Lagi, Damkar Evakuasi Dramatis Pria Obesitas Berbobot 200 Kilogram: Kali Ini dari Lantai Dua Ruko
Butuh waktu satu jam dan membobol pegangan tangga agar petugas damkar bisa mengeluarkan pria obesitas itu dari lantai 2 ruko menggunakan tandu.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Acos Abdul Qodir
Tim dokter menyebut Fajri meninggal karena komplikasi akibat telat mendapat perawatan dari tim medis.

Dokter Sidharta Kusuma Manggala yang merupakan dokter spesialisasi anastesi RSCM menjelaskan, sejak dibawa ke RSCM pada Jumat (9/6/2023), kondisi kesehatan Fajri memang sudah cukup parah.
"Jadi memang sebulan ini, memang pasien MF memang sudah mulai tidak bisa tidur telentang, artinya memang sudah mulai ada masalah medis yang cukup serius terkait dengan kardio respirasi atau masalah paru-paru dan masalah jantungnya," kata Sidharta di RSCM, Kamis (22/6/2023).
Untuk itu, berkaca dari kasus Fajri, tim dokter RSCM meminta masyarakat untuk lebih peduli jika menemukan adanya yang mengidap obesitas.
Baca juga: Amarah Diejek Teman, Terkuak Alasan Lain Dibalik Siswa SMP Temanggung Racik Bahan Demi Bakar Sekolah
Plt Direktur Pelayanan Operasional RSCM, dokter Renan Sukmawan mengatakan, penanganan sejak dini terhadap obesitas jauh lebih maksimal dibanding ketika sudah ekstrem seperti yang dialami Fajri.
"Masyarakat ada yang kira-kira atau mengenal kalau yang seperti ini kasusnya agar lebih dini lagi disampaikan ke kami," ujar Renan.
Untuk mengatasi obesitas, Renan menyebut ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan tim dokter, termasuk sampai melakukan operasi.
"Tentu harus dilakukan dalam kondisi stabil. bukan kondisi yang tidak stabil yang mungkin akan memperbaiki prognosis ke depannya," kata dia.
Renan menegaskan RSCM siap untuk menangani kasus-kasus obesitas seperti yang dialami Fajri.
Baca juga: Jalan Raya Bogor Rusak Lagi Diterjang Banjir Luapan Kali Baru
Sebelum Fajri, beberapa tahun silam RSCM pernah menangani Arya Permana asal Karawang, Jawa Barat yang juga mengidap obesitas ekstrem.
Saat ini, berat badan Arya Permana pun telah kembali normal setelah dilakukan operasi kendati masih menyisakan daging yang bergelambir.
"Karena namanya obesitas itu memudahkan dia nanti diabetes karena sudah naik gulanya kemudian juga yg lain-lain," tuturnya.
Ia memastikan, kasus obesitas bisa dicover oleh BPJS Kesehatan.
"Silakan dirujuk kemari, bisa pakai BPJS penanganannya dengan JKN.
Jadi, kami sebagai rumah sakit pemerintah siap lebih dini, maka hasilnya Insya Allah akan lebih baik dan lebih banyak opsi yang kita lakukan sebelum komplikasi-komplikasi seperti ini terjadi," ucap Renan.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Dua Wilayah di Jakarta Jadi Percontohan Kampung Sehat Siaga Diabetes dan Obesitas |
![]() |
---|
Jakarta Siapkan Proyek 23.000 Rumah, Gubernur Pramono Targetkan Serap 100 Ribu Pekerja |
![]() |
---|
Memperingati Hari Pelanggan Nasional, PLN Jaga Kolaborasi Andal di Stasiun Gambir |
![]() |
---|
Tingkatkan Kesadaran Masyarakat, FAKTA Indonesia Deklarasi Kampung Siaga Diabetes dan Obesitas |
![]() |
---|
Pramono Jelaskan Alasan Ribuan Pelamar Damkar Langsung Tersingkir di Awal, Cuma 17 Persen yang Lolos |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.