2 Anak Diancam Dibunuh Debt Collector Bersamaan Viralnya Video Kemarahan Irjen Fadil Imran

Amarah Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran tidak lantas membuat warga aman dari kekerasan dan teror yang dilakukan para debt collector.

Penulis: Bima Putra | Editor: Satrio Sarwo Trengginas
Istimewa
SSN (15) saat memberi keterangan kepada Tim Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Timur atas kasus ancaman pembunuhan dialami, Kramat Jati, Selasa (28/2/2023) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Amarah Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran tidak lantas membuat warga aman dari kekerasan dan teror yang dilakukan para debt collector atau penagih utang.

Ketika Selasa (21/2/2023) video di akun Instagram @kapoldametrojaya yang menyatakan darah Fadil mendidih melihat ulah debt collector membentak anggotanya mencuat.

Pada hari yang sama di wilayah hukum Polda Metro Jaya dua anak warga Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur mendapat ancaman pembunuhan dari dua debt collector

Korban yakni siswa kelas 3 SMP berinisial GAN (15) yang kepalanya diancam ditembak, dan kerabatnya siswi kelas 2 SMP berinisial SSN (15) ditodong pisau lalu diancam dibunuh debt collector.

Mereka mendapat ancaman pembunuhan dari dua debt collector koperasi bank keliling hanya karena masalah angsuran utang ibu GAN yang tersisa sekitar Rp 500 ribu belum dibayarkan.

Baca juga: Jangan Damai, IPW Minta Polisi Proses Hukum Debt Collector yang Ancam Bunuh Anak Nasabah di Jaktim

Ayah GAN, KO (55) mengatakan kejadian bermula pada Selasa (21/2) pagi ketika dua debt collector bank keliling datang ke rumah korban untuk menagih cicilan utang sesuai tenggat waktu.

KO awalnya sempat bingung lantaran tidak mengetahui bahwa sang istri sudah berutang kepada bank keliling sebanyak Rp1,2 juta, dan kini cicilan angsurannya tersisa sekitar Rp 500 ribu.

"Per minggunya setiap hari Selasa itu bayar Rp 195 ribu. Saya bilang maaf dek, duit segitu saya enggak punya. Adanya Rp 100 ribu," kata KO di Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (2/3/2023).

Baca juga: Kasus Debt Collector Ancam Tembak Anak Nasabah di Kramat Jati Berakhir Damai

Sempat terjadi negosiasi alot antara KO dan kedua debt collector karena jumlah uang yang diberikan tidak sesuai perjanjian, sementara istri KO saat itu sedang di kampung halaman.

Setelah proses negosiasi dan KO menyatakan bahwa dia akan melunasi cicilan utang barulah kedua debt collector tersebut bersedia pergi tanpa melakukan kekerasan.

Namun pada sore hari yang sama ketika KO sedang bekerja sebagai kuli bangunan, kedua debt collector kembali datang menagih angsuran utang ke rumah seusai nominal perjanjian.

Kala itu di rumah hanya terdapat GAN dan SSN yang tidak mengetahui sama sekali masalah piutang, sehingga ketakutan menghadapi dua debt collector bank keliling tersebut.

"Jam 17.00 WIB datang ke sini. Saya pulang kerja anak saya cerita handphonenya diminta sama orang bank. Katanya kalau enggak dibayar mau ditembak kepala anak," ujar KO.

KO menuturkan saat mengancam akan menembak kepala GAN pelaku memang tidak membawa senjata api, namun ketakutan GAN membuat korban hanya bisa diam ketakutan.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved