Pemilu 2024
Anies Baswedan Jadi Petaka Demokrat, Elektabilitas Partai AHY Dibikin Anjlok Sampai Disalip Golkar
Survei Litbang Kompas menunjukkan Anies Baswedan membawa berkah bagi Partai NasDem, tapi petaka buat Partai Demokrat.
TRIBUNJAKARTA.COM - Survei Litbang Kompas menunjukkan Anies Baswedan membawa berkah bagi Partai NasDem, tapi petaka buat Partai Demokrat.
Berkat efek ekor jas Anies Baswedan, elektabilitas NasDem meroket 3 persen hanya dalam tiga bulan.
Sementara, Demokrat yang sejatinya tergabung dalam Koalisi Perubahan bersama NasDem dan PKS justru menuai bala dari efek dukungan terhadap orang yang sama.
Walaupun tidak dapat benar-benar disamakan, dukungan dari NasDem adalah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres untuk Pilpres 2024.
Sementara, Demokrat baru tergabung dalam koalisi, dan belum besar-besaran mendeklarasi Anies Baswedan sebagai capres sambil berharap sang Ketua Umum, Agus harimurti Yudhoyono (AHY), bisa menjadi cawapresnya.
Elektabilitas Demokrat pada Januari 2023 anjlok drastis jika dibandingkan pada Oktober 2022, bahkan pada Juni 2022.
Pada Juni 2022 survei elektabilitas Demokrat versi Litbang Kompas adalah 11,6 persen, sementara pada Oktober 22 naik menjadi 14 persen.
Saat itu juga, Demokrat menjadi partai urutan ketiga elektabilitas tertinggi di bawah PDI Perjuangan dan Gerindra.
Namun pada Januari 2023, elektabilitas partai pimpinan AHY itu anjlok ke angka 8,7 persen.
Baca juga: Litbang Kompas Sebut Anies Baswedan Bikin Elektabilitas NasDem Meroket 3 Persen: Sangat Signifikan
Demokrat disalip Golkar pada posisi tiga besar yang memiliki elektabilitas 9 persen.
Peneliti Senior Litbang Kompas, Toto Suryaningtyas, mengungkapkan, ini merupakan penurunan pertama Demokrat setelah tiga periode survei Litbang Kompas yang biasanya berjarak 3-4 bulan.
"Padahal Demokrat ini tiga periode survei terakhir dia naik. Dan kenaikan Demokrat ini sangat signifikan. Dari partai kisaran 10 persen sampai Oktober jadi 14 persen. Tetapi tiba-tiba anjlok menjadi 8,7 persen," kata Toto di program Sapa Indonesia Malam, Kompas TV, Selasa (21/2/2023).
Toto mengatakan, pihaknya mengulik sebab anjlok elektabilitas Demokrat. Ternyata pangkalnya Anies Baswedan.
Ceruk pemilih Anies Baswedan di Demokrat menyusut.

"Kemudian kami cari berbasis latar belakang, dan salah satunya yang ketemu, yang paling kelihatan, terbukti ya bukan asumsi, adalah memang merosotnya komposisi pemilih Anies Baswedan di Demokrat. Sebaliknya, komposisi NasDem bertambah berkali lipat," ujarnya.
Kendati ada perbandingan menurunnya elektabilitas Demokrat dan meroketnya NasDem karena sebab sosok yang sama, Anies Baswedan, Toto tidak benar-benar berani mengatakannya sebagai suara Demokrat pindah ke NasDem.
"tetapi statistiknya demikian," kata Toto.
Secara keseluruhan, hasil survei Litbang Kompas pada awal 2023 menyatakan PDI perjuangan menjadi partai politik yang memiliki tingkat elektabilitas tertinggi.
Di mana, angka elektabilitas partai berlogo kepala banteng tersebut mencapai 22,9 persen.
Angka tersebut mengungguli Partai Gerindra yang berada di urutan ke dua dengan 14,3 persen di periode yang sama.
Selanjutnya, PDIP juga mengungguli Partai Golkar yang berada di urutan ketiga versi Litbang Kompas dengan angka elektabilitas 9,0 persen.
Lalu disusul Partai Demokrat diurutan keempat dengan angka elektabilitas 8,7 persen serta Partai NasDem dengan 7,3 persen.
Di bawahnya, terdapat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan angka 6,1 persen.
Setelah itu, terdapat beberapa nama partai politik yang elektabilitasnya di bawah lima persen versi Litbang Kompas.
Beberapa partai yang dimaksud yakni, PKS (4,8 persen); Perindo (4,1 persen); PPP (2,3 persen); PAN (1,6 persen) serta Partai Hanura, PBB dan PSI yang masing-masing tingkat elektabilitasnya hanya 0,5 persen.

Berdasarkan hasil survei ini, tingkat elektabilitas dari PDIP sendiri mengalami peningkatan jika dibandingkan pada periode Oktober 2022.
Kala itu, elektabilitas partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut hanya berkisar di angka 20,0 persen, atau naik sekitar 2,9 persen pada Januari 2023.
Sebagai informasi, survei yang dilakukan Litbang Kompas ini dilakukan dalam periode 25 Januari - 4 Februari 2023, dengan wawancara tatap muka.
Survei ini melibatkan 1.202 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis yang tersebar di 38 provinsi.
Adapun margin of eror atau tingkat kesalahan pada penelitian ini ±2,83 persen.
PKS Buka Suara soal Faktor Kekalahan di Pilkada Depok, Masih Mendebat Kejenuhan Warga 20 Tahun |
![]() |
---|
Pilkada Telah Usai, GMKI Jakarta Suarakan Masyarakat Kembali Bersatu |
![]() |
---|
Ulasan Lengkap Pilkada Depok 2024: Peta Suara 11 Kecamatan, Nasib PKS hingga Alasan Imam-Ririn Kalah |
![]() |
---|
Aktivis Pemuda NTT di Jakarta Nilai Pilkada 2024 Kondusif: Tidak Terjadi Hal yang Dikhawatirkan |
![]() |
---|
Jenuh dan Karakter Rasional Warga Kota Bekasi Jadi Faktor Rendahnya Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.