Sisi Lain Metropolitan
Setelah Ada yang Naik Bajaj, Kini Warga Ancol Kendarai Motor Gerobak untuk Mudik ke Pemalang
Para calon pemudik ini memberi ruang untuk mereka bisa duduk nyaman selama perjalanan ke Pemalang menggunakan motor gerobak ini.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, PADEMANGAN - Warga yang tinggal di permukiman Kampung Muka, RW 04 Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, selalu punya cara untuk menghemat biaya mudik.
Setelah sebelumnya sejumlah warga sudah berangkat mudik ke Pemalang, Jawa Tengah menggunakan bajaj, kali ini ada beberapa lagi yang berangkat dengan menggunakan sepeda motor roda tiga atau dikenal motor gerobak.
Selasa (18/4/2023) malam, lima warga yang bermukim di Kampung Muka Ancol tampak sibuk mengemasi barang-barang mereka.
Tas berisi pakaian, kardus berisi barang oleh-oleh, serta tas lainnya berisi keperluan mandi dikumpulkan oleh kelima orang itu di salah satu warung makan di lokasi.
Mereka berbincang-bincang sejenak sebelum akhirnya memindahkan tas masing-masing ke dalam satu unit motor gerobak merek Viar yang sudah diberi tambahan pelindung atap.
Barang-barang bawaan itu dirapikan di bak beratap yang berada di belakang motor gerobak.
Baca juga: Terjadi Lagi, Pemudik Ini Panik Kirain Istrinya Jatuh dari Motor Ternyata Ketinggalan: Ya Allah Pak!
Para calon pemudik ini memberi ruang untuk mereka bisa duduk nyaman selama perjalanan ke Pemalang menggunakan motor gerobak ini.
Pemilik motor gerobak sekaligus calon pemudik dari Kampung Muka Ancol, Wagino (52) mengatakan, keberangkatan malam ini menjadi kedua kalinya ia mudik menggunakan transportasi roda tiga tersebut.
Lagi-lagi, alasan soal biaya transportasi umum yang semakin mahal membuat Wagino memilih mudik menggunakan motor gerobak.
"Ini mudik pakai gerobak motor, soalnya kalau pakai mobil (travel atau bus) tahu sendiri, minimal habis Rp 300 ribu, itu baru satu orang," kata Wagino di lokasi, Selasa malam.
Baca juga: Tulisan Jenaka Barang Bawaan Pemudik: Gagal Boncekke Calon Mantu karena Diserobot Pajero Rental
Biaya yang dikeluarkan untuk mudik menggunakan motor gerobak terbilang murah jika diakali.
Perjalanan menuju Pemalang diperkirakan bisa menghabiskan 20 liter bensin.
Untuk itu, Wagino mengajak empat tetangganya untuk ikut pulang ke kampung halaman yang sama.
"Kalau kayak gini bensin 20 liter bisa patungan. Ini gerobak motor muatnya sih enam orang, cuman ini bawa empat, lima sama sopir," ucap Wagino.
Di tahun keduanya mudik menggunakan gerobak motor, Wagino mempersiapkan barang bawaan seperti pakaian, oleh-oleh, hingga makanan untuk dikonsumsi selama perjalanan.
Diperkirakan perjalanan malam ini akan menghabiskan waktu 9 jam dari Ancol ke Pemalang melalui jalur pantai utara sejauh lebih kurang 300 kilometer.

Perjalanan jauh dengan moda transportasi yang terbilang lain daripada yang lain ini akan dijalani Wagino dan kelima tetangganya dengan santai.
Jika kelelahan, mereka sepakat untuk berhenti sejenak di pinggir jalan sebelum mulai melaju kembali.
"Kendalanya capek, ya gantian kalo yang lain bisa bawa, kalo nggak bisa ya istirahat dulu," ucap Wagino.
Baca juga: Megawati Tak Gelar Open House saat Lebaran, Hasto: Hanya Silaturahmi dengan Ketum Parpol dan Jokowi
Pilihan mudik menggunakan motor gerobak ini kemungkinan besar akan terus dilakukannya pada Lebaran tahun-tahun berikutnya.
Selama harga tiket angkutan umum masih terasa berat, gerobak motor adalah solusi mudik murah yang diamini Wagino dan tetangganya.
Dua Pasutri Ancol Mudik Naik Bajaj ke Pemalang
Sebelum Wagino, pada Minggu (16/4/2023) ada empat orang warga Kampung Muka Ancol yang juga mudik ke Pemalang menggunakan transportasi roda tiga bajaj.
Mereka yang sudah mudik duluan menggunakan bajaj ialah Nur Kholik (33) dan istrinya Sri Winarni (32), begitu juga rekan Nur Kholik sesama sopir bajaj yaitu Slamet Sidik (45) dan sang istri Watri (38).
Pada Sabtu (15/4/2023) malam lalu, sebelum berangkat kedua pasangan suami istri tersebut merapikan barang-barang bawaan, mulai dari pakaian dan oleh-oleh untuk dibawa ke kampung.
Jika semua sudah siap, barang-barang bawaan dimasukkan ke sela-sela di kursi belakang bajaj.
Baca juga: Ramp Check Digelar di Terminal Lebak Bulus, 10 Bus Mudik Lebaran Ketahuan Tidak Layak Jalan
Kemudian, empat orang ini akan mengambil posisi di dalam bajaj yang akan membawa mereka ke kampung.
Tugas pertama mengemudi diemban Nur Kholik.
Itu artinya, beberapa jam perjalanan Nur Kholik akan duduk di kursi kemudi, sementara kursi belakang yang muat tiga orang akan diduduki Sidik, Watri, dan Sri Winarni.
Kedua pasangan suami istri ini akan menempuh perjalanan darat 9 jam melewati jalur pantai utara untuk sampai di kampung halaman mereka di Desa Wanarata, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
"Perjalanan sekitar 9 jam, kami berempat dari Ancol akan lewat Kalimalang, tembus ke Bekasi, lewat Indramayu, sampai ke Pemalang. Pokoknya jalur pantura," ucap Nur Kholik saat ditemui TribunJakarta.com, Sabtu malam.

Perjalanan mudik menggunakan moda transportasi bajaj sudah dijalani Nur Kholik dan Sidik selama bertahun-tahun.
Mereka memilih cara ini untuk mengirit biaya perjalanan pulang kampung.
"Kalau naik bus bisa habis banyak, Rp 170 ribu sampai Rp 200 ribu sekali jalan untuk satu orang. Belum pulang pergi itu," kata Nur Kholik.
"Iya, jadi kami memilih naik bajaj untuk menghemat biaya," sahut Sidik menambahkan.
Di sisi lain, biaya mudik menggunakan bajaj hanya di kisaran Rp 250 ribu sekali jalan.
Uang itu dipergunakan untuk membeli 10 liter Pertalite yang dibutuhkan dalam sekali perjalanan.
Baca juga: Cegah Kebakaran saat Rumah Ditinggal Mudik Lebaran, Simak Tips dan Triknya dari Damkar DKI
Sidik menambahkan, selain untuk menghemat biaya, mudik menggunakan bajaj terkesan lebih santai.
Moda transportasi roda tiga yang dilengkapi atap di atasnya itu juga cukup nyaman menghalau hujan dan panas yang menerpa.
Belum lagi dari segi fleksibilitas. Menurut Sidik, mudik menggunakan bajaj lebih fleksibel karena bebas berhenti sewaktu-waktu untuk beristirahat.
"Kemudian alasan terakhir itu mudik naik bajaj bisa dipakai jalan-jalan di kampung, jadi enak lah mudik pakai bajaj," tutupnya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Hidup Melarat, Warga Kampung Tongkol Ancol Kecewa Tahu Tunjangan DPR Makin Melimpah: Sangat Tak Adil |
![]() |
---|
Kisah Sukirwan dan Perahu Eretan yang Bertahan di Tengah Gemerlap Jakarta |
![]() |
---|
Kisah Haru Anak Kuli Bangunan di Bandung: Ngampus Bawa Rp11 Ribu, Usai Lulus Umrahkan Ibu Tercinta |
![]() |
---|
Kisah Ajaib, 2 Anak Sopir Taksi Tembus Fakultas Kedokteran, Perjuangan Hidupnya Bikin Merinding |
![]() |
---|
Rahasia Bikin Celana Jeans Kece, Bos Nyoel Jeans Bagikan Tips Cuci Denim Agar Tetap Keren DipakaiĀ |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.