS masih berada di Jakarta dan uang pembelian mobil sudah ludes dipakai berjudi.

Hal itu terungkap saat penyidik Polda Metro Jaya menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan ini, Kamis (16/2/2023).

"Tersangka berinisiatif melakukan pencurian mobil dengan target taksi online dan akan dijual di Jambi, dengan maksud uangnya akan dikembalikan ke kakaknya," kata penyidik saat rekonstruksi.

Pada adegan pertama, HS mulanya dihubungi oleh kakaknya yang berada di Jambi.

Sang kakak memberitahu bahwa ia telah mentransfer uang sebesar Rp 20 juta untuk membeli mobil Daihatsu Terios senilai Rp 90 juta.

"Tersangka menggunakan uang Rp 20 juta untuk bermain judi," kata penyidik yang bertugas saat rekonstruksi.

Namun, uang Rp 20 juta tersebut ludes setelah Bripda HS kalah bermain judi.

Tak lama kemudian, sang kakak kembali menghubungi tersangka telah mentransfer sisa uang pembelian mobil sebesar Rp 70 juta.

Akan tetapi, Bripda HS kembali menggunakan uang tersebut untuk bermain judi.

Lagi-lagi uang puluhan juta itu habis dan Bripda HS tidak mendapatkan keuntungan apa pun.

Sebanyak 40 adegan diperagakan dalam rekonstruksi ini yang terdiri dari peristiwa sebelum, saat, dan setelah pembunuhan terhadap korban.

"Yang meliputi daerah Tangerang, Bekasi, dan Jakarta serta Depok," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko.

Trunoyudo menjelaskan, Bripda HS ditangkap tak sampai 24 jam setelah menghabisi nyawa SRT.

"Dalam hal ini dari Densus 88 langsung mengamankan pelaku pada tanggal 23 (Januari) di hari yang sama ini sekira pukul 16.30 WIB di Puri Persada, Desa Sindangmulya, Bekasi, Jawa Barat," ujar dia.

Setelahnya, Densus 88 menyerahkan Bripda HS ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya.

Trunoyudo mengungkapkan, Bripda HS memiliki masalah ekonomi hingga timbul niat untuk merampas mobil korban.

"Oknum ini, tentunya kita harus bisa melihat apa yang terjadi secara perilaku dalam satuan. Saya membenarkan apa yang telah disampaikan oleh tim pengacaranya, yaitu ingin memiliki harta milik korban," ungkap Trunoyudo.

"Mengapa perilakunya? Perilakunya sejauh ini masalah ekonomi secara pribadinya sehingga ini terjadi," tambahnya.
 
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 
 
 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved