4 Bulan Bertahan di Tenda Demi Huni Kampung Susun Bayam, Warga Gusuran JIS Sering Sakit-sakitan
Warga gusuran megaproyek Jakarta International Stadium (JIS) sering sakit-sakitan ketika hampir empat bulan belakangan bertahan hidup dalam tenda.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Selasa (21/2/2023) siang menjelang sore, tampak beberapa warga, orang dewasa maupun anak-anak berkumpul di bawah tenda tersebut.
Mereka bersyukur masih bisa berteduh dari teriknya matahari, meski tak bisa lepas dari terjangan debu-debu jalan.
Bau tidak sedap yang tercium dari dalam tenda juga tak lagi dihiraukan.
Kondisi kumuh nan memprihatinkan ini sudah menjadi makanan sehari-hari warga yang bertahan di tenda itu.
Informasi terbaru, tersisa 5 KK dengan total sekitar 20 jiwa yang masih bertahan di tenda.
Ratusan warga eks gusuran Kampung Bayam lainnya yang tidak kuat bertahan hidup di tenda memilih tinggal di kontrakan.
Total ada 123 KK yang terdata sebagai penghuni Kampung Susun Bayam dan semuanya menagih janji JakPro untuk bisa menempati unit hunian mereka masing-masing.
Sembari menunggu kepastian, sebagian besar yang sempat tinggal di tenda akhirnya beranjak mencari kontrakan.
Sisanya, 5 KK tadi, harus terus bertahan di tenda karena tak punya rejeki lebih untuk tidur di kontrakan.
Salah satunya Suhandi (66), warga Kampung Bayam yang terdampak gusuran megaproyek JIS.

Sejak November 2022 hingga hari ini, Suhandi bertahan di tenda sebagai bentuk penagihan janji kepada JakPro.
"Sudah tiga bulan setengah bertahan di sini. Alasan bertahan di tenda kan karena kita nggak dikasih pindah ke sana (Kampung Susun Bayam," tutur Suhandi kepada wartawan.
Suhandi kebingungan. Meski surat keputusan penempatan unit sudah digenggam, begitupun nomor dan blok rusun, tapi hingga kini warga sama sekali belum diberikan kesempatan menempati hunian yang dijanjikan kepada mereka.
Ia pun mengungkapkan bahwa polemik penentuan tarif sewa membuat jadwal penempatan Kampung Susun Bayam diulur lagi.
"Kalo buat kita tarif semampu kita. Dia (JakPro) minta kan awal Rp 1,5 juta biaya sewa, terus turun Rp 750 ribu. Lansia khusus di lantai 2, ternyata lansia yang biaya sewanya paling besar," kata Suhandi.
Beda Uya Kuya dan Ahmad Sahroni Tangani Penjarah Rumahnya, Ada yang Melaporkan dari Luar Negeri |
![]() |
---|
Cerita 1X24 Jam Tangan Rp 11,7 Miliar Ahmad Sahroni Dibawa Bocah, Orang Rumah Tak Bisa Tidur |
![]() |
---|
Tak Cuma Jam Rp 11 Miliar, Ada Benda Ahmad Sahroni Lain Didapat Bocah 14 Tahun, Ini Pengakuan Ibunda |
![]() |
---|
Seorang Penjarah Rumah Sahroni Sempat Diinterogasi Warga Setempat, Ternyata dari Luar Kota |
![]() |
---|
Kasihan! Rumah Ahmad Sahroni Hancur Dijarah Orang 'Asing', Ketua RW Ungkap Fakta Baru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.