Anak Pejabat Pajak Aniaya Pemuda

Pengamat Sosial Ungkap Alasan Mario Minta Direkam Saat Aniaya David: Demi Pengakuan dan Ketenaran

Para pelaku kekerasan ini sengaja mendokumentasikan aksinya, untuk mendapatkan ketenaran.

Kolase TribunJakarta
Shane Lukas (foto kiri) tertunduk saat ditampilkan di depan publik saat Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam menetapkannya sebagai tersangka di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (24/2/2023). Berbeda dengan Mario Dandy Satriyo (foto kanan), anak pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo, saat dihadirkan sebagai tersangka penganiayaan David saat Polres Metro Jakarta Selatan menggelar konferensi pers pada Rabu (22/2/2023). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS – Publik tengah ramai membicarakan kasus penganiayaan yang dilakukan anak pejabat Ditjen Pajak Jakarta Selatan, Mario Dandy Satriyo (20), terhadap anak petinggi GP Ansor, Cristalino David Ozora.

Akibat penganiayaan ini, David mengalami luka parah dalam dalam kondisi kritis di rumah sakit.

Sementara Mario bersama rekannya, Shane Lukas (19) telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Metro Jakarta Selatan.

Penganiayaan sadis ini pun direkam menggunakan kamera handphone dan beredar luas hingga menjadi viral di sosial media.

Tak sedikit warganet yang mengutuk perbuatan keji Mario, yang nampak masih terus menghajar David meski sudah terkapar tak berdaya dalam video tersebut.

Menanggapi video penganiayaan yang beredar ini, Pengamat Sosial Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, mengatakan, pada era digital saat ini, terjadi ketumpulan empati di dalam masyarakat.

Kemudian, video yang berbau kekerasan akan lebih mendapat perhatian berupa likes dan komentar dari warganet ketika diunggah di sosial media, berdasarkan dari hasil penelitian.

Baca juga: Bukan AG, Ini Sosok Wanita yang Ngadu ke Mario Soal Perlakuan Tidak Menyenangkan David

“Karena penelitian menunjukan video kekerasan itu lebih banyak mendapat like,” ujar Devie dalam rilis videonya, Minggu (26/2/2023).

Lebih lanjut, Devie mengatakan para pelaku kekerasan ini sengaja mendokumentasikan aksinya, untuk mendapatkan ketenaran dan pengakuan bahwa ia adalah orang yang hebat serta kuat.

“Kedua memang banyak orang yang menjadikan aksi kekerasan itu sebagai cara untuk mendapatkan ketenaran, lalu mendapatkan pengakuan bahwa dia adalah orang yang hebat, orang yang kuat,” ungkapnya.

Selanjutnya, Devie mengatakan efek yang didapat dari orang yang mendapat kekerasan tersebut, dirinya akan terlihat sebagai sosok yang lemah dan tak berdaya.

“Ditambah juga dengan menaruh video orang lain yang sudah dihajar atau disakiti itu memang sengaja dilakukan agar orang tersebut terlihat lemah selamanya, sehingga itu cara untuk mempermalukan orang yang sudah disakiti, dipukuli,” bebernya.

“Semakin menderita karena video mereka dipukuli, akan membuat mereka terlihat lemah dan dikenal sebagai orang yang tidak berdaya,” pungkasnya.

Minta Direkam

Sebelumnya diberitakan, Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Ade Ary Syam menceritakan peran Shane Lukas di kasus penganiayaan putra petinggi GP Ansor ini.

Peran Shane dalam kasus penganiyaan itu karena ia memprovokasi Mario untuk menganiaya David.

Awalnya Mario menceritakan soal perlakuan tidak pantas D terhadap sang pacar, A (15), kepada Shane.

Potongan gambar penganiayaan Mario Dandy Satriyo kepada David, di Pesanggrahan, Rabu (22/2/2023).
Potongan gambar penganiayaan Mario Dandy Satriyo kepada David, di Pesanggrahan, Rabu (22/2/2023). (Istimewa)

Shane yang kaget dengan cerita tersebut lantas memanas-manasi Mario untuk memberikan 'pelajaran' kepada D.

"MDS (Mario) menghubungi Shane untuk menceritakan soal perlakuan tidak pantas yang dilakukan korban kepada A.

Namun, saat menceritakan hal tersebut, Mario justru emosi," kata Ade.

"Merespons cerita Mario, Shane kemudian menjawab, 'Gua kalau jadi lu, pukulin saja. Itu parah Den'," sambung Ade.

"Percikan api" Shane disambar oleh Mario. Keduanya kemudian bersepakat menemui korban.

Mereka kemudian menuju ke Kompleks Grand Permata, Pesanggrahan.

Berangkat dengan amarah dan niat menghabisi David, Mario minta aksinya direkam.

Sesampainya di lokasi, Shane kemudian bertanya kepada Mario, "Den, nanti gue ngapain?" kata Shane.

"Entar lu videoin saja," timpal Mario.

Kemudian, Shane bertanya, "Ya sudah, mana HP lu?"

"Nih HP gua," jawab Mario.

Terkuak detik-detik sebelum Mario Dandy Satriyo (20) menganiaya anak pengurus GP Ansor, David (17) secara brutal. (Tangkapan layar Twitter)
menemui korban di depan rumah teman D yang berinisial R, Mario kemudian memaksa korban untuk push up sebanyak 50 kali.

Namun, karena korban tidak bisa menyanggupi itu, Mario lantas meminta D untuk melakukan 'sikap tobat'.

Mario bahkan meminta Shane mencontohkan sikap tersebut.

Namun, D lagi-lagi tidak bisa melakukannya. Mario akhirnya naik darah.

Mario menendang dan memukul area vital korban.

"Telah terjadi kekerasan terhadap D dengan cara menendang kepala beberapa kali. Kemudian, (Mario) menginjak kepala beberapa kali dan juga menendang perut, kemudian memukul kepala ketika korban berada pada posisi push up," ujar Ade Ary.

Shane yang telah ditetapkan tersangka dijerat Pasal 76c juncto Pasal 80 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak subsider Pasal 351 KUHP.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Baru Kasus Penganiayaan Anak Pengurus GP Ansor, Ucapan Shane Lukas Memercik Api Amarah Mario"

 

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved