Kasat Narkoba Tewas Tertabrak Kereta

Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur Sempat Keluhkan Sakit Empedu Tidak Tertahankan

Buddy memiliki riwayat penyakit terkait empedu dan belum lama menjalani operasi.

|
Penulis: Bima Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Bima Putra/TribunJakarta.com
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo saat mendatangi lokasi Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur AKBP Buddy Alfrits Towoliu ditemukan tewas, Pulogadung, Jakarta Timur, Sabtu (29/4/2023). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, PULOGADUNG - Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur AKBP Buddy Alfrits Towoliu (56) yang diduga melakukan bunuh diri di perlintasan Kecamatan Pulogadung memiliki riwayat penyakit.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo mengatakan berdasar hasil penyelidikan Buddy memiliki riwayat penyakit terkait empedu dan belum lama menjalani operasi.

"Dua minggu atau seminggu lalu menjalani operasi karena tidak tahan lagi. Tentu ini bagian daripada penyelidikan," kata Trunoyudo di Pulogadung, Jakarta Timur, Sabtu (29/4/2023).

Namun belum dapat dipastikan riwayat penyakit diidap korban merupakan sebab Buddy memilih mengakhiri hidupnya sendiri atau tidak, karena masih  penyelidikan masih berjalan.

Berdasar penyelidikan sementara hanya diketahui semasa menjabat Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur, Buddy sudah menyampaikan riwayat penyakit diidap kepada Kapolres.

"Izinnya (menjalani pengobatan) dua minggu lalu, dan kemudian baru menjalani operasi di Rumah Sakit Pondok Indah. Jadi beliau ini baru serah terima (jabatan)," ujar Trunoyudo.

Merujuk keterangan Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Leonardus Harapantua Simarmata, Buddy sebelumnya menyampaikan bahwa rasa sakit penyakit diidapnya sudah tidak tertahankan.

Baca juga: AKBP Buddy Alfrits Towoliu Pernah Ungkap Kasus Tata Chubby, PSK yang Dibunuh Karena Bau Badan

Rasa sakit penyakit empedu diderita membuat semasa hidup Buddy belum dapat secara efektif bertugas memimpin Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Timur.

"Ada percakapan dengan pak Kapolres bahwasanya sakitnya sudah tidak tertahankan dan tidak bisa berbuat apa-apa. Maka dua minggu lalu begitu baru masuk langsung izin operasi," tuturnya.

Trunoyudo menuturkan rekam medis terkait penyakit diderita Buddy akan menjadi bahan penyelidikan jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur dan Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Namun terkait apakah semasa hidup korban meminta-minta pendampingan psikologis dari Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri, Trunoyudo belum dapat memastikan.

"Kita fokus pada kejadian ini," lanjut Trunoyudo.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved