Cerita Mencekam WNI Penyintas Perang Sudan Hingga Alami Stres Berat, 300 Meter dari Pusat Konflik
WNI penyintas perang Sudan masih diliputi ketakutan meski sudah dievakuasi pemerintah kembali ke tanah air dalam keadaan selamat.
Penulis: Bima Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, MAKASAR - Warga negara Indonesia (WNI) penyintas perang Sudan masih diliputi ketakutan meski sudah dievakuasi pemerintah kembali ke tanah air dalam keadaan selamat.
Berdasar hasil pemeriksaan psikologis WNI yang sudah tiba di Asrama Haji Jakarta, Jakarta Timur terdapat sejumlah penyintas yang masih dirundung stres berat atas pengalaman dialami.
Para mahasiswa yang menempuh pendidikan perguruan tinggi di Sudan di antaranya, mereka dirundung ketakutan karena mengalami langsung kondisi mencekam perang Sudan.
Pengalaman mencekam inilah yang diceritakan kepada tim psikososial Kementerian Sosial dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) di posko Asrama Haji Jakarta.
Anggota Tim Layanan Psikososial Dukungan Sosial Kementerian Sosial, Ramses mengatakan pihaknya bekerja sama dengan MDMC untuk memberikan layanan pendampingan psikologis.
"Kita temukan ada penyintas yang mengalami syok, stres berat kita rujuk ke psikolog. Kebetulan MDMC menyiapkan beberapa psikolog," kata Ramses di Asrama Haji Jakarta, Selasa (2/5/2023).
Sebanyak 5 psikolog dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dikerahkan dalam pendampingan psikologis kepada para WNI penyintas perang Sudan di Asrama Haji Jakarta.
Pendampingan psikologis ini diberikan di posko MDMC Asrama Haji Jakarta, bahkan disediakan satu ruang khusus agar para WNI penyintas perang Sudan merasa lebih nyaman untuk sesi terapi.
"Kurang lebih ada lima orang mahasiswa yang kami lakukan rujukan psikolog. Kecemasan mereka pertama kelanjutan studi. Tempat terjadinya konflik itu 300 meter dari mess mereka," ujarnya.
Baca juga: Sebanyak 613 WNI Penyintas Perang Sudan Dipulangkan dari Asrama Haji ke Daerah Asal
Ramses menuturkan saat sesi terapi para mahasiswa WNI penyintas perang Sudan diliputi ketakutan karena setiap harinya melihat langsung perang Sudan dari tempat tinggal mereka.
Tidak sekedar mendengar desing peluru yang ditembakan, para penyintas melihat langsung peluru nyasar hingga merasakan krisis air bersih akibat rusaknya jaringan pipa air terdampak tembakan.
"Ada peluru nyasar, kemudian 0eluru yang melubangi jaringan PAM sehingga air tidak sampai ke atas (unit mess). Ini yang membuat mereka cemas, takut, dan lain sebagainya," tuturnya.
Para mahasiswa penyintas perang Sudan pun kesulitan untuk keluar mess mencari bantuan dan logistik karena desing peluru terus ditembakan, sehingga mereka terpaksa terjebak.
Ramses mengatakan pendampingan psikologis terhadap para WNI penyintas perang Sudan tidak hanya dilakukan selama di Asrama Haji Jakarta, tapi hingga mereka dipulangkan ke daerah asal.
| Baznas RI Bakal Kirim Bantuan Medis dan Pangan untuk Sudan Senilai Rp2 Miliar |
|
|---|
| Pemain Berdarah Sudan Gabung Persija, Amunisi Baru di Tim yang Bertekad Gemilang di Timnas Indonesia |
|
|---|
| Demi Keluar Zona Perang Sudan, 5 WNI Kru Pesawat Kargo Rela Bayar Rp 7 Juta Lebih ke Sopir Taksi |
|
|---|
| Cerita 5 WNI Kru Pesawat Kargo Bisa Selamat Usai Terjebak 2 Pekan di Zona Perang Sudan |
|
|---|
| Sebanyak 613 WNI Penyintas Perang Sudan Dipulangkan dari Asrama Haji ke Daerah Asal |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.