Jadwal Libur Idul Adha 1444 Hijriah, Pemerintah Resmi Umumkan Jadi 3 Hari

Inilah jadwal lengkap tentang libur Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah. Pemerintah resmi umumkan menjadi 3 hari.

TribunJakarta/Pebby Ade Liana
Ilustrasi hewan kurban - Hewan kurban pemberian Presiden RI Joko Widodo dan Wapres Ma'ruf Amin di Masjid Istiqlal Jakarta saat Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah atau 2022. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Inilah jadwal lengkap tentang libur Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah.

Umat Islam sebentar lagi akan merayakan Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah.

Tahun ini, Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah jatuh pada 29 Juni 2023.

Terkait hal tersebut, Pemerintah kini telah resmi mengumumkan jadwal libur untuk Hari Raya Idul Adha 2023.

Ketetapan ini tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri Nomor 624/2023, Nomor 2/2023, dan Nomor 2/2023 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023 yang diteken oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas.

Baca juga: Jelang Lebaran Idul Adha 2023, Ini Waktu Terbaik Menyembelih Hewan Kurban serta 4 Keutamaannya

Berdasarkan ketetapan tersebut, diputuskan bahwa libur Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah atau 2023 menjadi 3 hari.

Satu hari merupakan libur nasional, dan dua hari lainnya merupakan libur cuti bersama.

“Iya (betul)," kata Menpan RB Azwar Anas saat dikonfirmasi soal isi SKB 3 Menteri tersebut dikutip dari Kompas.com, Selasa (20/3/2023).

Berikut jadwal libur Idul Adha 1444 Hijriah yang telah ditetapkan oleh pemerintah :

  • 28 Juni 2023, cuti bersama Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah
  • 29 Juni 2023, libur nasional Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah
  • 30 Juni 2023, cuti bersama Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah

7 Amalan jelang Idul Adha

Sementara itu, menjelang Idul Adha ketahui 7 amalan sunah yang dapat dilakukan pada bulan Dzulhijjah ini.

Menurut penanggalan kalender hijriah, tanggal 20 Juni 2023 umat Islam sudah memasuki bulan Dzulhijjah.

Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan dalam Islam yang memiliki keistimewaan.

Di antara keistimewaan bulan Dzulhijjah terletak di 10 hari pertama.

Diriwayatkan dalam hadits Imam at Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ ».

Artinya: "Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai Allah SWT melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah)." Para sahabat bertanya: "Tidak pula jihad di jalan Allah SWT?" Rasulullah SAW menjawab, "Tidak pula jihad di jalan Allah SWT, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun."

Dalam Al-Quran karim Allah berfirman dalam surat Al-Fajr ayat (2):

وَلَيَالٍ عَشْرٍ

Artinya: "Dan demi malam-malam yang sepuluh."

Lantas apa saja amalan-amalan yang dapat dilakukan pada bulan Dzulhijjah 1444 H?

Berikut sederet amalan sunah di bulan Dzulhijjah, dikutip TribunJakarta.com dari Kemenag Bandung :

1. Berpuasa

Ada sejumlah ulama yang berpendapat puasa sunah dimulai dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah.

Sebagaimana Imam An Nawawi mengatakan dalam Kitab Al Majmu' jilid 6, "Dan di antara puasa sunnah juga adalah puasa sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah."

Yaitu melaksanakan puasa pada tanggal 1-7 bulan Dzulhijjah.

Sebagaimana hadist riwayat Imam Bukhari dari Sayyidina Abdullah ibn'Abbas, Rasulullah SAW bersabda:

"Tidaklah ada hari-hari yang amal saleh di dalamnya lebih Allah cintai dari hari-hari ini (maksudnya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah)."

Amalan puasa yang didapat dilakukan di antaranya Puasa Arafah.

Puasa Arafah menjadi salah satu ibadah yang sebaiknya dilakukan tiap muslim di bulan Dzulhijjah.

Ibadah puasa sebelum Idul Adha 10 Dzulhijjah yaitu pada 9 Dzulhijjah

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

"Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR Muslim).

Selain puasa Arafah, muslim juga bisa melakukan ibadah sejenis lainnya misal puasa Senin-Kamis.

Dalam kitab Al-Majmu' Syarh al-Muhadzdzab Imam An-Nawawi juga kemudian memberikan dalil shahih mengenai syariat puasa tersebut.

Yakni hadits yang diriwayatkan Imam Abu Daud dari Hunaidah ibn Khalid dan istri-istri Nabi SAW berikut:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari Asyura (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, awal bulan di hari Senin dan Kamis." (HR Abu Daud).

 

2. Memperbanyak takbir dan dzikir

Umat muslim bisa memperbanyak takbir dan dzikir di bulan Dzulhijjah.

Seperti memanfaatkan momen sebelum sholat Idul Adha.

Takbir dan dzikir bisa dilakukan juga dalam kegiatan sehari-hari

وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِى أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ أَيَّامُ الْعَشْرِ ، وَالأَيَّامُ الْمَعْدُودَاتُ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ . وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ وَأَبُو هُرَيْرَةَ يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِى أَيَّامِ الْعَشْرِ يُكَبِّرَانِ ، وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيرِهِمَا . وَكَبَّرَ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِىٍّ خَلْفَ النَّافِلَةِ .

Ibnu Abbas berkata, "Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10 hari pertama Dzulhijah dan juga pada hari-hari tasyriq." Ibnu 'Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin 'Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah. (HR Bukhari).

Pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah dapat mengamalkannya dengan memperbanyak dzikir kepada Allah SWT.

Rasulullah Saw secara tegas memerintahkan kita memperbanyak dzikir tahlil, takbir, tasbih dan tahmid.

3. Menunaikan Haji dan Umroh

Menunaikan ibadah haji dan umroh menjadi amalan yang dilakukan di bulan Dzulhijjah, terutama bagi umat Islam yang mampu.

Haji hukumnya wajib dan dilaksanakan sekali seumur hidup bagi yang mampu.

Keutamaan haji tercantum dalam hadits yang dijelaskan Nabi Muhammad SAW:

سُئِلَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - أَىُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ « إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ » . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ « جِهَادٌ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ « حَجٌّ مَبْرُورٌ

Rasulullah SAW ditanya, "Amalan apa yang paling afdhol?" Beliau menjawab, "Beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya." Ada yang bertanya lagi, "Kemudian apa lagi?" Beliau menjawab, "Jihad di jalan Allah SWT." Ada yang bertanya kembali, "Kemudian apa lagi?" "Haji mabrur," jawab Rasulullah SAW. (HR Bukhari).

Sementara hukum melaksanakan ibadah umroh dijelaskan bisa menghapus kefakiran dan dosa.

تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

"Ikutkanlah umroh kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga." (HR An Nasai).

4. Melaksanakan Kurban

Ibadah kurban sebaiknya dilakukan tiap muslim yang mampu di bulan Dzulhijjah saat perayaan Idul Adha.

Dalam hadist dijelaskan, kurban adalah salah satu amalan yang dicintai Allah SWT

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا »

Dinarasikan Aisyah, Rasulullah SAW mengatakan, "Tidaklah pada hari nahr manusia beramal suatu amalan yang lebih dicintai Allah SWT daripada mengalirkan darah dari hewan kurban. Ia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku, rambut hewan kurban tersebut. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridho) Allah SWT sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berkurban." (HR Tirmidzi).

5. Bertaubat

Memohon ampunan dari Allah SWT dapat menjadi amalan yang baik di bulan Dzulhijjah.

Sebagai tempatnya salah, manusia tidak bisa lepas dari dosa dalam tiap kesempatan.

Allah SWT telah membuka kesempatan taubat bagi tiap hambaNya yang berharap pengampunan.

قَالَ اللَّهُ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِى وَرَجَوْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً

Artinya: "Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau menyeru dan mengharap padaKu, maka pasti Aku ampuni dosa-dosamu tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya dosamu membumbung tinggi hingga ke langit, tentu akan Aku ampuni, tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya seandainya engkau mendatangiKu dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun padaKu, tentu Aku akan mendatangiMu dengan ampunan sepenuh bumi pula." (HR Tirmidzi).

6. Meningkatkan Amalan Saleh

Setiap muslim sebaiknya meningkatkan amalan saleh lainnya di bulan Dzulhijjah.

Amalan yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan salat sunah, sedekah, membaca Al-Qur'an, dan menjalin tali silaturahmi.

Ketika mengerjakan amal saleh jangan lupa selalu berdoa supaya Allah selalu memberi kesehatan, keselamatan, dan perlindungan.

7. Sholat Idul Adha

Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah bisa dijadikan sebagai momentum untuk semakin memperkuat semangat dan melaksanakan sholat dengan cara terbaik.

Ada satu jenis sholat khusus yakni pada Hari Raya Idul Adha.

Dalam Al-Quran surat Al Kautsar, kita diperintahkan di hari itu untuk melaksanakan sholat Idul Adha.

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved